Begini Cara Siswa di Negeri Singa ini Belajar dan Berkontribusi untuk Masyarakat

6 jam lalu WIB   11
Compassvale-Sec-Photo-1-1-1782x2048

Masa depan yang lebih hijau dan ramah lingkungan kini bukan lagi sekadar impian, melainkan sebuah kenyataan yang dibangun oleh para siswa melalui inovasi-inovasi mereka. Di berbagai sekolah di Singapura, siswa tidak hanya belajar tentang teknologi, tetapi mereka juga secara aktif menciptakan solusi untuk tantangan iklim yang kita hadapi. Dari rak pengering otomatis hingga oven surya, mereka mengaplikasikan pengetahuan dan kreativitas mereka untuk mewujudkan dunia yang lebih berkelanjutan.

Apa yang terlihat sebagai kegiatan sederhana seperti mengeringkan pakaian, memasak, atau bepergian, ternyata bisa diubah dengan pendekatan yang ramah lingkungan. Generasi muda ini mulai merancang cara-cara baru yang lebih efisien dan tidak merusak alam. Inisiatif yang mereka lakukan mendukung gerakan Go Green SG 2025, sebuah gerakan keberlanjutan tahunan yang diprakarsai oleh Kementerian Keberlanjutan dan Lingkungan Singapura. Dalam kegiatan ini, siswa-siswa tersebut menunjukkan bagaimana rasa ingin tahu bisa diubah menjadi aksi nyata yang bermanfaat untuk iklim, 1 proyek pada 1 waktu.

Di Sekolah Menengah Compassvale, selama 16 minggu, siswa kelas 1 mempelajari desain berkelanjutan dengan membuat mobil mainan dengan menggunakan baterai surya yang dapat diisi ulang. Mereka tidak hanya membuat mobil mainan, tetapi juga membangun pengisi daya bertenaga surya untuk memberi energi pada mobil tersebut. Ini adalah contoh bagaimana siswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga menerapkannya melalui pembuatan artefak dan pembangunan rangkaian listrik. Proyek ini juga mengajarkan mereka pentingnya energi terbarukan yang dapat disimpan dan dimanfaatkan. Siswa bahkan diperbolehkan membawa pengisi daya surya mereka pulang untuk mengisi ulang baterai rumah tangga. Inilah langkah kecil yang mendorong keluarga mereka beralih dari penggunaan baterai sekali pakai ke penggunaan energi yang lebih ramah lingkungan.

Di tempat lain, siswa dari Sekolah Dasar Xishan menunjukkan visinya tentang kota berkelanjutan dalam acara “Hari Hijau Kami”. Mereka membangun prototipe Kota Hijau menggunakan bahan daur ulang, seperti kemasan minuman. Prototipe ini mencakup solusi ramah lingkungan seperti panel surya, taman atap, dan sistem penampungan air hujan. Ini adalah contoh bagaimana siswa, bahkan di usia dini, dapat memahami dan mengembangkan solusi inovatif untuk mendukung transisi hijau Singapura. Dengan turut merancang mobil bertenaga surya dan stiker penghemat energi untuk dibagikan kepada masyarakat, mereka mengajak orang lain untuk berhemat energi di rumah. Semua ini menunjukkan bagaimana generasi muda ini tidak hanya menjadi pengikut, tetapi juga menjadi pemimpin dalam menciptakan perubahan.

Siswa dari Sekolah Menengah Bukit View membawa gagasan cerdas dan berkelanjutan mereka ke dalam kehidupan sehari-hari melalui Program JOULES (Junior Outstanding Leaders in Energy for Sustainability). Dalam program ini, siswa bekerja sama untuk merancang prototipe model kota cerdas, rak pakaian otomatis, dan sistem deteksi jatuh untuk lansia. Prototipe-prototipe ini dirancang untuk memanfaatkan energi bersih dan ide-ide inovatif untuk mengatasi tantangan lingkungan yang ada. Rak pakaian otomatis, misalnya, secara otomatis menyusut ketika mendeteksi hujan untuk mencegah pakaian basah, sementara sistem deteksi jatuh untuk lansia membantu memberi peringatan jika seorang lansia jatuh, sehingga orang lain bisa segera memberikan bantuan.

Proyek-proyek ini tidak hanya menunjukkan bagaimana teknologi hemat energi dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga memperhatikan inklusivitas, memastikan bahwa desain produk dapat digunakan oleh berbagai lapisan masyarakat, termasuk mereka yang membutuhkan perhatian khusus, seperti orang tua atau penyandang disabilitas. Di sini, keberlanjutan dan desain praktis dipadukan untuk menciptakan solusi yang efektif, mudah digunakan, dan ramah lingkungan.

Tidak kalah menarik, di Catholic Junior College, siswa-siswa mengeksplorasi kemungkinan memasak dengan energi matahari. Setelah melakukan beberapa eksperimen, mereka berhasil membuat oven surya sederhana dari bahan-bahan yang mudah ditemukan sehari-hari. Mereka belajar bagaimana bahan seperti aluminium foil dan kaca pembesar dapat digunakan untuk mengarahkan dan mempertahankan panas, menghasilkan marshmallow yang meleleh sempurna hanya dalam waktu 30 menit. Ini menunjukkan bahwa keberlanjutan tidak selalu harus mahal atau rumit. Bahkan dengan bahan-bahan sederhana, kita bisa memanfaatkan energi matahari secara efektif untuk kebutuhan sehari-hari.

Apa yang terlihat dari semua ini adalah bahwa generasi muda kini tidak hanya paham tentang pentingnya keberlanjutan, tetapi mereka juga siap untuk menciptakan perubahan. Dari proyek-proyek yang menciptakan solusi ramah lingkungan hingga inovasi yang membantu meningkatkan kualitas hidup, para siswa ini membuktikan bahwa masa depan yang hijau dan berkelanjutan dimulai dari mereka. Dengan kreativitas dan semangat mereka, kita bisa berharap bahwa langkah-langkah menuju dunia yang lebih hijau dan lebih baik sedang dibangun, 1 proyek pada 1 waktu.

(Sumber catatan: School Bag/Foto atau ilustrasi dipenuhi dari School Bag)

BEL (Bantuan Eksplorasi Laman)