Mengamati Siswa yang Kesulitan: Apa yang Penglihatan Mereka Tunjukkan

Selasa, 11/11/2025 WIB   40
ThinkstockPhotos-487093020

Pernahkah Anda bertanya kepada siswa apakah mereka bisa melihat tulisan di papan, buku pelajaran, atau perangkat digital dengan jelas? Sudahkah Anda memastikan apakah mereka perlu memakai kacamata dan mendorong mereka untuk terus menggunakannya? Dalam artikel ini, optometris Amanda Lea dan Rebecca Dang membagikan perilaku yang terkait dengan masalah penglihatan yang umum dijumpai di kelas dan memberikan tips praktis bagi guru untuk membantu siswa menjaga kebiasaan visual yang baik.

Guru tahu betul bahwa anak-anak membutuhkan penglihatan yang jelas untuk bisa belajar dengan baik, karena hampir semua kegiatan akademik di kelas melibatkan penglihatan.

Artikel ini bertujuan untuk memberikan jawaban singkat atas pertanyaan yang sering diajukan oleh guru dan orang tua mengenai masalah penglihatan anak-anak, dengan menyertakan infografis yang dapat digunakan sebagai pengingat di kelas.

Kapan Saya Harus Merujuk Siswa ke Optometris?

Kelas modern menuntut penglihatan yang baik dengan berbagai jarak dan tugas.

Maksudnya: kegiatan di dalam kelas saat ini memerlukan kemampuan penglihatan yang jelas untuk melihat objek atau teks pada berbagai jarak, serta untuk melakukan berbagai tugas atau aktivitas.

Di kelas modern, siswa tidak hanya perlu melihat dengan jelas tulisan di papan tulis, tetapi juga harus dapat membaca buku pelajaran atau menggunakan perangkat digital (seperti komputer atau tablet) yang biasanya diletakkan dekat dengan mata. Selain itu, mereka juga mungkin harus mengamati objek atau melakukan kegiatan yang memerlukan fokus pada jarak yang lebih jauh, seperti melihat gambar atau presentasi di layar. Semua ini membutuhkan penglihatan yang baik di berbagai jarak untuk memastikan siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan lancar.

Karena tuntutan visual ini semakin beragam dan kompleks, masalah penglihatan yang tidak terdeteksi, seperti rabun jauh atau dekat, dapat mengganggu kemampuan siswa untuk belajar dengan optimal.

Optometris bisa membantu mengatasi masalah seperti rabun jauh, rabun dekat, dan astigmatisme (silinder) untuk memastikan siswa bisa melihat dengan jelas baik untuk jarak jauh maupun dekat.

Kedua penulis juga dapat membantu mengatasi masalah seperti mata juling atau kesulitan mengarahkan mata ke dalam (konvergensi), yang bisa membuat penglihatan menjadi ganda.

Selain itu, pemeriksaan kesehatan mata yang baik juga penting. Kacamata mungkin diperlukan, baik secara penuh maupun hanya saat melakukan pekerjaan dekat atau di kelas. Terkadang, latihan tertentu diberikan untuk membantu meluruskan posisi mata.

Pekerjaan dekat: aktivitas yang melibatkan penglihatan objek atau teks dalam jarak dekat, seperti membaca buku, menulis, menggunakan komputer atau perangkat digital, atau melakukan pekerjaan tangan yang memerlukan fokus pada benda yang dekat dengan mata. Aktivitas ini memaksa mata untuk fokus pada objek yang berada dalam jarak sekitar 30 cm hingga 40 cm dari mata, yang memerlukan usaha lebih pada otot mata, terutama saat melihat benda kecil atau teks yang lebih detail.

Bagi anak-anak atau orang yang memiliki masalah penglihatan, pekerjaan dekat ini bisa menjadi tantangan jika mereka mengalami kesulitan fokus, atau jika mereka tidak memakai kacamata yang diperlukan, yang sering kali dapat menyebabkan ketegangan mata, kelelahan, atau penglihatan kabur.

