Kurikulum Merdeka memberikan kebebasan kepada sekolah untuk menciptakan berbagai model pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi siswa di masing-masing sekolah.
Dengan diberikannya kebebasan kepada sekolah untuk membuat model pembelajaran, memungkinkan untuk munculnya berbagai cerita baik yang dapat diadopsi oleh sekolah-sekolah lainnya.
Salah satu sekolah yang sedang mengimplementasikan kurikulum merdeka di Surabaya adalah SDN Lidah Kulon 1, Surabaya.
Sekolah ini pun telah menghadirkan sejumlah cerita baik yang dapat ditiru oleh sekolah-sekolah lainnya.
Yang pertama adalah Unjuk Kerja dan Karya untuk siswa kelas 6 di akhir tahun pembelajaran. Lewat kegiatan ini, para siswa diharapkan dapat bekerja secara kelompok dan menghasilkan suatu karya atau produk kreatif dan inovatif yang bernilai guna dan bernilai jual.
Pelaksanaan UKK ini merupakan ajang siswa untuk menimba ilmu dan mendapatkan pengalaman belajar bekerja sama dalam kelompok, berkolaborasi, berpikir kreatif, serta kritis, berkomunikasi, melakukan penelitian dalam bentuk sederhana. Kolaborasi antara guru, siswa dan orang tua murid sangat diperlukan dalam pelaksanaannya.
Unjuk Kerja dan Karya dapat melatih kemampuan akademik dan keterampilan sosial para siswa. Siswa mempresentasikan produk hasil kerja kelompok, siswa diharapkan mampu bertanya jawab dengan guru seputar produk yang dihasilkan. Diharapkan setelah lulus sekolah dasar para siswa dapat mempunyai bakat keterampilan selain kemampuan akademik yang dimiliki.
Berikutnya adalah gelar karya P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila). Program ini menjadi salah satu komponen penting dalam Kurikulum Merdeka. Gelar Karya P5 memberikan kesempatan kepada siswa untuk membuat proyek yang berkaitan dengan profil pelajar Pancasila. Tujuannya adalah untuk memperkuat karakter siswa dan mencapai kompetensi yang diinginkan.
Pelaksanaan Gelar Karya P5 dilakukan minimal dua kali dalam satu tahun, pada akhir semester 1 dan semester 2. Hal tersebut memberikan manfaat berupa peningkatan rasa percaya diri siswa, perayaan hasil projek, dan sebagai ajang promosi prestasi siswa.
Dampak baik ketiga adalah munculnya Sekolah Arek Surabaya. Program yang diusung oleh Dinas Pendidikan Kota Surabaya ini dijadikan bagian dari upaya sekolah ini untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui ekosistem lingkungan sekolah yang aman, rekreatif, edukatif, dan kegotong-royongan.
Program ini mencakup berbagai kegiatan seperti senam, sarapan bersama, tari, ethnic day, art day, dan sport day. Tujuannya adalah untuk memberikan pengalaman belajar yang holistik kepada siswa dan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pembelajaran.
SDN Lidah Kulon 1 Surabaya juga telah sukses menjalin kerjasama dengan komite sekolah dan badan usaha dalam berbagai kegiatan seperti edukasi mata, sosialisasi bencana, periksa mata gratis, try out gratis, kegiatan jalan sehat, kegiatan Jumat berbagi, serta pembagian sampling minuman dan makanan dari badan usaha. Kolaborasi ini memberikan peluang tambahan untuk pengembangan siswa dan memperluas cakrawala pembelajaran mereka.
Meskipun SDN Lidah Kulon 1 telah berhasil mengimplementasikan Kurikulum Merdeka dengan baik, beberapa tantangan juga dihadapi dalam prosesnya. Di antaranya adalah kemampuan serta minat dan bakat siswa yang berbeda, daya dukung orangtua yang kurang maksimal, kemampuan guru yang terbatas, serta sarana dan prasarana yang juga terbatas.
Terhadap tantangan pertama, yakni perbedaan kemampuan serta minat dan bakat siswa, dijawab dengan penggunaan pendekatan yang berbeda dalam pembelajaran. Dalam hal ini, siswa dapat diajak untuk belajar berkelompok, dengan pengelompokan sesuai dengan minat dan kemampuan masing-masing.
Sedangkan untuk merespon daya dukung orangtua yang kurang maksimal, dilakukan sosialisasi kepada orangtua tentang program sekolah. Sosialisasi ini dilakukan secara bertahap dan periodik, dengan harapan dapat membantu orangtua untuk memahami dan mendukung program-program sekolah.
Selanjutnya, untuk merespon kemampuan guru yang terbatas, dapat diatasi melalui pelatihan-pelatihan yang sesuai dengan kompetensi serta sharing pengalaman dengan teman sejawat dalam forum diskusi komunitas belajar.
Terakhir, untuk merespon keterbatasan sarana dan prasarana, dapat diatasi dengan memanfaatkan potensi lingkungan sekitar untuk kegiatan pembelajaran serta dengan kreativitas guru dalam memanfaatkan sarana yang ada.
(Catatan ini hasil ‘Salipan (Saling Liputan) ke Sekolah’ tim PDM 07 (Publikasi) Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Provinsi Jawa Timur/Foto atau ilustrasi dipenuhi dari Dokumentasi Kegiatan SDN Lidah Kulon I Surabaya)