Naskah Akademik Pembelajaran Mendalam Menuju Pendidikan Bermutu untuk Semua

Senin, 02/06/2025 WIB | 2235

Indonesia menghadapi berbagai tantangan, baik pada saat ini maupun saat masa depan, yang
tidak pasti, tidak menentu, kompleks, ambigu, dan sulit diprediksi. Tantangan-tantangan tersebut
hanya dapat dijawab melalui transformasi pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan
bermutu dan merata untuk semua.

Tantangan internal pendidikan Indonesia terletak pada krisis pembelajaran yang berdampak
pada menurunnya kualitas pembelajaran meskipun akses pendidikan dasar dan menengah
sudah cukup baik. Pendekatan pembelajaran yang tidak efektif berdampak pada rendahnya
kemampuan literasi membaca dan numerasi peserta didik Indonesia, seperti yang tercermin
dalam hasil PISA. Literasi dan numerasi yang masih rendah terjadi karena terdapat kesenjangan
efektivitas pembelajaran di sekolah yang belum memberi kesempatan luas kepada guru untuk
mengembangkan kreativitas dan keterampilan berpikir kritis peserta didik. Tantangan lain yaitu
kompetensi guru yang masih harus ditingkatkan agar guru memiliki pola pikir yang bertumbuh
(growth mindset). Selain itu, beban kerja guru yang sangat berat dan lebih banyak berkaitan
dengan tugas administratif mengurangi fokus mereka pada peran utama sebagai pendidik.

Untuk menghadapi tantangan-tantangan itu, sistem pendidikan nasional Indonesia perlu
ditransformasi secara terstruktur, sistemik dan masif. Melanjutkan praktik pembelajaran seperti
saat ini akan sulit meningkatkan kualitas pendidikan. Oleh karena itu, transformasi pendidikan
merupakan keharusan yang tidak bisa ditunda lebih lama lagi, atau sangat kritis dan sangat
urgen. Berdasar praktik di berbagai negara, transformasi pendidikan nasional yang efektif bukan
top-down, tetapi bottom-up, dimulai dari transformasi pembelajaran di setiap ruang kelas.

Selain tantangan tersebut, Indonesia memiliki keberagaman yang merupakan modal berharga
untuk menciptakan pembelajaran yang lebih kontekstual dan bermakna. Pemanfaatan teknologi
merupakan peluang akses pendidikan bagi berbagai lapisan masyarakat. Momentum Bonus
Demografi 2035 dan visi Indonesia Emas 2045 menjadi tantangan sekaligus peluang besar
bagi sistem pendidikan di Indonesia. Oleh karena itu, pendidikan memiliki peran penting dalam
menciptakan generasi menuju visi Indonesia Emas 2045. Pendidikan dasar dan menengah di
Indonesia berupaya dengan cepat dan tepat untuk mengakselerasi dampak pendidikan melalui
berbagai pendekatan pembelajaran, salah satunya Pembelajaran Mendalam (PM).

Berdasarkan data tersebut, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah telah menyusun
Naskah Akademik Pembelajaran Mendalam. Proses penyusunan naskah akademik ini melibatkan
para pakar, akademisi, dan praktisi dalam berbagai bidang ilmu dan keahlian baik dari unsur perguruan tinggi, guru, dan para pemangku kepentingan lainnya. Tim penyusun tersebut telah
melakukan kajian literatur dan diskusi kelompok terpumpun secara intensif untuk membahas
berbagai hal terkait dengan filosofi, teori, konsep dan strategi implementasi pendekatan PM yang
disesuaikan dengan konteks Indonesia.

Untuk konteks Indonesia, PM bukan kurikulum melainkan suatu pendekatan pembelajaran.
Pembelajaran Mendalam juga bukan pendekatan baru dalam sistem pendidikan Indonesia.
Sejak tahun 1970-an telah dikenalkan pendekatan pembelajaran Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA),
Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAKEM), Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif
Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM), Contextual Teaching and Learning (CTL). Akan tetapi, semua
pendekatan tersebut masih banyak menghadapi kendala baik dalam tataran konsep maupun
implementasi. Oleh karena itu, PM berfungsi sebagai fondasi utama dalam peningkatan proses
dan mutu pembelajaran.

Penerapan PM pada setiap jenjang pendidikan perlu didukung oleh ekosistem pembelajaran
yang kondusif, kemitraan pembelajaran yang luas dan bermakna, dan pemanfaatan teknologi
digital yang efektif agar terwujud belajar penuh kesadaran dan perhatian, bermakna dan relevan,
serta belajar dengan gembira, antusias dan semangat.

Pembelajaran Mendalam didefinisikan sebagai pendekatan yang memuliakan dengan
menekankan pada penciptaan suasana belajar dan proses pembelajaran berkesadaran,
bermakna, dan menggembirakan melalui olah pikir, olah hati, olah rasa, dan olah raga secara
holistik dan terpadu.

Kerangka kerja PM terdiri atas empat komponen, yaitu (1) dimensi profil lulusan, (2) prinsip
pembelajaran, (3) pengalaman belajar, dan (4) kerangka pembelajaran. Profil lulusan terdiri atas
delapan dimensi, yaitu (1) keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, (2) kewargaan,
(3) penalaran kritis, (4) kreativitas, (5) kolaborasi, (6) kemandirian, (7) kesehatan, dan (8) komunikasi.
Dimensi profil lulusan merupakan kompetensi utuh yang harus dimiliki oleh setiap peserta didik
setelah menyelesaikan proses pembelajaran dan pendidikan.

Prinsip PM terdiri atas berkesadaran (mindful), bermakna (meaningful), dan menggembirakan
(joyful). Prinsip-prinsip PM akan mampu memuliakan guru, siswa, dan pemangku kepentingan
pendidikan lain serta memberikan pengalaman belajar memahami, mengaplikasi, dan merefleksi.
Guru memberikan kesempatan peserta didik mendapatkan pengalaman belajar untuk proses
perolehan pemahaman, mengaplikasi dalam berbagai konteks, serta merefleksikan PM.
Komponen kerangka pembelajaran terdiri atas praktik pedagogis, lingkungan pembelajaran,
kemitraan pembelajaran, dan pemanfaatan teknologi digital.

Penerapan pendekatan PM juga berimplikasi terhadap urgensi penyelarasan antar peraturan
perundang-undangan terkait dengan standar nasional pendidikan, kurikulum, buku teks pelajaran,
proses pembelajaran, dan asesmen.

E-Book Terkait

BEL (Bantuan Eksplorasi Laman)