Kecerdasan Umum Buatan (AGI) diperkirakan akan mengubah dunia pendidikan dan masyarakat secara besar-besaran. Dengan kemampuan untuk menawarkan pembelajaran yang disesuaikan, alat bantu yang lebih baik bagi guru, dan analisis data penelitian yang sangat besar, AGI diyakini akan memberikan dampak besar bagi siswa dan guru. Oleh karena itu, sistem pendidikan perlu menyesuaikan diri agar tetap relevan dengan perubahan ini.
Namun, mendefinisikan AGI itu tidak mudah. Berbeda dengan Kecerdasan Buatan (AI) yang hanya dirancang untuk tugas-tugas tertentu, AGI bertujuan untuk mencapai tingkat kecerdasan yang lebih fleksibel dan bisa beradaptasi, serta mampu bertindak layaknya manusia. Tetapi, dengan AI yang memiliki keunggulan besar di beberapa area dan kelemahan di area lain, garis antara AI dan AGI jadi semakin kabur.
Karena itu, banyak pendapat yang berbeda tentang apa sebenarnya AGI itu. Ada yang berpendapat AGI adalah sistem yang bisa melakukan semua tugas intelektual seperti yang dilakukan manusia, sementara yang lain percaya bahwa AGI harus memiliki kesadaran atau pemahaman diri. Karena perbedaan pandangan ini, definisi tentang AGI masih menjadi hal yang kompleks dan terus berkembang. Center for Curriculum Redesign menyarankan agar kita mengambil pendekatan yang seimbang, tidak terlalu ambisius, namun juga tidak terjebak pada definisi yang terlalu sempit.
Sebagian masalah ini muncul karena orang sering kali tidak memiliki perspektif yang lebih luas tentang kecerdasan. Kecerdasan manusia itu meliputi banyak aspek, seperti kognitif (berpikir), afektif (emosi), dan psikomotor (gerakan tubuh). Sayangnya, banyak definisi AGI yang sempit sering kali hanya fokus pada kemampuan kognitif saja, padahal tugas psikomotor misalnya, juga memiliki tantangan yang besar.
Mari kita lihat beberapa definisi AGI yakni Peta jalan yang dibuat oleh OpenAI dan Google, misalnya, mendefinisikan beberapa tahap penting dalam pengembangan AGI. Namun, definisi ini lebih banyak mencerminkan tujuan bisnis mereka masing-masing daripada tolok ukur pengembangan AGI secara universal. Mungkin salah satu cara untuk mendefinisikan hadirnya AGI adalah dengan mengukur penerimaan umum terhadapnya, meskipun ini sangat bergantung pada budaya dan perspektif masing-masing.
Salah satu perspektif lain adalah bagaimana AGI akan berintegrasi dengan dunia kerja dan membawa dampak besar pada profesi seperti pengajaran, keperawatan, dan lainnya. Tugas yang dihadapi oleh AGI di berbagai bidang seperti kognitif, afektif, dan psikomotor, bisa dikelompokkan berdasarkan tingkat kompleksitasnya. Ini bisa jadi ukuran yang lebih baik untuk mengukur kemajuan AGI dalam berbagai bidang pekerjaan.
Namun, banyak yang skeptis terhadap pandangan AGI yang hanya berfokus pada model bahasa besar (LLM). Model-model ini dianggap kurang efektif dalam menangani tugas yang lebih kompleks selain pemrosesan bahasa. Meskipun AI telah mencapai kemajuan pesat, termasuk dalam alur kerja berbasis LLM, lompatan dari AI terbatas ke AGI yang sejati membutuhkan kemampuan untuk menggeneralisasi tugas-tugas yang sangat berbeda. Dalam dunia pendidikan, ini dikenal dengan konsep Transfer, yaitu kemampuan untuk mengaplikasikan apa yang dipelajari di masa lalu dalam konteks yang sangat berbeda. Hal ini tetap menjadi tantangan besar dan hambatan teknis untuk menyebut suatu sistem sebagai AGI.
Meski banyak skeptisisme, para peneliti AI sepakat bahwa kemungkinan besar AGI akan tercapai dalam dekade mendatang. Oleh karena itu, sistem pendidikan tidak bisa hanya puas dengan mengajarkan literasi AI semata. Pendidikan harus mulai memikirkan secara proaktif apa lagi yang perlu diajarkan kepada siswa agar mereka siap menghadapi masa depan, mengingat siklus keputusan dan implementasi pendidikan yang lebih lama dibandingkan teknologi. Karena sulit untuk memprediksi dampak AGI secara keseluruhan, satu saran yang sangat relevan adalah mengembangkan kemampuan siswa untuk beradaptasi dan belajar secara mandiri, agar mereka bisa terus berkembang meski AGI semakin maju. Sistem pendidikan perlu memasukkan hal ini dalam standar dan kurikulum mereka, meski itu bukan pekerjaan yang mudah. Namun, percakapan tentang hal ini harus dimulai sekarang, agar kita tidak terlambat saat AGI mulai datang.
(Sumber terjemahan: OECD/Foto atau ilustrasi dipenuhi dari OECD)