Perilaku yang Dapat Anda Amati di Kelas

Sebagai guru, Anda bisa memperhatikan beberapa tanda yang menunjukkan masalah penglihatan pada siswa.

Anak-anak sering menyipitkan mata saat melihat sesuatu yang kabur, yang bisa menunjukkan masalah penglihatan seperti rabun jauh.

Anak-anak juga cenderung memegang buku atau perangkat terlalu dekat dengan mata, atau bahkan menghindari pekerjaan yang memerlukan penglihatan dekat, seperti membaca.

Perilaku lainnya yang perlu diwaspadai termasuk mata yang terasa perih, berair, atau terbakar (terasa panas), terutama setelah lama membaca atau menatap layar.

Kedua penulis telah merangkum perilaku ini dalam infografis yang bisa Anda unduh di sini dan cetak untuk memudahkan pengawasan di kelas.

ADHD dan Pembelajaran

Anak-anak dengan ADHD lebih mungkin membutuhkan kacamata untuk rabun dekat, dan mereka juga lebih rentan mengalami masalah konvergensi yang dapat menyebabkan ketegangan mata dan penglihatan ganda.

Oleh karena itu, sangat penting bagi anak-anak dengan ADHD untuk menjalani pemeriksaan mata lengkap agar pembelajaran mereka bisa berjalan dengan optimal.

Mitos Seputar Gerakan (Pelacakan) Mata dan Membaca

Pelacakan mata: proses gerakan mata saat mengikuti atau melihat objek, seperti saat membaca teks di halaman atau layar. Ketika kita membaca, mata kita bergerak mengikuti baris demi baris, berpindah dari satu kata ke kata lainnya. Proses ini disebut “pelacakan mata”. Jika seseorang kesulitan melacak teks dengan mata mereka, misalnya, mereka mungkin merasa kesulitan membaca karena mata mereka tidak bisa bergerak dengan lancar dari satu bagian ke bagian lain.

Sering dianggap bahwa kesulitan membaca disebabkan oleh masalah pelacakan mata, yaitu kesulitan dalam mengikuti teks dengan mata.

Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa pelacakan mata yang buruk justru merupakan akibat, bukan penyebab, dari kesulitan membaca.

Anak-anak dengan disleksia mungkin mengalami gerakan mata yang tidak akurat saat membaca teks yang lebih sulit, tetapi gerakan mereka menjadi lebih tepat ketika teks tersebut sesuai dengan kemampuan membaca mereka.

Mitos Tentang Pemrosesan Visual dan Pembelajaran

Intervensi penglihatan untuk mendukung anak-anak dalam memproses informasi visual, yang sering disebut sebagai terapi penglihatan, tidak memiliki bukti yang kuat untuk meningkatkan hasil akademik mereka.

Pemrosesan visual: kemampuan otak untuk menerima, menginterpretasikan, dan memahami informasi yang diperoleh melalui penglihatan. Ini melibatkan berbagai tahap, mulai dari penglihatan objek atau gambar oleh mata, hingga pemahaman tentang bentuk, warna, ukuran, atau gerakan objek yang dilihat. Pemrosesan visual juga termasuk kemampuan untuk mengenali wajah, membaca teks, mengingat lokasi objek, dan menafsirkan gambar secara cepat dan akurat.

Masalah dalam pemrosesan visual bisa mempengaruhi cara seseorang memahami dan berinteraksi dengan dunia sekitar, seperti kesulitan membaca atau mengenali objek dengan cepat.

Sebuah uji coba baru-baru ini menunjukkan bahwa terapi pemrosesan visual tidak meningkatkan kemampuan akademik jika dibandingkan dengan terapi plasebo. Meskipun demikian, latihan untuk masalah penyelarasan mata (seperti konvergensi) sudah terbukti efektif.

