Courier: Reimagining Museums

Minggu, 21/09/2025 WIB | 178

Revolusi digital memberi kita kemudahan untuk mengakses karya seni terbesar kapan saja dan di mana saja. Namun, meskipun kita bisa melihat lukisan atau patung melalui layar di rumah, semakin banyak orang yang rela mengantri berjam-jam untuk melihatnya secara langsung.

Sekarang, museum sangat berbeda dengan kabinet keingintahuan (koleksi benda-benda atau objek yang disusun untuk tujuan pendidikan, hiburan, atau menunjukkan keanekaragaman dunia) di masa lalu yang hanya bisa diakses oleh segelintir orang. Sebagai lembaga yang hidup dan terbuka, museum kini beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan perubahan sosial. Mereka bukan hanya sekadar tempat untuk melihat-lihat benda-benda, tetapi telah menjadi pemain utama dalam bidang ekonomi dan budaya. Kota-kota pun kini sadar akan daya tarik yang dimiliki museum.

Namun, meskipun teknologi memungkinkan kita mengakses banyak informasi, beberapa misi penting museum seperti melestarikan objek, melakukan penelitian, dan mendidik tetap tidak bisa dilakukan hanya lewat internet. Hal ini juga ditegaskan dalam rekomendasi UNESCO tentang perlindungan dan promosi museum yang dikeluarkan pada 2015.

Museum, lebih dari sebelumnya, tetap menjadi penghubung antara masa lalu dan masa kini. Mereka adalah tempat untuk mentransfer pengetahuan antar generasi dan menjaga memori kolektif. Ketika museum-museum ini dirusak atau dihancurkan, seperti yang terjadi di Afghanistan dan Irak beberapa tahun lalu, bukan hanya benda-benda bersejarah yang hilang, tetapi juga sebagian identitas dari negara tersebut. Inilah yang mendorong UNESCO untuk membantu negara-negara tersebut memulihkan museum yang rusak.

Alasan lain mengapa banyak orang masih mengunjungi museum untuk melihat karya seni adalah karena emosi yang terpancar dari karya tersebut hanya bisa terasa saat kita menghadapinya secara langsung. Di museum, kita dapat merasakan apa yang disebut oleh filsuf dan sejarawan seni Walter Benjamin sebagai “aura” sebuah karya seni, yaitu keunikan yang hanya bisa kita rasakan dari kedekatannya.

BEL (Bantuan Eksplorasi Laman)