Pembelajaran Mendalam itu Penerapannya Beragam, Tidak Terbatas pada 1 Model Saja

Rabu, 27/08/2025 WIB   73
Snip_Module-3_Positive-Parenting

Dalam dunia pendidikan yang terus berkembang, penerapan konsep 6C seperti karakter, kewarganegaraan, kolaborasi, komunikasi, kreativitas, dan pemikiran kritis telah terbukti menjadi landasan penting bagi pembelajaran yang lebih mendalam dan bermakna. Negara-negara seperti Finlandia, Uruguay, dan Kanada memberikan contoh bagaimana prinsip-prinsip ini dapat diterapkan dengan cara yang beragam namun tetap menghasilkan dampak yang signifikan.

Ketika kita melihat praktik pendidikan di negara-negara ini, satu hal yang sangat mencolok adalah bagaimana siswa sangat bersemangat dan aktif dalam berkontribusi tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk orang lain dan umat manusia secara keseluruhan. Mereka dilibatkan dalam proses pembelajaran yang mengutamakan kolaborasi, dan ini menciptakan ikatan yang kuat antara siswa, guru, keluarga, dan komunitas. Pembelajaran tidak lagi terbatas pada dinding sekolah, tetapi meluas ke berbagai ruang dan waktu, serta menghubungkan siswa dengan para ahli di bidangnya. Semua ini terjadi dalam sebuah ekosistem yang membangun kreativitas dan pemecahan masalah yang semakin kompleks, serta mengasah pemikiran kritis yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan dunia nyata.

Namun, sering kali kita mendengar bahwa pendekatan berbasis masalah atau penyelidikan (PBL: Project Based Learning) adalah jawaban dari pembelajaran mendalam. Padahal, meskipun model-model tersebut banyak digunakan, pembelajaran mendalam lebih dari sekadar penerapan satu metode pengajaran tertentu. Pembelajaran mendalam adalah suatu proses yang mengajak siswa untuk berpikir lebih kompleks, menggali potensi kreatif mereka, dan menyelesaikan masalah yang semakin rumit. Penerapan model penyelidikan dalam tugas yang kompleks memang penting, tetapi terkadang, kolaborasi yang lebih terarah dan terencana justru lebih dibutuhkan. Oleh karena itu, kesempatan (membuka peluang) untuk pembelajaran berbasis kelompok yang bermakna sangatlah penting, dan model seperti pembelajaran berbasis masalah atau kelompok kooperatif sangat mendukung pengembangan tersebut.

Seperti yang ditegaskan oleh seorang pemimpin sekolah dalam buku Deep Learning: Engage the World, Change the World, proses pembelajaran ini bagaikan sebuah lingkaran besar yang dibingkai oleh 6C. Di dalam lingkaran tersebut, ada berbagai pendekatan pedagogis yang dapat dipilih untuk membantu anak-anak berkembang. Setiap sekolah memiliki kebebasan untuk memilih pendekatan yang tepat bagi siswa dan komunitas mereka, apakah itu desain berpikir, penyelidikan, atau pembelajaran berbasis masalah. Keindahannya adalah kebebasan untuk memilih, namun dengan tanggung jawab yang besar untuk membuat keputusan berdasarkan data dan pengetahuan yang ada.

Hal yang paling menarik dari semua ini adalah meskipun model pengajaran yang digunakan bisa sangat bervariasi, jenis pembelajaran ini dapat mempercepat pencapaian 6C secara efektif. Pembelajaran ini mempercepat penguasaan kompetensi global seperti karakter, kewarganegaraan, kolaborasi, komunikasi, kreativitas, dan pemikiran kritis. Tidak hanya itu, ada hal yang jauh lebih menggembirakan, yaitu optimisme yang luar biasa. Siswa, guru, dan pemimpin sekolah merasa terinspirasi dengan energi baru, gairah, dan kebebasan yang mereka rasakan saat terlibat dalam proses pembelajaran ini. Ini adalah bukti nyata bahwa pembelajaran mendalam tidak hanya mengembangkan kompetensi, tetapi juga membangkitkan semangat hidup dan tanggung jawab sosial pada generasi masa depan.

(Sumber: https://deep-learning.global//Foto atau ilustrasi dipenuhi dari Google Image)

BEL (Bantuan Eksplorasi Laman)