Keluar dari Kelas, Membangun Hubungan dengan Alam dengan Menjelajahi dan Memahaminya

Kamis, 01/05/2025 WIB   495
Lynn-Rusmby-3

Walking Curriculum merupakan pendekatan pembelajaran inovatif yang memadukan aktivitas fisik dengan proses belajar mengajar. Konsep ini mengajak murid keluar dari kelas konvensional untuk menjelajahi alam sekitar, mengembangkan kesadar­an lingkungan dan mengasah keterampilan hidup. Dengan demikian, murid menjadi lebih peka terhadap alam sekitar dan mengembangkan rasa ingin tahu yang tak terbatas.

Kurikulum yang dikembang­kan Dr Gillian Judson, Asisten Profesor Fakultas Pendidikan di Universitas Simon Fraser, Amerika Serikat dan juga diterapkan Tim Waddington, profesor di Fakultas Pendidikan, Uni­versitas British Columbia, Kanada ke para calon guru, berakar pada filosofi pembelajaran yang mendalam, yaitu belajar melalui peng­alaman langsung.

Murid diajak untuk mengamati, mengeksplorasi dan memahami fenomena alam secara langsung. Hal ini memperkuat hubungan anta­ra teori dan praktik, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna dan tak terlupakan

Manfaat mendalam

Melalui Walking Cur­riculum, murid mengem­bangkan keterampilan penting seperti observasi, analisis dan komunikasi. Mereka belajar menghargai keindahan alam, mema­hami interkoneksi antara manusia dan lingkungan, serta mengembangkan rasa tanggung jawab terhadap kelestarian alam. Selain itu, aktivitas fisik yang terinte­grasi dalam kurikulum ini membantu meningkatkan kesehatan dan kesegaran mental murid.

Manfaat lainnya:

  • Fleksibel dan meningkat­kan motivasi belajar.
  • Mengurangi stres dan kebosanan.
  • Membangun hubungan yang kuat antara guru dan murid.

Pengalaman belajar yang tak terlupakan

Saat berjalan-jalan, murid mengumpulkan pengalaman yang tak terlupakan. Mereka mengamati burung-burung yang bernyanyi, mengikuti jejak-jejak hewan liar, dan merasakan kesegaran udara pagi. Setiap langkah menjadi pembelajaran yang berharga, memperkaya pengetahuan dan membangun kesa­daran akan pentingnya kelestarian alam.

Mengembangkan keterampilan hidup

Walking Curriculum tidak hanya fokus pada pengetahuan akademis, tetapi juga mengembang­kan keterampilan hidup yang esensial. Murid belajar bekerja sama, berbagi pengalaman dan menghargai perbedaan. Mereka mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, serta belajar mengatasi tantangan dengan percaya diri.

Membangun hubungan dengan alam

Melalui pengalaman langsung, murid memba­ngun hubungan yang erat dengan alam sekitar. Mereka belajar menghargai keindahan dan kekuatan alam, serta memahami peran mereka dalam menjaga kelestarian lingkungan. Hal ini membentuk generasi yang peduli dan bertanggung jawab terhadap masa depan planet kita.

Implementasi yang efektif

Untuk mengimplemen­tasikan Walking Curriculum secara efektif, sekolah perlu mempertimbangkan bebe­rapa aspek penting. Guru harus dilatih untuk meng­integrasikan aktivitas fisik dengan kurikulum, serta memastikan keselamatan dan kenyamanan murid. Se­lain itu, perlu adanya kerja sama dengan komunitas lokal dan organisasi ling­kungan untuk memperkaya pengalaman belajar.

Singkatnya, Walking Curriculum merupakan pen­dekatan pembelajaran yang revolusioner, yang menga­jak murid untuk menjelajahi, mengamati dan mema­hami alam sekitar. Dengan demikian, murid menjadi lebih peka terhadap lingkungan, mengembangkan keterampilan hidup yang esensial dan membangun hubungan yang erat dengan alam. Sekolah harus terus mendorong keterlibatan murid dalam kegiatan ini untuk menciptakan generasi yang peduli dan ber­tanggung jawab terhadap masa depan planet kita.

Contoh aktivitasnya:

  • “Walking Tour” sejarah kota.
  • Mengamati ekosistem hutan.
  • Mengunjungi museum dan galeri.
  • Berjalan di sekitar sekolah untuk mengamati lingkungan.
  • Mengadakan “Scavenger Hunt” (mencari dan me­nemukan) untuk mengumpulkan informasi.

*Selengkapnya dapat dibaca di sini: halaman 4 – 7

BEL (Bantuan Eksplorasi Laman)