Pendidikan memainkan peran yang sangat penting dalam pembangunan individu dan masyarakat di seluruh dunia.
Ketika pendidikan diintegrasikan dengan pendekatan multisektoral untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan mendorong kesejahteraan bersama, dampaknya bisa dirasakan dalam berbagai bentuk, seperti pengurangan kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, inovasi, dan kohesi sosial.
Pendidikan berkualitas tidak hanya memberikan manfaat ekonomi yang besar, tetapi juga mendukung kemajuan sosial yang berkelanjutan.
Namun, untuk memastikan pendidikan dapat memenuhi potensi besar ini, sistem pendidikan harus bekerja dengan baik di setiap aspeknya. Artinya, semua anak harus bisa mengakses pendidikan, guru harus mendapatkan pelatihan yang memadai dan dukungan untuk mengajar secara efektif, sekolah harus memiliki fasilitas yang memadai, kepemimpinan di sekolah harus kuat, dan pemerintah harus dapat menyediakan serta mendistribusikan materi ajar yang tepat.
Walaupun elemen-elemen tersebut sangat penting, mereka belum cukup untuk menjamin bahwa pendidikan berjalan efektif. Yang lebih mendasar adalah memastikan bahwa proses pembelajaran menghasilkan kemajuan yang nyata dalam pengetahuan dan keterampilan siswa seiring dengan perkembangan mereka.
Salah satu keterampilan yang paling penting bagi siswa untuk dikuasai sejak dini adalah kemampuan membaca dengan pemahaman. Keterampilan ini bukan hanya penting untuk keberhasilan di berbagai mata pelajaran lainnya, tetapi juga sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari.
Siswa yang mampu membaca dengan baik cenderung lebih berhasil di sekolah, lebih cepat menguasai mata pelajaran lain, dan dapat mengembangkan keterampilan yang lebih kompleks.
Selain itu, kemampuan membaca yang baik juga berkaitan dengan pencapaian pendidikan yang lebih tinggi, yang pada gilirannya berkontribusi pada peningkatan kualitas sumber daya manusia dan kemajuan sosial dalam jangka panjang.
Sayangnya, meskipun kemampuan membaca sangat penting, banyak anak di seluruh dunia yang masih tidak bisa membaca dengan pemahaman meskipun sudah bersekolah. Sebelum pandemi COVID-19, banyak negara telah menghadapi masalah besar yang dikenal dengan istilah “kemiskinan pembelajaran,” yaitu ketidakmampuan siswa untuk membaca dan memahami teks sederhana pada usia sepuluh tahun.
Penutupan sekolah yang berlangsung lama akibat pandemi diperkirakan semakin memperburuk krisis pembelajaran ini, dan dampaknya lebih besar dirasakan oleh siswa-siswa yang paling rentan. Oleh karena itu, penting untuk fokus pada pemulihan pembelajaran, dengan penekanan utama pada pemulihan keterampilan membaca dasar.
Penilaian pembelajaran memainkan peran penting dalam proses pembelajaran itu sendiri. Penilaian ini dapat memberikan informasi yang sangat berguna tentang apa yang telah dikuasai siswa dan bagaimana proses pembelajaran di kelas dapat ditingkatkan.
Berbagai jenis penilaian memiliki tujuan yang berbeda. Penilaian di kelas, misalnya, memberikan umpan balik secara teratur yang membantu guru menyesuaikan metode pengajaran mereka sehingga siswa bisa mendapat dukungan yang dibutuhkan.
Ujian yang bersifat menentukan kelulusan mengukur pengetahuan dan keterampilan siswa, sementara penilaian skala besar digunakan untuk memantau hasil pembelajaran di tingkat sistem dan membantu merumuskan kebijakan pendidikan.
Penilaian di kelas sangat penting untuk mengukur kemajuan siswa secara langsung. Penilaian ini memberikan bukti yang memungkinkan guru untuk membuat keputusan yang lebih tepat tentang bagaimana mengajarkan materi dan membantu siswa berkembang.
Dengan penilaian yang dilakukan secara rutin dan tepat waktu, guru dapat memberikan umpan balik yang konstruktif, menyesuaikan waktu yang diperlukan untuk setiap materi, dan menerapkan kegiatan tambahan untuk mendukung siswa yang membutuhkan bantuan.
Tanpa penilaian yang teratur, kesempatan untuk mengidentifikasi kesalahan pemahaman dan memberikan bantuan yang efektif akan sangat terbatas.
Penilaian literasi di kelas menjadi komponen kunci dalam mendukung perkembangan keterampilan membaca siswa sejak dini. Untuk memastikan penilaian ini efektif, guru perlu dilatih untuk merancang dan menggunakan penilaian dengan bijak.
Pelatihan yang fokus pada penilaian literasi akan membantu guru mengidentifikasi kebutuhan siswa dan menyesuaikan cara mengajar mereka. Dengan demikian, penilaian literasi yang baik dapat mendukung tujuan jangka panjang untuk meningkatkan tingkat literasi siswa, yang pada akhirnya akan mendukung keberhasilan mereka dalam pendidikan.
Sebagai bagian dari upaya mengatasi kemiskinan pembelajaran, penilaian literasi harus menjadi bagian integral dari kebijakan pendidikan global. Kebijakan ini berfokus pada pembaruan kurikulum, peningkatan kualitas pengajaran, dan pengembangan penilaian pembelajaran untuk meningkatkan tingkat literasi.
Program seperti Literacy Policy Package yang diluncurkan oleh Bank Dunia adalah contoh konkret yang bertujuan memperbaiki tingkat literasi di seluruh dunia. Dengan pendekatan menyeluruh ini, diharapkan tingkat kemiskinan pembelajaran global bisa berkurang secara signifikan pada tahun 2030, yang merupakan target utama dalam agenda pendidikan dunia.
Melalui penilaian yang baik dan pelatihan guru yang memadai, sistem pendidikan bisa berfungsi lebih optimal dalam meningkatkan keterampilan literasi siswa. Penilaian yang dilakukan secara teratur dan berdasarkan kemajuan siswa dapat mempercepat pemulihan pembelajaran yang hilang akibat pandemi.
Dengan lebih memfokuskan pada keterampilan membaca sejak tahun-tahun awal sekolah, kita dapat memastikan bahwa lebih banyak anak-anak di seluruh dunia bisa memaksimalkan potensi pendidikan mereka dan mengembangkan keterampilan yang akan mendukung kesuksesan mereka di masa depan.
Baca juga: How Do Education Authorities Strengthen Links Between Curriculum, Teaching, and Assessment