Fondasi Kurikulum di Norwegia yang juga jadi Rujukan Pendidikan di Indonesia

Senin, 02/06/2025 WIB   816

Sejak musim gugur 2020, Norwegia secara resmi menerapkan kurikulum baru yang menjadikan Pembelajaran Mendalam (PM) sebagai kerangka utama. Pemerintah Norwegia menyadari bahwa kurikulum yang terlalu padat bisa menghambat proses belajar yang bermakna. Karena itu, mereka secara sadar mengurangi beban isi kurikulum agar siswa (peserta didik) bisa lebih fokus pada pemahaman yang mendalam, bukan sekadar menghafal informasi.

Pendekatan baru ini bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan siswa secara luas—yang tidak hanya terbatas pada satu mata pelajaran, tetapi bisa diterapkan dalam berbagai konteks kehidupan nyata. Di sinilah letak inti dari Pembelajaran Mendalam, siswa dituntut untuk aktif, berpikir reflektif, dan mampu menghubungkan pengetahuan baru dengan apa yang sudah mereka ketahui sebelumnya.

Salah satu perubahan besar dalam kurikulum ini adalah pergeseran fokus dari isi materi yang detail menjadi elemen-elemen kunci dalam setiap mata pelajaran. Artinya, setiap pelajaran sekarang lebih menitikberatkan pada konsep inti, metode berpikir, cara-cara berekspresi, dan bidang pengetahuan yang penting dalam disiplin tersebut.

Tak hanya itu, kurikulum ini juga mengenalkan 3 topik antardisiplin yang sangat relevan dengan kehidupan masa kini, yakni kesehatan dan kecakapan hidup, demokrasi dan kewarganegaraan, serta pembangunan berkelanjutan.

Ketiga topik tersebut bukan sekadar pelengkap, melainkan bagian penting dari upaya membentuk peserta didik yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga sadar akan peran sosial dan tantangan global.

Dengan pendekatan ini, Norwegia menempatkan Pembelajaran Mendalam sebagai landasan untuk menciptakan generasi pembelajar yang kritis, reflektif, dan siap menghadapi kompleksitas dunia nyata.

Kurikulum Norwegia menyatukan Pembelajaran Mendalam dalam setiap aspek pendidikan

 Kurikulum di Norwegia dirancang dengan landasan yang kuat pada prinsip Pembelajaran Mendalam. Pendekatan ini tidak hanya menyentuh isi pelajaran, tetapi menyatu dalam berbagai aspek kurikulum—dari kompetensi dasar hingga metode asesmen—semuanya diarahkan untuk membentuk siswa yang berpikir kritis, reflektif, dan berkembang secara utuh.

Berikut ulasan tiap aspek:

Kompetensi Khusus, lebih dari sekadar menghafal: Di setiap mata pelajaran, pembelajaran diarahkan untuk menumbuhkan pemahaman mendalam dan kemampuan berpikir kritis. Siswa tidak hanya mempelajari konsep, tetapi juga dilatih untuk menerapkannya dalam berbagai situasi kehidupan nyata. Pendekatan ini mendorong integrasi lintas disiplin, sehingga batas antara satu pelajaran dan lainnya menjadi lebih cair dan saling terkait.

Poin dari Aspek Kompetensi Khusus:

  • Pembelajaran mendalam dan pemikiran kritis pada setiap mata pelajaran
  • Pemahaman konsep yang diaplikasikan dalam berbagai konteks kehidupan
  • Interdisiplin dalam berbagai mata pelajaran

Kompetensi Inti, keterampilan abad 21: 5 kompetensi inti menjadi fondasi penting dalam kurikulum ini, yaitu membaca, menulis, keterampilan lisan, keterampilan digital, dan numerasi. Kompetensi ini diajarkan secara menyeluruh dan kontekstual dalam setiap pelajaran, agar siswa tidak hanya menguasai teori, tapi juga siap menghadapi dunia nyata.

