Estonia adalah salah satu contoh negara yang berhasil memanfaatkan teknologi untuk mentransformasi sektor pendidikan. Sejak lebih dari dua dekade yang lalu, negara ini memutuskan untuk mengintegrasikan teknologi dalam setiap aspek pendidikan. Keputusan itu tidak hanya sekadar mengikuti tren global, tetapi juga untuk mempersiapkan generasi masa depan yang siap menghadapi dunia yang semakin bergantung pada sains, teknologi, rekayasa, dan matematika (STEM). Kini, hasilnya dapat dilihat dengan jelas melalui pencapaian-pencapaian luar biasa dalam pendidikan yang menempatkan Estonia di posisi teratas dalam berbagai indikator global.
Di Estonia, penggunaan teknologi dalam pendidikan bukan lagi hal yang baru. Henrik Salum, Kepala Sekolah di Sekolah Menengah Gustav Adolf, menggambarkan bagaimana teknologi telah mengubah cara mengajar di kelas. Sebelum teknologi digital diterapkan, ia hanya mengandalkan papan tulis dan kapur. Kini, ia mengajarkan siswa dengan menggunakan papan pintar yang memungkinkan mereka mengakses materi melalui laptop. Pengalaman seperti ini sudah dimulai sejak dua puluh tahun yang lalu dan terus berkembang seiring dengan fasilitas yang semakin canggih. Tak hanya di sekolah tempat Henrik mengajar, hampir seluruh sekolah di Estonia sudah mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran sehari-hari.
Penerapan teknologi di Estonia bukanlah hal yang hanya terjadi di sekolah menengah atau universitas. Bahkan, di taman kanak-kanak sekalipun, anak-anak diajarkan literasi digital. Mereka diperkenalkan dengan dasar-dasar pemrograman melalui permainan logika atau dengan membangun robot yang bisa dikendalikan melalui tablet. Ini bukan sekadar pelajaran teknologi, tetapi juga menanamkan keterampilan berpikir kritis dan problem-solving sejak dini. Di Estonia, keterampilan digital menjadi bagian tak terpisahkan dari kurikulum pendidikan dasar, sejajar dengan keterampilan literasi dan matematika.
Keberhasilan Estonia tidak datang begitu saja. Pada tahun 1997, negara ini meluncurkan program “Lonjakan Harimau” yang bertujuan untuk memberikan komputer ke setiap sekolah di negara tersebut. Pemerintah bahkan memberikan subsidi biaya perangkat keras pada tahun pertama untuk mendorong adopsi teknologi. Hanya dalam empat tahun, seluruh sekolah di Estonia terhubung ke internet, dan kini, hampir semua sekolah di negara ini memiliki program literasi digital. Pengalaman ini menunjukkan bahwa dengan investasi yang tepat, teknologi dapat menjadi alat yang memberdayakan siswa di seluruh dunia, bahkan di negara yang sebelumnya dianggap kurang berkembang secara ekonomi.
Namun, adopsi teknologi ini juga membutuhkan kesiapan sumber daya manusia. Di Estonia, sekitar 20 persen guru menerima pelatihan digital setiap tahun untuk memastikan mereka tetap terampil dalam menggunakan teknologi terbaru. Tidak hanya itu, guru-guru yang ahli dalam teknologi baru juga berperan sebagai mentor bagi rekan-rekan mereka, membantu mereka mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran. Ini adalah salah satu kunci keberhasilan Estonia dalam mengadopsi teknologi digital di pendidikan. Di saat dunia menghadapi tantangan besar akibat pandemi COVID-19, Estonia berhasil melaksanakan pembelajaran jarak jauh dengan mulus berkat kesiapan teknologi di sekolah-sekolah mereka.
Model pendidikan Estonia menunjukkan bahwa investasi dalam teknologi bukan hanya tentang menyediakan perangkat keras, tetapi juga tentang mempersiapkan guru dan siswa untuk memanfaatkan teknologi tersebut sebaik mungkin. Di masa depan, Estonia bahkan merencanakan buku teks digital yang akan disesuaikan dengan kemampuan setiap siswa, menjadikannya lebih personal dan relevan. Dengan sikap terbuka terhadap perkembangan teknologi, termasuk kecerdasan buatan (AI), Estonia terus melangkah maju tanpa merasa takut terhadap kemajuan tersebut. Negara ini membuktikan bahwa kemajuan teknologi dapat membawa manfaat besar bagi pendidikan, asalkan diimbangi dengan persiapan yang matang.
Praktik baik yang diterapkan oleh Estonia seharusnya menjadi inspirasi bagi negara-negara lain, termasuk Indonesia, untuk lebih serius dalam mengadopsi teknologi dalam pendidikan. Transformasi ini tidak hanya tentang memperkenalkan perangkat teknologi, tetapi juga tentang membangun ekosistem pendidikan yang mendukung penggunaan teknologi secara efektif. Estonia telah membuktikan bahwa dengan komitmen, perencanaan yang matang, dan pelatihan berkelanjutan, teknologi dapat menjadi katalisator untuk mencetak generasi muda yang tidak hanya siap untuk masa depan, tetapi juga mampu memimpin perubahan di dunia yang terus berkembang.
(Sumber catatan: Courier/Foto atau ilustrasi dipenuhi dari Courier dan Google Image)