Maksudnya: latihan untuk mengatasi masalah penyelarasan mata, seperti konvergensi, terbukti efektif dalam membantu memperbaiki fungsi penglihatan.

Penyelarasan mata merujuk pada kemampuan mata untuk bekerja bersama secara serasi, terutama saat melihat objek yang dekat. Salah satu masalah umum yang terkait dengan penyelarasan mata adalah konvergensi, yaitu ketidakmampuan mata untuk mengarahkan keduanya ke satu titik dekat secara bersamaan. Masalah konvergensi seringkali menyebabkan ketegangan mata, penglihatan ganda, atau kelelahan saat membaca atau melihat objek dekat.

Latihan yang ditujukan untuk memperbaiki konvergensi biasanya melibatkan teknik tertentu untuk melatih otot mata agar bisa bergerak dengan lebih sinkron dan terkoordinasi, sehingga mata bisa fokus pada objek dekat tanpa kesulitan. Latihan ini telah terbukti membantu meningkatkan penglihatan dan mengurangi gejala seperti penglihatan ganda atau kelelahan mata.

Terapi plasebo: pengobatan atau intervensi yang tidak mengandung bahan aktif atau khasiat medis, tetapi diberikan kepada pasien dengan harapan bahwa mereka akan merasakan perbaikan karena keyakinan atau harapan mereka sendiri. Plasebo biasanya berupa pil, suntikan, atau perawatan lain yang tidak mengandung bahan aktif atau pengaruh medis yang nyata.

Efek plasebo terjadi ketika pasien merasa lebih baik hanya karena mereka percaya bahwa mereka menerima pengobatan yang efektif, meskipun sebenarnya tidak ada komponen medis yang bekerja di dalam tubuh mereka. Ini menunjukkan kekuatan pikiran dan keyakinan terhadap proses penyembuhan.

Dalam konteks penelitian medis, terapi plasebo sering digunakan sebagai kontrol untuk membandingkan efek dari pengobatan yang sebenarnya dengan efek dari pengobatan yang hanya memberi kesan perbaikan. Misalnya, jika sebuah obat diuji, kelompok pasien yang menerima plasebo akan dibandingkan dengan kelompok yang menerima obat nyata untuk melihat apakah perbaikan yang dialami pasien disebabkan oleh obat atau hanya karena keyakinan mereka terhadap pengobatan tersebut.

Terapi pemrosesan visual: serangkaian latihan atau intervensi yang dirancang untuk membantu orang yang memiliki kesulitan dalam memproses informasi visual, seperti mengenali objek, membaca, atau memahami gambar yang dilihat. Terapi ini bertujuan untuk meningkatkan cara otak memproses informasi yang diterima dari mata, dengan fokus pada pengembangan kemampuan untuk menginterpretasikan dan mengorganisir visual secara lebih efektif.

Orang yang mengalami masalah dalam pemrosesan visual mungkin kesulitan dalam membaca, mengenali bentuk atau wajah, atau mengkoordinasikan gerakan mata saat melihat objek. Terapi ini bisa melibatkan berbagai latihan, seperti melatih kemampuan untuk fokus pada objek tertentu, memperbaiki penglihatan jarak dekat, atau mengurangi kesulitan saat mengikuti pergerakan objek dengan mata.

Namun, terapi pemrosesan visual lebih difokuskan pada melatih kemampuan otak untuk mengolah informasi visual, bukan sekadar memperbaiki ketajaman penglihatan (yang biasanya ditangani dengan kacamata atau lensa kontak). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terapi ini tidak selalu terbukti efektif dalam meningkatkan kemampuan akademik atau keterampilan belajar, meskipun bisa membantu beberapa individu dalam situasi tertentu.

Apa yang Bisa Saya Lakukan untuk Melindungi Penglihatan Siswa?

Membuat Penglihatan Lebih Mudah (Membantu Memperjelas /Mempermudah Penglihatan)

Gunakan bahan ajar dengan kontras tinggi dan font yang sesuai untuk usia siswa agar mudah dibaca.

