Taman kanak-kanak hutan di Denmark memberikan pengalaman unik bagi anak-anak untuk belajar langsung dari alam. Di sini, anak-anak bebas bermain dan belajar di luar ruangan, tanpa batasan pagar atau sekat. Mereka memanjat pohon, bermain dengan alat tajam, dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Meskipun tampak berisiko, pendekatan ini justru membantu anak-anak mengembangkan keterampilan fisik, keberanian, dan kemampuan untuk menilai bahaya secara mandiri. Ini bukan hanya soal belajar tentang dunia, tetapi juga tentang mengasah karakter, ketangguhan, dan rasa tanggung jawab.
Anda memiliki banyak pengunjung dari luar negeri yang datang untuk melihat bagaimana Anda melakukan segala hal di sini.
Bagaimana reaksi mereka?
Mereka berpikir, “Apa yang sedang kami lakukan?” dan, “Kapan saya akan belajar untuk pergi ke sekolah dan mengapa?”
Tidak ada pagar, dan mereka terkejut.
Penting bagi anak-anak kecil untuk belajar apa rasanya mungkin kedinginan, apa rasanya basah, dan bertahan dengan itu.
Nama saya James William Secretson, saya datang ke Denmark lebih dari 20 tahun yang lalu dan sangat terkesan dengan kegiatan luar ruangan yang dilakukan anak-anak muda di sini. Sekarang, saya tinggal dan bekerja di sini.
Jane adalah penulis buku tentang pendidikan hutan di Denmark. Dia membawa saya ke taman kanak-kanak hutan yang dekat dengan rumahnya di luar Viborg.
Anak itu sedang di pohon, dan itu hanya pohon yang sangat tipis.
Pohonnya sangat goyah, butuh keseimbangan yang luar biasa untuk duduk di sana dan menggunakan kedua tangan sekaligus.
Di taman bermain biasa, mereka tidak akan memiliki kesempatan untuk mengembangkan keterampilan fisik seperti itu.
Jane menjalankan lokakarya pendidikan luar ruangan untuk para guru dan pengasuh dari seluruh dunia, termasuk Australia.
Selama kami berbicara, anak-anak telah melanjutkan ke kegiatan mereka berikutnya.
Anda akan mengatakan bahwa ini tidak seberbahaya seperti yang terlihat, kan?
Tidak, itu tidak berbahaya. Anak-anak telah belajar bagaimana menggunakan pisau dengan benar, jadi itu tidak dilihat sebagai senjata.
Itu adalah alat untuk melakukan sesuatu, seperti mengukir.
Saya rasa banyak budaya suka membungkus anak-anak mereka dalam kapas.
Maksudnya: banyak budaya, orang tua cenderung sangat melindungi anak-anak mereka dari segala risiko atau bahaya, memberikan perlindungan berlebihan, dan tidak membiarkan mereka mengalami tantangan atau kesulitan. Jadi menggambarkan perlindungan yang berlebihan, yang bisa menghambat perkembangan kemandirian anak karena mereka tidak diberi kesempatan untuk menghadapi dan mengatasi masalah atau tantangan secara mandiri.
Saya rasa itu bukan karena kurangnya kasih sayang terhadap anak-anak di sini dari orang tua mereka, mereka melihatnya dengan cara yang berbeda.
Dan sebenarnya, anak-anak harus memiliki kesempatan untuk bebas.
Jadi, bagaimana pendekatan Anda terhadap keselamatan di sini?
Anda harus berpikir dulu dengan akal sehat sebelum bertindak, jangan gegabah.
Maksudnya: seseorang harus berpikir dengan hati-hati, menggunakan akal sehat, dan membuat keputusan yang bijak. Ini adalah ajakan untuk berpikir rasional dan bertanggung jawab dalam mengambil tindakan, terutama dalam situasi yang membutuhkan pertimbangan atau penilaian yang cermat.
Dan jika Anda percaya bahwa anak-anak bisa menjaga diri mereka sendiri, mereka bisa melakukannya.
Matty, apakah kamu takut dengan sesuatu?
Saya sedang mengamati seorang anak laki-laki memanjat pohon sampai ke puncaknya, anak laki-laki lain memukul balok dengan tongkat sangat dekat satu sama lain. Saya tidak bisa melihat Anda atau orang lain, saya sedang berdiri di sana dan saya melihatnya juga.
Apakah Anda khawatir? Tidak.
Itu bagian dari permainan. Hampir setiap hari.
Dan mereka belajar.
Mereka belajar untuk berhati-hati.
Terkadang mereka memang terbentur, ya, mereka mengalami sedikit kecelakaan. Tapi itu adalah cara untuk belajar.
Hanya sekali saya harus mengantar seorang anak laki-laki ke rumah sakit karena cedera besar setelah 17 tahun. Jadi saya tidak khawatir.
Dan apa cedera itu? Itu adalah orang tua yang secara tidak sengaja menginjak kaki seorang anak.
Maksudnya: cedera yang terjadi bukan karena kegiatan yang berbahaya, tetapi karena kecelakaan kecil. Seorang orang tua tanpa sengaja menginjak kaki anaknya, yang menyebabkan cedera. Ini menunjukkan bahwa kadang-kadang kecelakaan bisa terjadi dalam situasi yang tidak terduga dan tidak berbahaya.
