4 Cara Mengasah Motivasi dan Keterlibatan Siswa

Jumat, 29/04/2022 WIB   5632
Myy cuz

Bagaimana cara mengasah motivasi dan keterlibatan siswa di pembelajaran? Poin-poin apa saja yang mesti diperhatikan oleh guru? Mari simak artikel Andrew Martin mengenai hal tersebut yang telah kami terjemahkan

Pengaruh guru terhadap motivasi dan keterlibatan siswa memang benar adanya—banyak makalah penelitian yang dapat mengonfirmasi dan membuktikan hal ini.

Cara yang lebih informatif adalah dengan mencari tahu bagaimana guru memengaruhi motivasi dan keterlibatan siswa. Ini bisa memberikan arahan kepada para pendidik yang ingin memertahankan siswa yang bermotivasi tinggi dan sering terlibat serta lebih menyokong siswa yang kurang bermotivasi dan terlibat.

Ada 4 cara yang bisa dilakukan guru untuk mengasah motivasi dan keterlibatan siswa:

  • Memahami dan menentukan komponen utama dari motivasi dan keterlibatan siswa;
  • Menerapkan strategi pembelajaran yang bisa mempertajam motivasi dan keterlibatan siswa;
  • Membangun relasi yang baik antara guru dan siswa; dan
  • Ikut serta dalam mewujudkan pembelajaran profesional yang berkualitas yang fokus pada motivasi dan keterlibatan siswa.

*Baca juga: The Differentiated Classroom: Responding to the Needs of All Learners dan Leading and Managing A Differentiated Classroom

Memahami dan menentukan komponen utama dari motivasi dan keterlibatan siswa 

Motivasi dan keterlibatan bersifat multidimensi. Oleh karena itu, jika kita ingin memertahankan motivasi dan keterlibatan siswa serta ingin mengatasi kendala motivasi dan keterlibatan yang mungkin dihadapi siswa, kita harus memahami komponen-komponen utamanya.

Lebih dari 20 tahun yang lalu, saya (Andrew Martin) mengembangkan Roda Motivasi dan Keterlibatan sebagai sarana untuk membantu para pendidik memahami komponen positif dan negatif dari motivasi dan keterlibatan siswa.

Seperti yang bisa dilihat, Roda yang saya kembangkan ini memiliki 4 jenis komponen, masing-masing komponen terdiri dari aspek motivasi dan keterlibatan tertentu.

Motivasi positif

  • Keyakinan atau efikasi diri: siswa yakin dan percaya diri terhadap kemampuan mereka untuk memahami atau mengerjakan tugas sekolah dengan baik.
  • Valuing: seberapa besar siswa percaya bahwa apa yang mereka pelajari di sekolah berguna, bermanfaat, bermakna, dan penting untuk mereka.
  • Fokus pembelajaran: tertarik untuk belajar, mengembangkan keterampilan baru, menjadi lebih baik lagi, memahami hal-hal baru, dan mengerjakan sesuatu semaksimal mungkin atas dasar keinginan untuk berhasil bukan hanya karena ingin memperoleh imbalan atau nilai yang baik.

Keterlibatan positif

  • Perencanaan dan pemantauan: seberapa bisa siswa membuat rencana untuk mengerjakan tugas, PR, dan pelajaran, serta seberapa bisa siswa memantau progres mereka sendiri.
  • Pengelolaan tugas: seberapa bisa siswa memanfaatkan waktu belajar atau mengerjakan PR mereka, mengatur jadwal belajar atau mengerjakan PR, dan menentukan tempat yang ingin mereka gunakan untuk belajar atau mengerjakan PR.
  • Kegigihan: seberapa bisa siswa mengatasi atau memecahkan kendala yang mereka hadapi, termasuk kendala yang sulit dan menantang.

Motivasi negatif

  • Kecemasan: seberapa gugup atau khawatir siswa saat mereka memikirkan atau mengerjakan tugas sekolah atau ujian.
  • Menolak kegagalan: alasan utama siswa mengerjakan tugas adalah karena mereka tidak ingin memiliki prestasi buruk atau mengecewakan orang lain.
  • Keadaan yang tidak bisa ditebak: siswa tidak yakin apakah mereka bisa mengerjakan tugas atau ujian sekolah dengan baik atau tidak tahu bagaimana cara agar mereka tidak berprestasi buruk.

Keterlibatan negatif

  • Sabotase diri: siswa melakukan sesuatu yang dapat menghambat keberhasilan mereka di sekolah seperti suka menunda-nunda pekerjaan atau siswa tidak berusaha secara maksimal saat ada tugas atau penilaian.
  • Ketidakterlibatan siswa: siswa berniat untuk menyerah, berhenti bersekolah dan menolak mengerjakan tugas, serta ketidakmampuan siswa.

Tugas guru di sini adalah untuk mengidentifikasi jenis Roda manakah yang sesuai dengan siswanya dan kemudian meningkatkan faktor motivasi dan keterlibatan positif sembari berusaha mengurangi faktor negatifnya. Saya juga mencetuskan cara yang bisa digunakan untuk menilai performa siswa di tiap-tiap Roda (skala Motivasi dan Keterlibatan) dan membantu siswa meningkatkan perfoma mereka di tiap-tiap Roda (Program Pendorong Motivasi dan Keterlibatan Siswa).

