Melejitkan Potensi Siswa lewat Pembelajaran yang Terhubung dengan Hobi dan Dunia Nyata

Selasa, 01/07/2025 WIB   587
20230609_Students at Institute of Astronomy_0064

Dari Buku Deep Learning: Engage the World Change the World

Pembelajaran mendalam (deep learing) berbasis (yang menumbuhkan atau mendorong berkembangnya) 6C (berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, komunikasi, kewarganegaraan/global, dan karakter) bukan sekadar teori, tetapi sudah benar-benar dilakukan sejak lama oleh guru di berbagai negara

Hal tersebut mungkin terasa membingungkan bagi sebagian besar dari kita. Jadi, yuk kita lihat langsung ke beberapa ruang kelas di berbagai negara untuk memahami apa yang membuat cara belajar ini berbeda, dan bagaimana cara ini bisa membantu mengembangkan 6C.

Maksudnya hal tersebut mungkin terasa membingungkan: Banyak orang mungkin belum benar-benar memahami apa itu pembelajaran mendalam dengan kemampuan baru (yang menumbuhkan atau mendorong berkembangnya 6C) dan bagaimana cara kerjanya, sehingga terasa sulit dipahami di awal (karena pendekatannya berbeda dari cara belajar tradisional atau dari cara belajar biasanya).

Gabe, siswa sekolah menengah di Ontario, Kanada.

Apa yang terjadi ketika seorang siswa yang biasanya ditempatkan di kelas level bawah, diberi kesempatan untuk mengejar sesuatu yang sesuai dengan minat pribadinya.

Pembelajaran yang Relevan (Sesuai Minat), Bangkitkan Gairah Belajar Siswa

Gabe adalah siswa sekolah menengah yang biasanya mengikuti kelas-kelas jalur “applied,” yaitu pelajaran yang lebih fokus untuk persiapan kerja. Tapi baru-baru ini, ia ikut kelas akademik Kinesiologi karena ia suka olahraga dan merasa cocok dengan gurunya. Guru itulah yang mendorong Gabe untuk mencoba kelas ini.

Guru Gabe sedang mengikuti program pengembangan pembelajaran mendalam di sekolahnya. Di program itu, ia belajar bagaimana membuat (merancang) tugas-tugas belajar jadi lebih menarik bagi para siswa. Ia memberi kesempatan kepada mereka untuk memilih apa yang ingin mereka pelajari dan bagaimana cara mereka menunjukkan pemahaman mereka. Ia juga berusaha agar pelajaran yang diampunya lebih terhubung dengan dunia nyata (berusaha sebisa mungkin menghubungkan pembelajaran dengan dunia nyata).

Karena pendekatan ini, Gabe yang selama ini mengalami kesulitan belajar, akhirnya bisa mengikuti pelajaran dengan cara yang lebih cocok (pas) untuknya. Salah satu tugas yang diberikan adalah memilih 1 cabang olahraga elite, mempelajari kebutuhan gizinya, lalu membuat suplemen dari bahan-bahan alami untuk membantu atlet mempersiapkan diri dan pulih setelah pertandingan.

Tugas ini tidak hanya dikerjakan di kelas. Para siswa juga diminta mempresentasikan produk mereka di depan para ahli. Yang diundang ke kelas termasuk mantan atlet hoki profesional, pemilik gym CrossFit, pelari maraton, dan pelatih atlet renang. Mereka mencicipi produk buatan siswa dan memberi masukan, serta bertanya soal (seputar) proses belajar para siswa.

Dari tugas ini, Gabe mengejutkan dirinya sendiri dan gurunya. Ia menunjukkan semangat tinggi dan keseriusan. Ia bisa menerapkan pengetahuan tentang nutrisi dan kalori, lalu menghubungkannya dengan hobi basket yang ia cintai (menghubungkan dengan kecintaannya pada olahraga basket).

Saat ditanya, Gabe bilang ia bisa belajar dengan baik karena tugasnya sesuai dengan minatnya. Ia juga merasa lebih percaya diri karena bisa menunjukkan pemahamannya lewat cara yang kreatif, yaitu dengan membuat produk. Ia merasa, kalau hanya diminta mengerjakan tes, mungkin ia tidak akan seantusias ini dan tidak bisa menunjukkan seberapa dalam ia mengerti.

Gabe juga mengatakan bahwa ia bangga dengan hasil kerjanya. Untuk pertama kalinya, ia merasa bisa belajar sejajar dengan teman-temannya, sesuatu yang sebelumnya belum pernah ia alami.

Catatan Kami

Membangkitkan Semangat Belajar Melalui Pendekatan yang Relevan dan Personal

Kisah Gabe memberikan gambaran jelas tentang kekuatan pembelajaran yang relevan dan personal. Seorang siswa yang awalnya terjebak di jalur kelas yang dirancang untuk persiapan kerja, mampu menemukan motivasi dan kemajuan belajar ketika diberi kesempatan mengeksplorasi bidang yang benar-benar diminatinya. Ini bukan sekadar keberuntungan, melainkan hasil dari pendekatan guru yang sadar akan pentingnya memberikan ruang bagi siswa memilih dan menyesuaikan cara belajar sesuai kebutuhan mereka.

Dengan menerapkan metode pembelajaran yang menghubungkan materi dengan dunia nyata dan memberi keleluasaan pada siswa, guru Gabe berhasil menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan memacu keterlibatan aktif. Tugas membuat suplemen nutrisi yang dihadapkan ke para ahli industri bukan hanya sekadar ujian, tapi juga pengalaman nyata yang memaksa siswa untuk berpikir kritis, kreatif, dan komunikatif.

Keberhasilan Gabe membuktikan bahwa pembelajaran yang mengedepankan minat siswa serta metode penilaian yang kreatif mampu mengatasi hambatan belajar. Ia tidak hanya memahami materi secara teori, tapi juga mampu mengaplikasikannya dengan cara yang bermakna bagi dirinya sendiri. Rasa percaya diri dan kebanggaan yang muncul menjadi indikator keberhasilan proses pembelajaran ini.

Praktik ini mengingatkan kita bahwa pendidikan yang baik harus mampu mengenali dan memberdayakan potensi setiap siswa. Alih-alih memaksakan standar yang kaku, pembelajaran harus dirancang dengan fleksibilitas dan relevansi tinggi. Dengan demikian, setiap siswa, termasuk mereka yang mengalami kesulitan, dapat berkembang dan meraih hasil optimal. Ini bukan sekadar inovasi pengajaran, tapi esensi dari pendidikan yang humanis dan berpusat pada peserta didik.

(Foto atau ilustrasi dipenuhi dari Google Image)

BEL (Bantuan Eksplorasi Laman)