Kabar Daerah – Di Jombang, perubahan besar di pendidikan sedang terjadi, dengan penerapan teknologi yang semakin meluas.
Ratusan sekolah, mulai dari TK, SD, hingga SMP, baik negeri maupun swasta, beberapa waktu lalu baru saja menerima bantuan dari pemerintah pusat berupa perangkat Interactive Flat Panel (IFP) sebagai salah satu bentuk komitmen pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan melalui digitalisasi, yang diharapkan dapat membuat proses belajar mengajar menjadi lebih interaktif, efektif, dan menarik baik bagi guru maupun siswa.
Menurut Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang, Wor Windari, bantuan IFP telah diterima oleh berbagai lembaga pendidikan di wilayah tersebut. Di tingkat PAUD, ada 273 lembaga yang telah mendapatkannya, sementara untuk SD, jumlahnya mencapai 415 sekolah.
Tidak ketinggalan, delapan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), 92 SMP, dan dua Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) juga telah menerima perangkat canggih ini. Bantuan ini langsung dikirim oleh kementerian tanpa melalui dinas setempat, dan pendataan penerimanya di Jombang terus diperbarui.
Program digitalisasi ini bertujuan untuk mengubah cara mengajar menjadi lebih modern dan relevan dengan perkembangan zaman. Dengan hadirnya IFP, sekolah-sekolah di Jombang diharapkan dapat memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Namun, ini bukan sekadar pemberian perangkat, melainkan juga sebuah langkah untuk mendorong perubahan dalam metode pengajaran di semua jenjang pendidikan.
Kepala Dinas berharap agar setiap sekolah yang menerima bantuan ini dapat memanfaatkannya dengan baik, serta melaporkan penggunaannya agar program ini dapat berjalan dengan efektif.
Salah satu sekolah yang merasakan manfaat langsung dari bantuan ini adalah SMPN 1 Jombang.
Kepala sekolah, Rudy Priyo Utomo, menjelaskan bahwa sekolah mereka memperoleh IFP setelah mengisi data di sistem Data Pokok Pendidikan (Dapodik), yang merupakan langkah administratif untuk memastikan bahwa sekolah tersebut siap menerima perangkat.
Setelah data diupdate, beberapa bulan kemudian, pihak sekolah menerima pengiriman IFP yang disertai dengan rangka penyangga.
Setelah perangkat sampai di sekolah, proses selanjutnya adalah pemasangan oleh teknisi khusus. IFP yang berukuran 75 inci tersebut memerlukan instalasi yang tepat agar dapat berfungsi optimal.
Walaupun perangkat sudah ada di sekolah, Rudy mengingatkan bahwa IFP baru bisa digunakan setelah pemasangan selesai. Hal ini dilakukan agar setiap bagian perangkat berfungsi dengan maksimal dan siap untuk mendukung pembelajaran.
Rencana penggunaan IFP di SMPN 1 Jombang pun sudah dipersiapkan. Sekolah berencana untuk memberikan pelatihan kepada seluruh guru mengenai cara mengoperasikan IFP dengan baik.
Menurut Rudy, meskipun perangkat ini canggih, para guru perlu mendapatkan pemahaman yang cukup agar bisa memanfaatkannya secara efektif dalam proses pembelajaran.
Pelatihan ini penting untuk memastikan bahwa penggunaan IFP tidak hanya sebagai alat teknologi, tetapi juga sebagai sarana yang benar-benar membantu meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah.
Perangkat IFP yang diberikan tidak hanya berfungsi sebagai papan tulis digital, tetapi juga memungkinkan akses internet dan berbagai media pembelajaran digital lainnya.
Dengan tambahan fitur seperti webcam, perangkat ini mampu mendukung pembelajaran yang lebih interaktif dan dinamis. Hal ini tentu saja akan sangat menguntungkan bagi para siswa yang semakin membutuhkan pembelajaran berbasis teknologi untuk mengoptimalkan pemahaman mereka.
IFP dapat menjadi jembatan antara konsep yang diajarkan di kelas dengan akses informasi yang lebih luas di dunia maya.
Namun, penggunaan IFP ini bukan tanpa tantangan. Sebelum dipakai di kelas, guru dan siswa harus beradaptasi dengan ruang pertemuan di mana perangkat ini ditempatkan, serta cara pemakaiannya yang memerlukan pemahaman teknis.