Seiring meningkatnya penggunaan perangkat digital dan papan pintar, silau menjadi masalah umum, terutama ketika layar memantulkan cahaya dari jendela atau lampu atas.

Untuk mengatasi masalah di atas, pastikan bahan ajar dirancang dengan mempertimbangkan aksesibilitas, seperti menjaga kontras yang kuat antara teks dan latar belakang serta menghindari penggunaan warna sebagai satu-satunya cara untuk menyampaikan informasi.

Menghindari penggunaan warna sebagai satu-satunya cara untuk menyampaikan informasi: memastikan bahwa informasi yang disampaikan tidak hanya bergantung pada warna, karena tidak semua orang dapat membedakan atau melihat warna dengan cara yang sama.

Beberapa orang, terutama yang memiliki kebutaan warna (misalnya kesulitan membedakan warna merah dan hijau), mungkin kesulitan memahami informasi yang hanya disampaikan lewat penggunaan warna. Oleh karena itu, disarankan untuk menggunakan label, pola, simbol, atau teks tambahan selain warna, agar informasi tersebut dapat diakses dengan jelas oleh semua orang, termasuk mereka yang memiliki gangguan penglihatan warna.

Contohnya, jika sebuah diagram hanya mengandalkan warna untuk membedakan kategori atau data, orang dengan kekurangan penglihatan warna mungkin tidak dapat membedakan kategori tersebut. Sebagai gantinya, menambahkan pola atau teks pada diagram akan membantu memastikan bahwa informasi tetap dapat dipahami oleh semua orang, terlepas dari kemampuan penglihatan warna mereka.

Perlindungan Terhadap Sinar UV

Kebanyakan remaja di Australia mengalami kerusakan mata akibat sinar ultraviolet (UV), yang bisa berujung pada masalah kesehatan mata serius seperti katarak dan kanker kelopak mata.

Oleh karena itu, penting untuk memastikan siswa memakai kacamata hitam dengan perlindungan UV yang baik dan melindungi mata mereka dari sinar matahari.

Topi bertepi lebar juga sangat disarankan saat mereka berada di luar ruangan.

Pencegahan dan Pengendalian Miopia

Miopia atau rabun jauh kini semakin umum di kalangan anak-anak.

Kondisi ini terjadi akibat pertumbuhan mata yang berlebihan selama masa kanak-kanak dan dapat menyebabkan kesulitan melihat objek jauh tanpa kacamata.

Pertumbuhan mata yang berlebihan selama masa kanak-kanak:  kondisi di mana bola mata berkembang atau tumbuh lebih panjang dari ukuran normalnya. Ini adalah salah satu penyebab utama miopia atau rabun jauh, di mana seseorang kesulitan melihat objek yang jauh dengan jelas.

Pada mata yang normal, cahaya yang masuk akan difokuskan pada titik tepat di retina. Namun, pada mata yang mengalami pertumbuhan berlebihan, bola mata yang lebih panjang menyebabkan cahaya yang masuk terfokus di depan retina, bukan tepat di atasnya. Akibatnya, penglihatan menjadi kabur saat melihat objek yang jauh.

Pertumbuhan mata yang berlebihan ini sering terjadi pada masa kanak-kanak dan remaja, dan jika tidak terkendali, dapat terus berkembang hingga usia dewasa. Kondisi ini juga meningkatkan risiko masalah mata jangka panjang, seperti glaukoma dan degenerasi retina.

Untuk membantu mencegah miopia, pastikan anak-anak memegang buku lebih dari 30 cm dari mata mereka, memberi mereka waktu istirahat rutin dari kegiatan membaca setiap 30 menit, dan mendorong mereka untuk bermain di luar ruangan setidaknya dua jam setiap hari.

Jika Anda melihat siswa sering menyipitkan mata saat melihat papan tulis, sarankan mereka untuk memeriksakan mata.

