Dalam zoom Advokasi dan Pendampingan Kebijakan PPDB kepada Dinas Pendidikan (Dispendik) pada Jumat (1/3/2024), Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Provinsi Jawa Timur mengajak dinas pendidikan kabupaten kota di Jawa Timur memahami ulang semangat dari Transisi PAUD ke SD Menyenangkan.
Program ini berfokus pada materi pembelajaran berbeda, yang mana anak-anak pada usia 0-8 tahun akan diajak belajar melalui kegiatan-kegiatan yang menyenangkan.
Saat ini, anak-anak diharuskan untuk bisa baca tulis hitung, selepas PAUD hingga TK. Karena, ketika mereka masuk SD, calistung menjadi syarat wajib masuk sekolah. Ini menjadi satu miskonsepsi yang perlu diubah.
“Untuk anak-anak usia dini, 0 sampai delapan tahun, dunia mereka masih bersenang-senang atau bermain. Maka, pelayanan pembelajaran untuk mereka harus dikemas dalam kegiatan-kegiatan yang menyenangkan,” terang Kepala BBPMP Provinsi Jawa Timur Sujarno saat membuka kegiatan tersebut.
Simak juga video berikut:
Sujarno melanjutkan, ketika metode pembelajaran diubah lebih menyenangkan, anak-anak akan merasa dirinya masih bermain tapi dengan mendapat pengetahuan, keterampilan, dan pembentukan sikap.
Sementara itu, selaras dengan Sujarno, Lead 1 PDM 09 Direktorat PAUD Alvi Achmad Maulidy menjelaskan, ada beberapa hal penting lainnya, yang perlu dibangun pada anak saat masuk SD, selain hanya fokus pada tes calistung. Seperti, pembelajaran mengenai emosi serta kemampuan literasi dan numerisasi.
“Membangun emosi ini dapat dilakukan dengan kegiatan MPLS, yang mana selain dikenalkan pada lingkungan sekolah, tapi sekolah juga bisa berkenalan dengan anak untuk merancang pembelajaran sesuai kebutuhan anak,” jelasnya.
Alvi melanjutkan, pada pembelajaran literasi dan numerisasi ini pun cukup luas cakupannya. Tak sekadar membaca atau berhitung.
“Literasi bukan sekadar baca tulis, tapi juga pemahaman mengenai kosa kata dan juga kemampuan dalam membangun gagasan. Sedangkan numerasi tidak hanya berhitung saja, tapi juga membedakan benda besar kecil, melakukan klasifikasi terhadap informasi,” ungkapnya.
Sementara itu, WP (Widyaprada) Ahli Muda Dwi Retno Kurniasari mengatakan, program Siap Sekolah untuk transisi PAUD ke SD ini bukan sekadar anak sudah bisa calistung.
Lebih dari itu, pada program Siap Sekolah, anak akan ditekankan lewat kemampuan pondasi menjadi pembelajar sepanjang hayat.
“Artinya, kesiapan sekolah itu dapat dimaknai sebagai capaian. Namun, perlu diingat bahwa kesiapan sekolah bukanlah upaya untuk mensertifikasi anak yang ‘sudah siap’ dan ‘belum siap’,” paparnya.
Menurut Dwi Retno, tujuan pembelajaran sesungguhnya adalah memastikan setiap anak mendapatkan haknya untuk memiliki kemampuan fondasi untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat di tingkatan kelas manapun.
“Maka, transisi PAUD ke SD adalah upaya untuk memastikan setiap anak mendapatkan haknya tersebut,” tutupnya. (Foto atau ilustrasi dipenuhi dari Dokumentasi Kegiatan BBPMP Provinsi Jawa Timur)




