Mengapa kesetaraan dan inklusi penting?
Perubahan digital, transisi menuju keberlanjutan hijau, ketimpangan yang meningkat, krisis pengungsi, dan sejumlah masalah lainnya memiliki dampak besar pada masyarakat di seluruh dunia.
Dampak tersebut juga terasa di dunia pendidikan, di mana keberagaman latar belakang dan budaya di kelas-kelas semakin meluas.
Peningkatan keberagaman ini memiliki banyak implikasi. Itu sebabnya, sangat penting bagi pembuat kebijakan dan para pendidik untuk memberikan respons yang memadai.
Meningkatkan kesetaraan dan inklusi dalam pendidikan sangat vital untuk memastikan setiap siswa memiliki kesempatan yang adil dan sama untuk meraih kesuksesan di masa depan.
Ini tidak hanya berkaitan dengan etnis, latar belakang pribumi, atau imigran. Hal ini juga termasuk siswa dengan kebutuhan pendidikan khusus, orientasi seksual yang berbeda, identitas gender, dan masih banyak lagi.
Keanekaragaman tersebut membawa sejumlah tantangan yang beragam. Saat ini, terlalu banyak siswa yang tertinggal dalam hal pencapaian akademis, kesejahteraan, dan peluang kerja di masa mendatang jika dibandingkan dengan teman sejawatnya.
Namun, dengan memperhatikan pendidikan yang adil dan inklusif, kita dapat membantu sistem pendidikan dan para pendidik untuk fokus pada kebutuhan setiap siswa secara individual.
Kekuatan dari Keberagaman
Proyek “Kekuatan dari Keberagaman” yang dijalankan oleh OECD telah memimpin riset global di bidang ini.
Meskipun sistem pendidikan dapat memilih berbagai jalur untuk meningkatkan kesetaraan dan inklusi, OECD telah mengidentifikasi enam langkah kunci yang secara umum relevan untuk membangun sistem yang lebih baik.
Pertama, anda memerlukan kerangka kerja yang memastikan sistem pendidikan menggabungkan kesetaraan dan inklusi dalam semua bidang kebijakan. Ini berarti pemerintah harus mengoordinasikan kebijakan yang mendukung semua siswa. Misalnya, para pembuat kebijakan harus meninjau bagaimana sistem pendidikan diatur, didanai, dan dipantau untuk memastikan bahwa sistem tersebut mencerminkan kebutuhan semua siswa.
Kedua, model pendanaan juga harus dirancang dengan tujuan eksplisit untuk mendorong kesetaraan dan inklusi. Ini termasuk pendanaan yang teratur dan terarah, yang seharusnya seimbang untuk menghindari kemungkinan masalah seperti terlalu banyaknya program yang berjalan, kurangnya koordinasi, dan ketidak-efisienan.
Ketiga, para pendidik dan kepala sekolah harus memiliki kesetaraan dan inklusi sebagai tema inti dalam persiapan awal dan pelatihan profesional mereka yang berkelanjutan. Hal ini akan memberikan landasan untuk memahami cara menghadapi keberagaman di dalam kelas. Saat ini, banyak pendidik di berbagai negara anggota OECD merasa kurang percaya diri dalam persiapan mereka dalam hal ini, dan menunjukkan tingginya kebutuhan akan pelatihan yang relevan.
Keempat, pada saat yang sama, semua pihak terkait yang relevan – seperti siswa, orang tua, serikat guru, dan organisasi yang mewakili kelompok-kelompok tertentu – sebaiknya terlibat untuk membantu mempromosikan kebijakan yang adil dan inklusif. Hal ini akan membantu meningkatkan kesadaran akan masalah keberagaman, serta menciptakan lingkungan kelas yang lebih positif.
Kelima, sekolah juga harus dapat mengidentifikasi dan mengatasi kebutuhan siswa di setiap kelas. Misalnya, jika ada siswa yang memiliki gangguan belajar, maka Rencana Pendidikan Individu dapat disusun dan kemajuannya dipantau melalui berbagai format penilaian. Sekolah juga dapat memberikan dukungan kepada siswa dengan memberikan akses kepada layanan psikologis.
Keenam, sistem pendidikan harus fleksibel dan responsif terhadap kebutuhan siswa. Hal ini dapat dilakukan dengan menyediakan berbagai jalur, seperti pilihan akademis dan vokasional; menawarkan kurikulum yang inklusif; serta mengadopsi berbagai metode pengajaran mulai dari bimbingan satu-satu hingga pendekatan kelompok kecil.
Enam langkah kunci ini akan membantu sistem pendidikan menjadi lebih adil dan inklusif – hal ini akan menguntungkan semua siswa.
Langkah-langkah ini akan membantu menciptakan kesadaran multikultural yang lebih besar, mendukung kesuksesan siswa dengan latar belakang dan kebutuhan yang berbeda, dan lebih mempersiapkan siswa untuk kehidupan di dunia yang terus berkembang.
Mengingat keberagaman di dalam dan di luar kelas diperkirakan akan terus bertambah, maka penting bagi pembuat kebijakan dan para pendidik untuk merespons tantangan-tantangan ini.
(Sumber terjemahan: OECD/Foto atau ilustrasi dipenuhi dari Google Image dan OECD)