Gelar Bukan yang Terutama Untuk Karir Seseorang, Skill dan Kecerdasan Lebih Berdampak

Senin, 17/07/2023 WIB   1025
zzz yeyy

Perttu Pölönen, seorang futuris, penemu, dan komposer multitalenta, telah berkontribusi dalam membantu orang menghadapi perubahan yang terus terjadi dalam pasar tenaga kerja.

Dalam pandangannya yang dituangkan di dalam sebuah artikel di situs Finland.fi, dijelaskan bahwa kemajuan teknologi yang terus berlanjut akan semakin meningkatkan kebutuhan akan keterampilan manusia yang unik dan tak tergantikan oleh mesin.

Dalam beberapa kesempatan, Pölönen berbicara dalam acara-acara internasional, seperti Eurasian Media Forum di Kazakhstan, di mana ia membahas tentang masa depan pasar tenaga kerja dan pendidikan. Pölönen juga memberikan ratusan ceramah setiap tahunnya kepada berbagai audiens di dalam dan luar negeri.

Salah satu konsep yang diusung oleh Pölönen adalah untuk membangun identitas profesional berdasarkan keterampilan yang dimiliki, bukan hanya berdasarkan gelar atau titel.

Menurutnya, penting bagi seseorang untuk dapat menjelaskan apa yang dapat mereka bawa untuk masyarakat, daripada hanya fokus pada pekerjaan tertentu.

Ia mengajak orang untuk mempertimbangkan keterampilan mereka, seperti pendidik, mediator, perencana, pemecah masalah, perekat, atau kolaborator, yang dapat mereka sumbangkan kepada komunitas. Dengan cara ini, seseorang tidak terbatas pada satu pekerjaan tetapi dapat melihat berbagai pilihan profesional di tengah perubahan cepat dalam dunia sekitar (di sekitar mereka).

Pölönen juga mencatat bahwa di masa depan, pasar tenaga kerja akan semakin terpolarisasi dengan adanya sektor-sektor yang memiliki tingkat upah rendah dan tinggi yang lebih banyak daripada saat ini.

Pasar tenaga kerja juga akan menjadi semakin global, di mana semakin banyak orang akan menjadi pengusaha mikro dan memiliki beberapa identitas pekerjaan. Oleh karena itu, ia percaya bahwa setiap individu harus mengambil tanggung jawab yang lebih besar terhadap karier dan menghadirkan keterampilan mereka secara aktif dalam masyarakat.

Saat ditanya tentang pentingnya gaji, Polonen berpendapat bahwa meskipun gaji tetap memiliki nilai, tetapi kebutuhan akan gaya hidup yang berkelanjutan, akan menyebabkan gaji tidak lagi menjadi faktor satu-satunya yang menentukan apakah individu merasa sejahtera. Dia juga mempertimbangkan nilai dari waktu luang bagi kehidupan manusia.

Dalam pandangannya juga, teknologi akan memiliki dampak besar pada kehidupan kerja di masa depan. Baginya, internet memiliki potensi untuk mewujudkan kesetaraan. Tetapi saat ini, akses internet di seluruh dunia belum merata.

Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya melibatkan tim yang beragam dalam pengembangan teknologi, sehingga teknologi tersebut dapat digunakan oleh semua orang dan memenuhi kebutuhan mereka. Ia meyakini bahwa keterampilan manusia akan semakin dihargai di masa depan, sebagai reaksi terhadap perkembangan teknologi yang terus berlanjut.

Dalam dunia yang semakin dikuasai oleh kecerdasan buatan dan robotika, Pölönen berpendapat masih ada keterampilan inti yang hanya dimiliki oleh manusia. Misalnya, kemampuan guru untuk memahami dan menanggapi kebutuhan anak secara individu dengan memperhatikan bahasa tubuh dan menunjukkan emosi seperti minat dan perhatian. Ia juga menekankan bahwa kualitas manusiawi, seperti kemampuan pemecahan masalah secara kreatif dan memiliki sense of humor, sulit untuk diukur namun merupakan fitur yang hanya dapat dibawa oleh manusia dalam lingkungan kerja.

Pölönen menekankan pentingnya pendidikan yang berfokus pada pengembangan keterampilan daripada sekadar memperoleh gelar. Ia juga mendorong pembelajaran sepanjang hayat dan melihat internet sebagai sumber yang kaya akan materi pembelajaran yang mudah diakses dan selalu diperbarui.

Kesimpulannya, Pölönen meyakini bahwa masa depan membutuhkan orang-orang yang memiliki keterampilan yang unik dan dapat beradaptasi dengan perubahan. Ia mendorong kita untuk membangun identitas profesional berdasarkan keterampilan yang dimiliki dan terus belajar sepanjang hayat. Dalam era perkembangan teknologi, manusia tetap memiliki peran penting dengan keterampilan-keterampilan yang hanya dimiliki oleh mereka.

(Sumber terjemahan: Finland.fi/Foto atau ilustrasi dipenuhi dari Google Image)

BEL (Bantuan Eksplorasi Laman)