IFP yang dapat dipindahkan membutuhkan penyesuaian agar posisinya tepat, sehingga fungsi interaktifnya bisa dimaksimalkan. Namun, bagi sekolah seperti SMPN 1 Jombang, tantangan ini justru menjadi bagian dari proses pembelajaran untuk guru dan siswa dalam memahami cara terbaik menggunakan teknologi dalam pendidikan.
Bantuan IFP ini adalah bagian dari upaya pemerintah untuk menyiapkan generasi masa depan yang tidak hanya cerdas dalam hal pengetahuan, tetapi juga terampil dalam memanfaatkan teknologi.
Di Jombang, di mana teknologi mulai merambah ke setiap sudut pendidikan, perangkat IFP menjadi alat yang sangat berharga untuk mengubah cara belajar yang lebih interaktif dan berbasis digital. Ini adalah langkah nyata menuju pendidikan yang lebih baik dan lebih relevan dengan kebutuhan zaman.
Dengan adanya perangkat seperti IFP, proses pembelajaran di Jombang berpotensi menjadi lebih menarik dan lebih mudah diakses. Bagi siswa, perangkat ini tidak hanya akan mempermudah mereka dalam memahami materi pelajaran, tetapi juga memberi mereka kesempatan untuk terlibat lebih aktif dalam proses belajar.
Sebagai contoh, simulasi praktikum atau visualisasi konsep-konsep yang sulit bisa dilakukan dengan lebih jelas dan interaktif melalui layar sentuh digital ini. Di sisi lain, bagi guru, IFP menjadi alat yang membantu mereka menyampaikan materi dengan cara yang lebih variatif dan menarik, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas pengajaran di sekolah.
Namun, proses digitalisasi ini bukanlah sesuatu yang terjadi begitu saja. Setiap sekolah, setiap guru, dan setiap siswa perlu beradaptasi dengan teknologi baru ini agar manfaatnya bisa dirasakan sepenuhnya.
Tantangan terbesar bukan hanya pada penyediaan perangkat, tetapi pada kemampuan setiap pihak untuk menggunakan perangkat ini dengan tepat. Pelatihan bagi guru, penyesuaian metode pembelajaran, dan kesiapan infrastruktur di sekolah merupakan hal-hal yang tidak boleh dilewatkan dalam memaksimalkan penggunaan IFP.
Digitalisasi pembelajaran yang sedang dijalankan di Jombang ini adalah bukti nyata dari tekad pemerintah untuk membawa pendidikan Indonesia ke arah yang lebih maju.
Dengan adanya perangkat IFP, siswa dan guru tidak lagi dibatasi oleh cara-cara konvensional dalam mengajar dan belajar. Sebaliknya, mereka diberi kesempatan untuk mengeksplorasi pembelajaran dengan cara yang lebih kreatif, inovatif, dan menyenangkan.

Ini adalah awal dari perubahan besar yang akan terus berkembang, memberi dampak positif tidak hanya bagi dunia pendidikan di Jombang, tetapi juga di seluruh Indonesia.
Sebagai bagian dari program pemerintah, bantuan IFP ini diharapkan tidak hanya memberikan manfaat jangka pendek, tetapi juga menjadi investasi jangka panjang untuk pendidikan Indonesia. Dengan semakin banyaknya sekolah yang mengadopsi teknologi dalam pembelajaran, kualitas pendidikan di berbagai daerah di Indonesia akan semakin merata dan meningkat.
Harapannya, setiap anak di Indonesia memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan berkualitas, yang mampu mempersiapkan mereka menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks.
Langkah pemerintah ini harus didukung oleh seluruh elemen pendidikan, mulai dari pemerintah daerah, kepala sekolah, guru, hingga siswa itu sendiri. Kolaborasi antara berbagai pihak adalah kunci keberhasilan digitalisasi pendidikan.
Dengan kerja sama yang baik, pendidikan Indonesia akan semakin maju, lebih merata, dan lebih siap menghadapi tantangan global di masa depan.
Bantuan IFP ini juga simbol dari semangat perubahan dan perbaikan dalam sistem pendidikan Indonesia.
Melalui teknologi, pendidikan tidak lagi menjadi sesuatu yang kaku dan membosankan, tetapi menjadi lebih hidup dan menyenangkan.
(Sumber catatan: Jombang Banget (Jawa Pos)/Foto atau ilustrasi dipenuhi dari Google Image)