Catatan kami
Pendidikan yang menumbuhkan kemandirian dan keberanian anak-anak, terutama dalam mengatasi tantangan fisik dan mental, sangat penting dalam pembentukan karakter. Apa yang terjadi di taman kanak-kanak hutan di Denmark adalah contoh nyata dari pendidikan yang mengutamakan pembelajaran berbasis pengalaman di luar ruangan. Di sini, anak-anak tidak hanya belajar dari buku atau papan tulis, tetapi langsung terlibat dalam aktivitas yang melibatkan keterampilan fisik, keberanian, dan kecerdasan sosial.
Salah satu aspek yang paling menarik dari pendidikan ini adalah bagaimana anak-anak dilatih untuk menghadapi situasi yang mungkin bagi sebagian orang dianggap berbahaya. Anak-anak memanjat pohon yang sangat tipis, bermain dengan pisau, dan melakukan aktivitas yang melibatkan ketangkasan fisik lainnya. Namun, semua ini diawasi dengan sangat ketat dan diajarkan dengan prinsip yang sangat jelas, yaitu keselamatan, keseimbangan, dan pengendalian diri. Aktivitas-aktivitas ini tidak hanya mengembangkan keterampilan motorik anak, tetapi juga kemampuan mereka untuk mengelola rasa takut dan menilai risiko dengan bijak.
Di taman kanak-kanak hutan ini, tidak ada pagar pembatas atau sekat yang melindungi anak-anak dari lingkungan alami di sekitar mereka. Mereka diajarkan untuk menghargai alam dan memahami tantangan yang datang bersamanya. Ketika seorang anak jatuh atau terluka ringan, ini bukan dianggap sebagai kegagalan, tetapi bagian dari proses belajar. Kesalahan atau kecelakaan kecil menjadi bagian dari pengalaman belajar yang mengajarkan anak-anak untuk berhati-hati, penuh perhatian, dan tangguh.
Praktik pendidikan ini bertentangan dengan banyak pendekatan konvensional yang cenderung melindungi anak-anak dari segala bentuk risiko. Sebaliknya, pendekatan yang diterapkan di Denmark ini justru memberi ruang bagi anak-anak untuk belajar bagaimana mengelola ketakutan dan membuat keputusan yang baik. Melalui aktivitas luar ruangan, mereka belajar untuk mengukur bahaya dan bertanggung jawab atas tindakan mereka. Mereka bukan hanya diajarkan untuk berpikir, tetapi juga untuk merasakan dan bertindak berdasarkan perasaan mereka sendiri.
Konsep “belajar melalui bermain” di luar ruangan ini tidak hanya terbatas pada kegiatan fisik. Anak-anak juga diajarkan untuk menggunakan alat-alat seperti pisau dengan cara yang aman dan bermanfaat, seperti mengukir kayu. Ini adalah keterampilan yang tidak hanya berguna dalam konteks pendidikan, tetapi juga memberi mereka rasa pencapaian dan kemampuan untuk menyelesaikan tugas secara mandiri. Pisau, yang biasa dianggap sebagai senjata, dilihat di sini sebagai alat untuk menciptakan sesuatu, bukan untuk merusak. Ini mengajarkan anak-anak untuk menggunakan alat-alat dengan tujuan yang baik dan dengan tanggung jawab.
Pendidikan ini juga menunjukkan pentingnya kepercayaan. Guru dan pengasuh di taman kanak-kanak hutan ini mempercayakan anak-anak untuk menjaga diri mereka sendiri dalam banyak situasi. Ini bukan berarti anak-anak dibiarkan tanpa pengawasan, tetapi lebih kepada memberikan mereka kebebasan untuk membuat keputusan sendiri dan belajar dari pengalaman mereka. Dalam suasana yang penuh kepercayaan ini, anak-anak tidak hanya merasa dihargai, tetapi juga belajar untuk menghargai diri mereka sendiri.
Secara keseluruhan, pendekatan pendidikan luar ruangan ini mengajarkan banyak nilai yang penting dalam kehidupan. Ketangguhan, kepercayaan diri, pengelolaan risiko, dan kemandirian adalah keterampilan yang sangat berharga. Pendidikan seperti ini memungkinkan anak-anak untuk tumbuh menjadi individu yang tidak hanya cerdas, tetapi juga tangguh dan siap menghadapi tantangan hidup. Pendidikan bukan hanya tentang mengisi otak dengan pengetahuan, tetapi juga tentang membentuk karakter yang kuat dan mampu menghadapi dunia dengan kepala tegak.
Melalui pengalaman langsung di alam, anak-anak memperoleh pelajaran yang tidak bisa didapatkan di ruang kelas. Mereka belajar untuk menghormati alam, bertanggung jawab, dan mengambil keputusan dengan bijak. Ini adalah pendidikan yang memperkaya jiwa dan mengajarkan mereka cara hidup yang lebih baik, sebuah model yang bisa menjadi inspirasi bagi dunia pendidikan di seluruh dunia.
Catatan ini menggambarkan bagaimana pendidikan yang melibatkan pengalaman nyata di luar ruangan dapat mengembangkan berbagai keterampilan penting pada anak-anak, baik secara fisik maupun mental. Dalam hal ini, pembelajaran di taman kanak-kanak hutan di Denmark memberikan contoh berharga tentang bagaimana pendidikan bisa lebih dari sekadar teori, tetapi juga melibatkan pembelajaran yang mempersiapkan anak-anak untukmenjalani hidup dengan baik di dunia nyata.
(Sumber: The Outdoor Teacher/Foto atau ilustrasi dipenuhi dari News Sky)