Penerapan Low Stakes Writing di Beberapa Negara Maju

Kamis, 15/06/2023 WIB   1016
kjkhsh

Implementasi low stakes writing di sekolah dasar pada beberapa negara maju meski bervariasi, tetap memiliki beberapa kesamaan.

Secara umum, penerapan low stakes writing sangat berharga dan digiatkan untuk membantu para siswa mengembangkan keterampilan menulisnya tanpa merasa khawatir dinilai atau dihakimi oleh guru.

Strategi itu memotivasi para siswa menjadi penulis yang lebih percaya diri, mampu mengembangkan suara mereka sendiri, dan meningkatkan tata bahasa serta mekanika kepenulisan mereka.

Di beberapa negara maju, hal itu dilakukan melalui beberapa kegiatan.

Yang pertama melalui penulisan jurnal.

Di kegiatan itu, para guru membiasakan para siswa membuat jurnal yang berisi tentang pemikiran dan pengalaman mereka.

Hal tersebut menjadi cara untuk melatih para siswa menulis secara teratur dan mengembangkan suara atau opini mereka sendiri melalui tulisan.

Aktivitas menulis lainnya yang juga biasa digiatkan adalah menulis bebas.

Melalui menulis bebas, para guru memberikan ke siswa-siswanya beberapa kalimat yang berkaitan dengan beberapa isu terkini.

Setelah para siswa menangkap maksud beberapa kalimat tadi, mereka segera merespon lewat tulisan bebas (biasanya berbentuk esai) dengan durasi waktu tertentu tanpa harus mengkhawatirkan tata bahasa atau ejaannya.

Hal itu membantu para siswa merasa nyaman menghasilkan ide-ide melalui tulisan.

Berikutnya model low stakes writing yang juga biasa diterapkan oleh sekolah-sekolah di beberapa negara maju adalah menulis cepat.

Dengan menulis cepat, para guru meminta ke para siswa menulis secara singkat dan terfokus tentang beberapa hal yang tema atau topiknya bisa mereka pilih.

Penerapan low stakes writing di sini juga meliputi meringkas teks atau menulis surat.

Cara tersebut juga membantu para siswa mengembangkan keterampilan mereka menangani berbagai hal dengan berbagai tindakan atau cara yang efektif (tidak bertele-tele).

Baca juga: Mengenal Model Low-Stakes Writing dan Implementasinya di KelasLow-Stakes Writing: Menulis untuk Belajar, Bukan Belajar untuk Menulis dan Menulis Dapat Memperkuat Ingatan dan Kemampuan Metakognitif Siswa

Tak hanya menulis secara individu, low stakes writing yang diterapkan di beberapa negara maju juga membiasakan para siswa untuk berkolaborasi.

Terkait pembiasaan kolaborasi antar siswa tadi, selepas menulis, dilakukan peer editing

Melalui peer editing, para siswa bekerja sama dengan siswa lain dalam mengedit tulisan masing-masing.

Selain menumbuhkan dan membiasakan budaya kolaboratif, hal itu mendorong para siswa saling belajar untuk meningkatkan keterampilan menulis mereka.

Sekilas Low stakes writing di 3 Negara 

Secara umum penerapan low stakes writing di negara-negara maju telah diuraikan di atas.

Dari uraian umum tadi, kita contohkan 3 negara maju yang menerapkannya di jenjang sekolah dasar.

Di Amerika Serikat, low stakes writing sering digunakan oleh para guru untuk menumbuhkan dan meningkatkan keterampilan dasar literasi para siswa melalui keterlibatannya lebih dalam dengan teks yang kompleks lewat menulis.

Hal itu dikenal juga dengan menulis untuk belajar (writing to learn).

Beberapa aktivitas yang dilakukan meliputi penulisan jurnal, menulis bebas dan menulis cepat.

Melalui bantuan ketiga aktivitas itu, para siswa melatih diri untuk terampil menulis dan mengembangkan suara atau opini-opininya.

Mereka juga dapat menggunakan peer editing untuk membantu meningkatkan kualitas tulisan mereka.

Di Britania Raya khususnya Inggris, low stakes writing sering digunakan untuk membersamai atau menyertai pembelajaran berbasis proyek yang dilakukan para guru dan siswa-siswanya.

Ada 3 hal yang dilakukan para siswa dalam menerapkannya.

Yang pertama, para piswa diminta menulis tentang penelitian mereka.

Yang kedua, para siswa diminta merefleksikan pembelajaran mereka.

Dan yang ketiga, para siswa diminta mengkomunikasikan temuan mereka kepada orang lain.

Di Negeri Kangguru Australia, low stakes writing sering digunakan dalam konteks asesmen untuk pembelajaran.

Asesmen di sini bukan untuk menilai baik buruknya tulisan yang dihasilkan para siswa, tetapi lebih untuk mengetahui tingkat pemahaman para siswanya dalam menyerap materi-materi pembelajaran yang diberikan oleh para guru.

Lewat penerapan low stakes writing tersebut, para guru dapat melihat atau memantau kemajuan para siswa dalam menerima pembelajaran.

Terkait kemampuan para siswanya dalam menuangkan pemikiran melalui pena (menulis), para guru secara antusias memberikan umpan balik ke hasil dan keterampilan menulis mereka tanpa menjastifikasinya dengan nilai-nilai yang malah membuat mereka tertekan dan enggan untuk menulis lagi.

Secara keseluruhan, low stakes writing adalah cara yang berpotensi untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan menulis mereka.

Dan di negara-negara maju, hal itu diterapkan dengan berbagai cara, dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan tiap siswa yang tentu tidak selalu sama atau berbeda (berdiferensiasi).

(Sumber Bacaan: “Low Stakes Writing: Promoting Risk-Taking and Critical Thinking” by TeachHUB, “Low-Stakes Writing Assignments” by Centre for Teaching Excellence at the University of Waterloo, “Keep the Low-Stakes Writing Flowing” by Edutopia, dan “Low-Stakes Writing and Critical Thinking” by Edutopia/Foto atau ilustrasi dipenuhi dari Google Image)

BEL (Bantuan Eksplorasi Laman)