Menerapkan strategi pembelajaran

Cara mengajar guru juga merupakan salah satu faktor yang memengaruhi motivasi dan keterlibatan siswa. Selama beberapa dekade, ada perdebatan antara pembelajaran eksplisit dan pembelajaran konstruktivisme (mengedepankan kegiatan mencipta atau membangun sesuatu dari hal-hal yang telah dipelajari), misalnya model pembelajaran penyingkapan atau penemuan. Saya telah mengusulkan penerapan Pembelajaran Pengurangan Beban (LRI/Load Reduction Instruction—pendekatan pembelajaran yang fokusnya mengurangi beban kognitif siswa di tahap awal pembelajaran) untuk menyeimbangkan 2 pendekatan di atas secara optimal. Dalam menyokong pembelajaran, LRI ini memiliki 5 prinsip:

  • Mengurangi tingkat kesulitan di tahap awal pembelajaran sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki siswa;
  • Memberikan dukungan pembelajaran dan scaffolding (pemberian dukungan belajar secara bertahap dan terstruktur sesuai dengan kemampuan siswa) selama pembelajaran;
  • Memberikan waktu yang cukup kepada siswa untuk mengerjakan latihan, percobaan, dan perbaikan secara terstruktur;
  • Memberikan umpan balik dan umpan maju yang bisa mendorong siswa menjadi lebih baik; dan
  • Mendorong siswa untuk melakukan latihan secara mandiri dan memberikan siswa kebebasan untuk mengambil keputusannya sendiri (dengan pengawasan) saat mereka sudah menguasai keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan.

Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, siswa diyakini lebih bisa mengikuti pelajaran, memahami apa yang diajarkan guru, dan kecil kemungkinan mereka tidak paham atau bingung—ini bisa memicu motivasi dan keterlibatan siswa. Penelitian menggunakan Skala Motivasi dan Keterlibatan membuktikan bahwa LRI semakin menunjukkan pentingnya motivasi dan keterlibatan siswa (Martin & Evans, 2018).

Membangun relasi yang baik antara guru dan siswa

Guru juga memengaruhi motivasi dan keterlibatan siswa melalui relasi yang mereka bangun dengan siswanya. Dengan menerapkan Skala Motivasi dan Keterlibatan, penelitian sekali lagi membuktikan bahwa relasi positif antara guru dan siswa bisa mencetak skor lebih tinggi di jenis motivasi dan keterlibatan positif dan skor lebih kecil di jenis negatifnya dalam Roda Motivasi dan Keterlibatan (Martin et al., 2009).

Saya juga telah mengembangkan Pembelajaran Penghubung sebagai sarana efektif bagi para guru untuk menanamkan relasi positif ke dalam praktik pembelajaran mereka sehari-hari. Ada 3 jenis relasi utama untuk mengembangkan Pembelajaran Penghubung:

  • Relasi Interpersonal — berasal dari afeksi dan dukungan emosional;
  • Relasi Substantif — berasal dari konten dan tugas yang melibatkan dan menghubungkan siswa; dan
  • Relasi Pedagogis — berasal dari komunikasi dan penjelasan guru tentang subjek atau mata pelajaran saat praktik pembelajaran.

Ikut serta dalam mewujudkan pembelajaran profesional yang berkualitas 

Pembelajaran profesional berguna untuk meningkatkan capaian siswa dalam bidang pendidikan, termasuk motivasi dan keterlibatan siswa. Sayangnya, kualitas pembelajaran profesional berbeda-beda. Ada segudang alasan untuk perbedaan ini, tetapi cukup 3 alasan yang perlu diperhatikan: sering kekurangan bukti yang cukup kuat yang mendasari pembelajaran profesional; terlalu umum, kurang konkret dan spesifik; dan biasanya hanya berlaku sekali saja serta tidak bisa relevan dalam waktu yang lama.

Dengan demikian, pembelajaran profesional yang berfokus pada Roda Motivasi dan Keterlibatan dinilai bermanfaat. Pertama, pembelajaran ini memiliki dasar teoritis dan bukti yang kuat. Kedua, pembelajaran ini secara khusus mengidentifikasi komponen utama dari motivasi dan keterlibatan siswa yang perlu dipenuhi guru. Ketiga, karena pembelajaran ini merupakan kerangka multidimensi, pembelajaran profesional secara berkelanjutan bisa diterapkan sehingga guru bisa mengendalikan setiap jenis Roda secara sistematis.

Kesimpulan

Motivasi dan keterlibatan bisa dipelajari dan diubah. Dengan penerapan 4 pendekatan efektif seperti yang sudah dijelaskan di atas, guru bisa menjadi lebih percaya diri dalam menyokong siswa yang bermotivasi tinggi, terlibat, dan adaptif – juga bisa lebih menyokong siswa yang berprestasi buruk.

(Sumber terjemahan: Teacher Magazine/Foto atau ilustrasi dipenuhi dari Google Image dan Teacher Magazine)

BEL (Bantuan Eksplorasi Laman)