Pemeriksaan rutin dapat membantu mendeteksi miopia lebih awal dan memberikan pengobatan yang diperlukan untuk mencegah miopia berkembang lebih parah.

Dengan langkah-langkah sederhana ini, kita dapat membantu siswa menjaga penglihatan mereka agar pembelajaran dapat berjalan dengan optimal.

Kedua penulis telah membuat infografis, “Dorong Kebiasaan Visual yang Baik”, untuk Anda cetak dan tampilkan. Klik di sini untuk membuka infografis dalam tab baru dan mengunduhnya.

Catatan Kami

Masalah Penglihatan pada Siswa Berpengaruh Besar ke Proses Belajarnya, Guru Harus Tanggap

Penglihatan yang baik adalah salah satu faktor utama yang mendukung kesuksesan belajar. Namun, tidak semua siswa dapat mengakses penglihatan yang optimal di dalam kelas. Terkadang, masalah penglihatan yang tidak terdeteksi dapat menghambat kemampuan mereka dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini menjadi tanggung jawab kita sebagai pendidik untuk lebih peka terhadap tanda-tanda masalah penglihatan yang mungkin dihadapi siswa.

Pernahkah Anda bertanya kepada siswa apakah mereka bisa melihat dengan jelas tulisan di papan tulis, di buku pelajaran, atau pada layar perangkat digital mereka? Seberapa sering Anda memeriksa apakah mereka memerlukan kacamata dan apakah mereka terus menggunakannya di kelas? Kadang-kadang, masalah penglihatan bisa terlewatkan begitu saja karena kurangnya kesadaran, baik dari siswa maupun pengajar. Sebagai pendidik, kita perlu waspada terhadap tanda-tanda tertentu yang menunjukkan adanya kesulitan penglihatan pada siswa.

Kelas modern memiliki berbagai tuntutan visual yang cukup tinggi. Tidak hanya memerlukan penglihatan untuk melihat papan tulis dari jarak jauh, tetapi juga untuk membaca buku teks dan menggunakan perangkat digital dengan jarak yang bervariasi. Jika masalah penglihatan tidak segera ditangani, hal ini bisa mempengaruhi konsentrasi dan kemampuan belajar siswa. Optometris dapat membantu mengidentifikasi dan mengoreksi masalah refraksi seperti rabun jauh, rabun dekat, atau astigmatisme, yang semuanya dapat mempengaruhi kejelasan penglihatan siswa, baik untuk jarak dekat maupun jauh.

Selain itu, masalah konvergensi, ketidakmampuan mata untuk bekerja sama dalam fokus pada objek dekat juga bisa menyebabkan ketegangan mata atau penglihatan ganda. Dalam hal ini, siswa yang mengalami masalah seperti ini perlu segera dirujuk untuk pemeriksaan mata yang lebih mendalam. Kacamata mungkin diperlukan, baik untuk digunakan sepanjang waktu atau hanya saat melakukan kegiatan yang memerlukan penglihatan dekat, seperti membaca di kelas. Terkadang, latihan tertentu juga dianjurkan untuk memperbaiki penyelarasan mata yang kurang tepat.

Sebagai guru, Anda bisa mengamati beberapa perilaku yang mungkin menunjukkan adanya masalah penglihatan. Misalnya, jika siswa sering menyipitkan mata saat mencoba melihat tulisan di papan tulis, itu bisa menjadi tanda bahwa penglihatannya kabur. Anak-anak juga cenderung memegang buku atau perangkat terlalu dekat dengan mata mereka, yang bisa menunjukkan adanya kesulitan penglihatan seperti rabun jauh. Selain itu, keluhan seperti mata perih, berair, atau terasa terbakar setelah membaca atau menatap layar dalam waktu lama juga harus menjadi perhatian.

