Memetakan Kemampuan Numerasi Siswa SD Kelas Awal melalui Asesmen Diagnosis

Sabtu, 18/12/2021 WIB   5636
Kasa mengajar


Catatan: bila podcast pada player di atas error atau tidak terputar secara penuh, silahkan mendengarkan melalui Spotify

Interviu – Apakah anak-anak Anda kesulitan dalam belajar numerasi?

Selama pandemi, banyak pendidik dan orang tua yang merasakan tantangan besar dalam mendampingi anak-anak, terutama dalam hal kemampuan berhitung. Tak sedikit orang tua yang akhirnya harus turun tangan membantu anak-anak mengerjakan tugas numerasi, meski dengan keterbatasan waktu yang ada.

Namun, ada cara yang lebih baik untuk memahami dan membantu anak-anak mengatasi kesulitan belajar numerasi mereka. Apakah Anda sudah mendengar tentang Asesmen Diagnosis?

Di episode kali ini, kami mengupas tuntas bagaimana Asesmen Diagnosis dapat menjadi solusi jitu bagi pendidik untuk mengenal lebih dalam kompetensi numerasi siswa, terutama di tingkat SD kelas awal. Melalui asesmen ini, pendidik tidak hanya sekadar menyerahkan tugas kepada siswa, tapi benar-benar memahami kekuatan dan kelemahan siswa dalam berhitung, sehingga pembelajaran bisa disesuaikan dengan kebutuhan mereka.

Bergabunglah dengan kami dalam podcast ini untuk mengetahui bagaimana cara mengidentifikasi kemampuan numerasi siswa secara efektif, strategi pengajaran yang lebih personal, dan mengapa penting untuk tidak hanya mengandalkan tugas tanpa pemahaman yang mendalam.

Jangan lewatkan wawasan berharga tentang asesmen yang bisa mendukung Anda dalam merancang pembelajaran yang lebih tepat sasaran dan membantu anak-anak lebih cepat menguasai kemampuan dasar mereka. Dengerin yuk, dan dapatkan inspirasinya untuk mendampingi anak-anak menuju kemampuan numerasi yang lebih baik!

Catatan kami

Di masa pandemi Covid-19 ini, ada keraguan dari para pendidik terhadap kemampuan para siswanya, salah satunya kemampuan numerasi para siswa SD kelas awal (bawah)

Hal ini dapat dimaklumi, selain bapak/ibu guru tidak bisa mengawal secara langsung para siswanya, orang tua tentu tidak tega melihat anak-anaknya mengalami kesulitan, khususnya dalam  berhitung. yang akhirnya membawa mereka turut membantu putra-putrinya (anak-anaknya) mengerjakan tugas-tugas numerasi dari para guru

Belum lagi para orangtua yang sibuk, dan harus lembur sampai larut malam. Biasanya ingin segera menyelesaikan tugas sekolah anak-anaknya, sehingga para orangtua tadi dapat segera kembali fokus ke pekerjaannya yang mungkin harus diselesaikan malam itu juga agar tidak menumpuk dan berlarut-larut

Bacaan terkait: Asesmen Diagnosis dan Panduan Penguatan Literasi dan Numerasi di Sekolah

Banyak sebab, banyak latar belakang, dan semuanya masih atau sangat manusiawi. Namun sebagai pendidik sebaiknya tidak percaya begitu saja (pasrah) ke kemampuan para siswanya. Sudah sepatutnya mereka berupaya dengan berbagai cara positif untuk mengetahui kemampuan para siswanya tadi lebih dalam, utamanya kemampuan siswa-siwa SD kelas bawah mengenai kemampuan berhitung atau numerasinya

Seperti yang dilakukan oleh seorang pendidik dari SDN Beji 1 Kota Batu yang mungkin, dan kami yakin juga telah dilakukan oleh para guru yang lain di pelosok negeri ini, yaitu mendeteksi kompetensi siswanya melalui Asesmen Diagnosis

Asesmen Diagnosis membuat Kasa Novia Zamora akhirnya mengetahui dan lebih mengenal kemampuan numerasi siswa-siswa kelas awalnya di SDN Beji 1 Kota Batu, mulai dari menghitung angka 1 sampai 10 memakai benda nyata, mengidentifikasi bilangan, membandingkan bilangan dan melakukan penjumlahan kurang dari 10 dan 20

Tidak hanya itu, melalui asesmen tersebut, dibantu oleh rekannya dari INOVASI, Kasa juga menemukan siswanya yang kurang mampu dalam pengurangan, memahami nilai tempat, dan soal cerita

Dikutip dari laman Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Asesmen Diagnosis adalah asesmen yang dilakukan secara spesifik untuk mengidentifikasi kompetensi, kekuatan, kelemahan siswa (peserta didik), sehingga pembelajaran dapat dirancang sesuai dengan kompetensi dan kondisi peserta didik. Peserta didik yang perkembangan atau hasil belajarnya paling tertinggal berdasarkan hasil Asesmen Diagnosis, dapat diberi pendampingan belajar yang lebih intensif dan afirmatif.

(Interviu dengan Kasa Novia Zamora, Guru SDN Beji 1 Kota Batu/Foto atau ilustrasi dipenuhi dari Dokumentasi Belajar Mengajar SDN Beji 1 Kota Batu di masa pandemi)

BEL (Bantuan Eksplorasi Laman)