Poin dari Aspek Kompetensi Inti:

  • Membaca, menulis, keterampilan lisan, keterampilan digital, dan numerasi

Topik Interdisiplin, menghubungkan sekolah dengan dunia nyata: Kurikulum Norwegia mengenalkan 3 topik lintas mata pelajaran yang dianggap penting untuk membentuk warga dunia yang bertanggung jawab, yaitu kesehatan dan kecakapan hidup, demokrasi dan kewarganegaraan, serta pembangunan berkelanjutan. Ketiga topik ini tidak diajarkan secara terpisah, melainkan diintegrasikan ke dalam berbagai mata pelajaran dan proyek pembelajaran.

Poin dari Aspek Topik Interdisiplin:

  • Kesehatan dan kecakapan hidup, demokrasi dan kewarganegaraan, dan pembangunan berkelanjutan

 Pembelajaran Mendalam dan Berpikir Kritis: Alih-alih menjejalkan terlalu banyak topik, kurikulum ini memilih untuk menyajikan sedikit topik namun dengan eksplorasi yang mendalam. Tujuannya adalah agar siswa benar-benar memahami isi materi dan mampu mengolahnya dengan pemikiran kritis. Setiap pelajaran diarahkan untuk menumbuhkan kemampuan analitis dan evaluatif siswa.

Poin dari Pembelajaran Mendalam dan Berpikir Kritis:

  • Pemahaman mendalam pada topik yang sedikit dibandingkan dengan pemahaman kurang mendalam pada banyak mata pelajaran
  • Kemampuan berpikir kritis pada setiap mata pelajaran

Perkembangan Holistik, membentuk manusia seutuhnya: Kurikulum Norwegia menekankan pendekatan holistik yang mencakup perkembangan kognitif, emosional, sosial, dan fisik. Tidak hanya kemampuan akademik yang diasah, tetapi juga pertumbuhan kepribadian, relasi interpersonal, pengenalan identitas diri, hingga kemampuan mengambil keputusan etis (ethical reasoning).

Poin dari Perkembangan Holistik:

  • Pendekatan holistik pada perkembangan kognitif, emosional, sosial, dan fisik
  • Perkembangan interpersonal, identitas diri, dan ethical reasoning

Asesmen untuk Pembelajaran, penilaian yang mendorong tumbuh kembang: Penilaian tidak lagi hanya dilihat sebagai alat untuk memberi nilai, tapi sebagai bagian dari proses pembelajaran itu sendiri. Penilaian formatif digunakan untuk memantau dan mendukung perkembangan siswa secara berkelanjutan. Selain itu, siswa juga diajak untuk melakukan refleksi diri, menerima umpan balik dari teman sejawat, dan menilai kemajuan mereka sendiri.

Poin dari Asesmen untuk Pembelajaran:

  • Penilaian formatif untuk penilaian perkembangan peserta didik.
  • Asesmen-diri, umpan balik sejawat, dan pembelajaran reflektif

Inklusi dan Adaptasi, pendidikan untuk semua: Kurikulum ini dirancang agar inklusif dan adil bagi seluruh peserta didik, tanpa kecuali. Guru diberi keleluasaan untuk menyesuaikan isi dan metode pembelajaran agar relevan dengan konteks lokal dan kebutuhan individu. Pendekatan ini memastikan bahwa setiap siswa, apa pun latar belakangnya, mendapatkan kesempatan belajar yang optimal.

Poin dari Inklusi dan Adaptasi:

  • Keadilan dan inklusif untuk seluruh peserta didik
  • Adaptasi konten dan fleksibilitas dalam mengakomodasi konteks lokal dan karakteristik individu

Dengan pendekatan ini, Norwegia menempatkan Pembelajaran Mendalam sebagai ruh dari sistem pendidikannya—menjadikan proses belajar bukan sekadar kegiatan akademik, tetapi pengalaman yang utuh, relevan, dan bermakna bagi kehidupan siswa, kini dan nanti.

(Sumber: Naskah Akademik Pembelajaran Mendalam /Foto atau ilustrasi dipenuhi dari CMSV2, Iron Mountain Daily dan Scontent)

BEL (Bantuan Eksplorasi Laman)