Beberapa anak dengan ADHD juga lebih rentan terhadap masalah penglihatan, seperti rabun dekat atau kesulitan dalam konvergensi mata. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa anak-anak dengan ADHD menjalani pemeriksaan mata yang lengkap agar mereka dapat belajar dengan lebih baik. Jangan biarkan masalah penglihatan menjadi penghalang dalam proses pembelajaran mereka.

Mitos mengenai pelacakan atau pergerakan mata dan kesulitan membaca juga perlu diluruskan. Selama ini, banyak yang beranggapan bahwa kesulitan membaca disebabkan oleh masalah dalam melacak teks dengan mata. Padahal, penelitian menunjukkan bahwa masalah pelacakan mata justru lebih sering merupakan akibat dari kesulitan membaca, bukan penyebabnya. Anak-anak dengan disleksia mungkin kesulitan menggerakkan mata dengan tepat saat membaca teks yang terlalu sulit, tetapi ketika teks sesuai dengan kemampuan mereka, gerakan mata menjadi lebih lancar.

Selain itu, terapi penglihatan untuk mendukung pemrosesan visual yang sering disebut sebagai “terapi penglihatan” tidak terbukti secara kuat dapat meningkatkan keterampilan akademik siswa. Terapi ini lebih fokus pada pengobatan masalah penyelarasan mata (seperti konvergensi), yang memang sudah terbukti efektif. Oleh karena itu, jika Anda melihat siswa mengalami masalah penglihatan, lebih baik mereka menjalani pemeriksaan mata yang menyeluruh daripada hanya bergantung pada terapi penglihatan yang tidak berbasis bukti.

Melindungi penglihatan siswa di kelas bisa dimulai dengan langkah-langkah sederhana. Misalnya, pastikan bahan ajar di kelas menggunakan kontras yang cukup kuat antara teks dan latar belakang, serta font yang sesuai dengan usia siswa. Hindari hanya mengandalkan warna untuk menyampaikan informasi, karena tidak semua siswa dapat membedakan warna dengan mudah. Gunakan label, pola, atau bentuk untuk menambah kejelasan informasi yang ingin disampaikan.

Di luar kelas, perlindungan terhadap sinar ultraviolet (UV) juga penting untuk kesehatan mata siswa. Paparan UV yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan mata yang serius di kemudian hari, seperti katarak atau kanker kelopak mata. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengingatkan siswa untuk mengenakan kacamata hitam dengan perlindungan UV saat berada di luar ruangan, dan untuk menggunakan topi bertepi lebar sebagai tambahan perlindungan.

Miopia atau rabun jauh semakin umum di kalangan anak-anak, terutama karena faktor pertumbuhan mata yang berlebihan selama masa kanak-kanak. Kondisi ini dapat mempengaruhi kemampuan siswa untuk melihat objek jauh dengan jelas tanpa kacamata. Untuk mencegah miopia, pastikan anak-anak menjaga jarak yang tepat saat membaca, lebih dari 30 cm dari mata mereka dan memberi mereka waktu istirahat rutin dari kegiatan yang memerlukan penglihatan dekat, seperti membaca, setiap 30 menit. Selain itu, dorong anak-anak untuk bermain di luar ruangan minimal dua jam setiap hari, karena paparan sinar matahari dapat membantu mencegah miopia.

Sebagai guru, penting untuk memperhatikan tanda-tanda masalah penglihatan dan mendorong siswa untuk melakukan pemeriksaan mata secara rutin. Deteksi dini masalah penglihatan dapat membantu mengurangi dampaknya terhadap kemampuan belajar siswa dan memberi mereka kesempatan untuk mendapatkan pengobatan yang tepat. Dengan langkah-langkah sederhana ini, kita dapat membantu siswa menjaga penglihatan mereka agar dapat belajar dengan optimal dan meraih kesuksesan akademis yang mereka pantas dapatkan.

(Sumber: Teacher Magazine/Foto atau ilustrasi dipenuhi dari Google Image dan Teacher Magazine)

BEL (Bantuan Eksplorasi Laman)