Siswa dari taman kanak-kanak hingga kelas delapan di Sekolah Wesley, Los Angeles, tengah berperan aktif menanggapi perubahan iklim melalui keterlibatan penuh dalam program daur ulang sekolah.
Sejak setahun terakhir, inisiatif ini berhasil mengarahkan semua sisa makanan sekolah ke wadah daur ulang, daripada ke tempat pembuangan sampah yang hanya akan terurai dan menghasilkan gas pemanasan planet.
Clime hope: sebuah ajakan untuk membangun ketahanan emosional dan spiritual agar kita dapat sepenuhnya terlibat dalam krisis iklim, sehingga kita dapat bersama-sama bangkit dari jurang keterpurukan dan mulai membangun dunia yang baru (https://www.climatehope.earth/)
Ini adalah langkah konkret yang tidak hanya mengurangi dampak negatif dari pembusukan makanan di tempat pembuangan sampah, namun juga menggugah kesadaran siswa akan tanggung jawab mereka terhadap lingkungan.
Jennifer Silverstein, seorang terapis, pekerja sosial, dan bagian dari Climate Psychology Alliance of North America, mengatakan program daur ulang sekolah mencakup banyak hal yang diperlukan untuk pendidikan iklim yang efektif dan positif.
Silverstein menjelaskan, pendekatan yang lebih baik daripada hanya mengajarkan anak-anak tentang semua hal mengerikan yang terjadi, adalah dengan memberi mereka pemahaman bahwa meskipun ada banyak tantangan, banyak orang dewasa yang berusaha keras untuk memperbaikinya, dan anak-anak dapat berpartisipasi dalam usaha ini.
Program daur ulang sekolah dimulai pada 2022, dan pada bulan Oktober tahun ini, sekolah mengadakan perayaan untuk mengungkap apa yang terjadi di dalam serangkaian wadah setinggi lima kaki tersebut.
Dengan penuh semangat, Steven Wynbrandt, seorang petani lokal dan konsultan daur ulang yang terlibat dalam program sekolah, memberikan sinyal untuk membuka wadah tersebut.
“Oke! Mau membuka ini?” tanyanya.
Suara lantang “Ya!” terdengar dari puluhan siswa yang menyambut pertanyaannya.
Begitu Wynbrandt melepas ikatan yang menahan tutup wadah, siswa-siswa itu penuh dengan pertanyaan: “Akan berbau tidak?” “Bagaimana penampakannya?” “Akan tumpah tidak?”
Hasilnya, tanah kompos hitam yang kaya nutrisi mengalir keluar dari wadah.
Salah satu anak dengan senang hati menyatakan, “Ini sama sekali tidak berbau! Ini berbau seperti tanah!”
Momen tersebut mencerminkan kegembiraan mereka saat melihat hasil nyata dari usaha mereka dalam program daur ulang sekolah.
Kabar baiknya adalah pengurangan 5.200 pound limbah makanan dari tempat pembuangan sampah merupakan langkah positif bagi iklim.
Pembusukan makanan di tempat pembuangan sampah menghasilkan metana, yang merupakan salah satu gas pemanasan planet paling kuat.
Sehingga, dengan mengubah bahan organik menjadi kompos, jumlah metana yang dilepaskan ke atmosfer dapat berkurang.
Guru sains, Johnna Hampton-Walker, menegaskan pentingnya melibatkan siswa secara langsung dalam seluruh proses daur ulang.
Ia berpendapat bahwa keterlibatan secara langsung dapat membantu meningkatkan pemahaman mereka tentang dampak positif tindakan kolektif terhadap iklim dan lingkungan.
Inisiatif ini tidak hanya tentang mengelola limbah, namun juga membentuk kesadaran siswa dan mengajak mereka untuk aktif berkontribusi pada pelestarian lingkungan.
Hasil dari program daur ulang ini tidak hanya terbatas pada tanah subur untuk menumbuhkan tanaman di sekolah.
Tanah kompos yang dihasilkan juga didonasikan dan bahkan ditawarkan kepada keluarga yang ingin menggunakannya di rumah.
Siswa kelas lima, Kingston, sangat senang mengetahui limbah makanannya akan membantu tumbuh makanan baru di sekolah.
“Rasanya menyenangkan kita bisa melakukan sesuatu yang membantu planet, daripada hanya duduk dan menyaksikannya dihancurkan,” katanya.
Sloan, siswa kelas lima lainnya, merasa sangat termotivasi oleh program daur ulang sekolah sehingga ia memutuskan untuk mengambil tindakan di luar lingkungan sekolah.
“Bersama beberapa teman sekelas, kami mendirikan stan lemonade di rumah teman kami dan berhasil mengumpulkan lebih dari $200, yang kemudian kami sumbangkan ke NRDC (Natural Resources Defense Council),” ujarnya.
Mereka juga turut serta membuat petisi untuk menggantikan garpu dan sendok plastik di kantin sekolah dengan yang dapat terurai.
Melalui cara ini, program daur ulang tidak hanya menciptakan lingkungan sekolah yang berkelanjutan, tapi juga memberdayakan siswa untuk mengambil peran pro-aktif dalam menjaga masa depan bumi.
Program daur ulang di Sekolah Wesley menjadi bukti nyata bagaimana melibatkan anak-anak dalam solusi iklim dapat menciptakan perubahan positif yang berkelanjutan.
Dengan melihat hasil langsung dari upaya mereka, siswa belajar bahwa setiap tindakan kecil dapat memiliki dampak besar dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan meningkatkan kesadaran terhadap lingkungan.
(Sumber terjemahan: npr/Foto atau ilustrasi dipenuhi dari npr dan kcrw)