Topik:

Berpikir Kritis dan Kreativitas Dapat Diasah Sejak Dini lewat Aktivitas Literasi

Rabu, 03/02/2021 WIB   3794
gh

Kemampuan berpikir kritis dan daya kreativitas bukan sesuatu yang tumbuh begitu saja. Meskipun sejak kecil anak diberi asupan gizi yang mendukung kerja otak dan membangun kecerdasan, namun apabila kecerdasan itu tak diasah, maka itu pun akan menjadi sia-sia.

Kemampuan berpikir kritis dan kreativitas, sebenarnya juga dapat dilatih sejak dini, bahkan ketika seorang anak belum memasuki usia sekolah dasar. Bedanya, kemampuan-kemampuan itu harus diasah melalui cara yang tepat dan menyenangkan. Salah satunya melalui permainan. Apalagi, anak-anak TK atau PAUD atau yang belum memasuki usia sekolah dasar, hari-harinya diisi dengan bermain.

Dikutip dari edutopia.org, melalui bermain, anak-anak dapat mengembangkan keterampilannya dan pengetahuannya, khususnya tentang dunia sekitar mereka.

Nah, karena menulis dan membaca dinilai dapat menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, maka ada baiknya terhadap anak-anak usia dini, permainan yang disiapkan tak jauh-jauh dari aktivitas literasi meski mereka belum bisa membaca atau menulis.

Terhadap anak-anak yang belum bisa membaca dan menulis, sangat penting untuk mengenalkan mereka dengan sebanyak-banyaknya kosakata. Hal ini bisa dilakukan dengan sering-sering bertanya kepada mereka atau bermain teka-teki tentang benda apa ini dan benda apa itu. Tentu saja, obyek yang ditanyakan haruslah yang kerap mereka temui di sekitar mereka.

Kegiatan seperti ini sangat bermanfaat untuk anak memulai aktivitas membaca karena nantinya anak-anak dapat menggunakan kosakata lisan untuk mengontekstualisasikan kata-kata yang ditulis. Bagi anak, akan lebih mudah menyusun huruf menjadi kata apabila kata-kata tersebut sudah mereka kenali dan memiliki makna bagi mereka.

Apalagi, menurut riset OECD tahun 2019, kebiasaan membaca terdahulu serta lingkungan sekitar, sangat berpengaruh terhadap kegemaran membaca. Kegemaran membaca tersebut, di ujungnya nanti juga berpengaruh terhadap kemampuan akademis siswa.

Dengan menumbuhkan keterampilan dan minat membaca sejak dini, selain dapat meningkatkan daya kritis dan kreativitas, bonus lainnya adalah dapat berkontribusi dalam mendongkrak kemampuan rata-arata membaca siswa Indonesia. Seperti diketahui, berdasarkan survei PISA (Programme for International Student Asessment ) oleh OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development) tahun 2018, kemampuan rata-rata membaca siswa Indonesia masih berada di 80 poin di bawah rata-rata OECD dan 42 poin di bawah rata-rata negara ASEAN lainnya.

(Bagus Priambodo/Foto atau ilustrasi dipenuhi dari Google Image)

BEL (Bantuan Eksplorasi Laman)