Kemendikdasmen Kirim 30 Guru ke Sekolah-sekolah Penerap Deep Learning di Australia

Kamis, 22/05/2025 WIB   1887
webimage-2.jpg

Deep learning yang diusung Kemendikdasmen untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah bukanlah teori atau konsep baru. Dikatakan Mendikdasmen Abdul Mu’ti, dirinya mengetahui konsep ini saat mengambil studi master di Australia pada tahun 1995.

Kala mengambil mata kuliah cognitive psychology and its implication di Negeri Kanguru tersebut, ada materi yang mengajarkan tentang deep learning. Setelahnya, ia menemukan bila deep learning sudah lama diterapkan di sekolah-sekolah negara Skandinavia dan Eropa.

Cara belajar tersebut diperkenalkan dan diterapkan pelan-pelan di Norwegia, Swedia, dan beberapa negara Skandinavia sejak tahun 1976.

Berbagai kajian menyatakan deep learning bisa diterapkan di hampir semua mata pelajaran. Untuk menyempurnakannya, Kemendikdasmen juga melakukan kajian bersama pakar pendidikan, guru praktisi, hingga pemerhati pendidikan.

Usai menutup Konsolidasi Nasional Pendidikan Dasar dan Menengah Tahun 2025 di Sawangan, Depok, Rabu (30/4/2025), Mu’ti mengungkapkan, tahap akhir di persiapan peluncuran deep learning adalah melakukan pelatihan kepada guru. Kemendikdasmen telah menyeleksi 30 guru untuk diberangkatkan ke Australia menjadi pelatih deep learning nasional.

Hal tersebut berbasis seleksi, bukan penunjukan.

Di Australia, mereka belajar di sekolah-sekolah Negeri Kanguru yang memang sudah menerapkan deep learning. Mereka akan melihat bagaimana praktik deep learning di sana.

Alasan mengapa Australia jadi negara tujuan belajar deep learning, karena Negeri Kanguru itu merupakan mitra diskusi Kemendikdasmen selama penyusunan naskah akademik dan bagian dari kerja sama Kemendikdasmen dengan Pemerintah Australia melalui program INOVASI.

Selain Australia, mitra diskusi lainnya selama penyusunan naskah akademik Kemendikdasmen mengenai deep learning adalah Harvard University di Amerika dan Ontario University, Kanada.

Pelatihan deep learning ke Australia berjalan selama 1 minggu. Setiap 1 minggu ada 15 pelatih nasional yang berangkat ke Australia. Kemendikdasmen sendiri akan mengirim 2 batch pelatih nasional. Berarti ada 30 (orang).

Disampaikan Mu’ti, ini adalah pelatihan nasional. Setelahnya mereka akan melatih di tingkat daerah. Sasarannya adalah guru-guru di Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) yang diselenggarakan oleh guru-guru tiap daerah.

Batch pertama berangkat ke Australia pada 25 Mei 2025. Mereka tidak akan mendapat materi teori di Australia hanya observasi ke sekolah yang sudah melaksanakan deep learning.

Rencana penerapan deep learning di sekolah akan dimulai pada tahun ajaran 2025/2026, dengan prioritas pelaksanaan di sekolah model—nama baru untuk sekolah penggerak yang sebelumnya telah dilatih.

Selain itu, Kemendikdasmen juga menjalin komunikasi dengan McGill University di Kanada untuk pelatihan guru bimbingan konseling dalam skema pembelajaran mendalam.

Ditambahkan Mu’ti, saat ini pihaknya sedang menyiapkan proposal untuk menggandeng mereka menjadi mitra Kemendikdasmen dalam pembelajaran mendalam atau deep learning dan pelatihan untuk guru-guru pembimbingan konseling dan penerapan konseling di sekolah.

(Sumber: Detik, Media Indonesia dan Kumparan/Foto atau ilustrasi dipenuhi dari Google Image)

Simak juga video berikut:

 

 

BEL (Bantuan Eksplorasi Laman)