The Teacher’s Guide for Outdoor Activities

Minggu, 27/04/2025 WIB | 350

Jauh di masa lalu, pendidikan dilakukan terutama di luar ruangan, mempersiapkan anak-anak untuk menjadi pemburu yang baik, nelayan, dan menggunakan alam untuk tempat tinggal, makanan, dan kesehatan. Anak-anak belajar sejak dini untuk menggunakan sumber daya dengan bijak dan bahwa ada irama dan keseimbangan di alam yang perlu diselaraskan.

Sejak zaman Plato atau Epikuros di Yunani Kuno, para pemikir besar memahami pentingnya belajar di luar ruangan. Teori pertama tentang menggunakan lingkungan untuk pendidikan muncul dengan Jan Amos Comenius, Friedrich Fröbel, dan Maria Montessori. Ini dimulai  di sektor penitipan anak dan beberapa pelopor awal yang paling penting telah menekankan perlunya anak-anak dapat mengunjungi dan belajar di ruang yang kurang terstruktur, mengembangkan kemandirian dan kreativitas.

Pada awal abad ke-20, organisasi internasional seperti Gerakan Pramuka atau Outward Bound menggunakan pembelajaran pengalaman di luar ruangan untuk pengembangan pribadi dan sosial.

Beberapa dekade kemudian, Sekolah Hutan berkembang di Denmark dan menyebar dengan cepat ke negara-negara Skandinavia lainnya. Saat ini, jumlah sekolah hutan dan sekolah yang menawarkan program kelompok hutan satu hari seminggu terus meningkat di seluruh dunia.

Buku Richard Louve “The Last Child in the Woods” (2005, 2008) juga memberikan dorongan yang luar biasa bagi program alam dalam pendidikan. Ia menekankan kesenjangan antara generasi saat ini dan permainan alami bebas orang tua mereka.

Meskipun anak-anak saat ini lebih sadar akan perubahan iklim dan isu lingkungan, kontak fisik mereka dengan alam semakin memudar. Semakin lama, alam menjadi sesuatu yang dapat dilihat, dikonsumsi, dipakai dan diabaikan.

Bahkan saat ini pendidikan di luar ruangan terutama terbatas pada tingkat pra-sekolah, dan waktu yang dihabiskan di luar ruangan menurun seiring dengan meningkatnya tahun sekolah. Kurikulum, waktu, dan keterbatasan keuangan adalah alasan utama sistem pendidikan yang menganggap alam sebagai sesuatu yang dapat dilihat dan dianalisis dari jauh dan bukan sebagai sumber pembelajaran yang berharga dan tidak ada habisnya.

BEL (Bantuan Eksplorasi Laman)