Kabar Daerah – Lomba Paduan Suara SMA/SMK Tingkat Provinsi Jawa Timur 2025 yang bertajuk “Suara Harmoni Generasi Emas Jawa Timur” menjadi sebuah ajang yang tak hanya menonjolkan kemampuan vokal peserta, tetapi juga mengukuhkan pentingnya pembentukan karakter generasi muda yang siap menghadapi tantangan zaman.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, memberikan apresiasi tinggi kepada seluruh peserta yang datang dari 38 kabupaten dan kota di Jawa Timur.
Baginya, acara ini lebih dari sekadar kompetisi seni, ini adalah sarana untuk membentuk generasi yang berdaya saing, kreatif, dan memiliki kecintaan terhadap budaya lokal.
Khofifah menegaskan, lomba ini bukan hanya untuk mencari siapa yang terbaik, tetapi untuk membangun semangat kebersamaan dan persaudaraan di kalangan generasi muda Jawa Timur.
“Lomba paduan suara adalah momentum untuk menyiapkan generasi harapan bangsa menuju Indonesia Emas 2045,” ujar Khofifah dengan tegas.
Pemenang lomba, dalam pandangannya, bukan hanya yang meraih juara 1, 2, atau 3, tetapi semua peserta adalah juara yang sudah berhasil menunjukkan kualitas, dedikasi, dan semangat kebersamaan.
Peserta yang menampilkan penampilan terbaik, meski dalam kategori yang berbeda, tetap mendapatkan apresiasi yang setara. Ini menunjukkan bahwa dalam ajang ini, kemenangan bukan diukur hanya dari posisi di podium, tetapi dari kemampuan untuk menjaga harmoni dalam kebersamaan.
“Semua peserta adalah juara,” tegasnya, menambahkan bahwa setiap peserta membawa semangat persatuan dan tekad untuk mempersiapkan masa depan bangsa.
Lomba ini juga menjadi ajang untuk memperkenalkan dan melestarikan budaya lokal.
Dari setiap penampilan, nuansa budaya daerah yang beragam terlihat jelas, mencerminkan kekayaan budaya Jawa Timur. Kostum yang dikenakan oleh peserta juga menunjukkan keragaman budaya yang ada di setiap kabupaten atau kota, namun tetap dengan semangat satu kesatuan, yaitu Jawa Timur.
Khofifah mencontohkan bagaimana paduan suara dari Blitar mengenakan kostum bernuansa Madura, dan SMAN 1 Manyar Gresik yang menampilkan kostum Gajah Uling khas Banyuwangi. Semua ini adalah representasi dari Jawa Timur yang siap menyongsong Indonesia Emas 2045.
Penting untuk dicatat bahwa lomba ini tidak hanya bertujuan untuk memperkenalkan budaya, tetapi juga untuk memperkuat rasa persatuan.
Meskipun peserta berasal dari berbagai daerah dengan identitas budaya yang berbeda, mereka semua menunjukkan bahwa mereka satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
“Kita ini satu. Jawa Timur satu, Indonesia satu,” ujar Khofifah, menegaskan bahwa meskipun peserta datang dengan warna daerah mereka masing-masing, mereka adalah bagian dari satu bangsa yang besar.
Pada kesempatan ini, Khofifah juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja keras untuk menyukseskan lomba ini, termasuk Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Aries Agung Paewai, serta seluruh tim Disdik dan dewan juri.
Mereka semua telah bekerja tanpa mengenal lelah untuk memberikan yang terbaik bagi pendidikan di Jawa Timur. Dedikasi ini tidak hanya memberi manfaat bagi peserta, tetapi juga memperkaya kualitas pendidikan di provinsi ini.
Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Aries Agung Paewai, menambahkan bahwa lomba paduan suara ini merupakan yang pertama kali diadakan di tingkat provinsi. Ia mengungkapkan bahwa lomba ini menjadi sebuah platform yang luar biasa untuk mengembangkan talenta vokal para pelajar di Jawa Timur.
“Peserta yang hadir adalah para juara di tingkat kabupaten/kota masing-masing. Mereka sudah membuktikan kualitas mereka, dan hari ini mereka berlaga untuk menunjukkan yang terbaik,” kata Aries.
Dalam lomba ini, para peserta diwajibkan untuk menyanyikan lagu wajib “Mars Jawa Timur” dan sebuah lagu daerah asal Jawa Timur. Ini menjadi salah satu elemen penting yang menunjukkan betapa kuatnya ikatan budaya yang ada di provinsi ini. Namun, yang menjadi spesial adalah apresiasi yang diberikan oleh Gubernur Khofifah kepada para juara.
Selain mendapatkan piala dan piagam, mereka juga mendapatkan hadiah uang tunai yang menunjukkan penghargaan langsung dari pemimpin daerah terhadap usaha keras para pemenang.
Pemenang pertama dari lomba ini, SMAN 1 Kota Blitar, mendapatkan hadiah uang sebesar Rp15 juta. SMAN 1 Kota Batu yang meraih juara kedua mendapat Rp12,5 juta, dan SMAN 1 Pare Kabupaten Kediri yang menduduki posisi ketiga menerima Rp10 juta. Hadiah ini merupakan bukti nyata bahwa setiap upaya yang dilakukan oleh generasi muda patut diapresiasi.
Selain itu, juara harapan juga mendapatkan bonus yang menunjukkan bahwa mereka pun dihargai atas kerja keras mereka. Juara Harapan 1 diraih SMAN Soko Kabupaten Mojokerto, Harapan 2 oleh SMAN 1 Manyar Gresik, dan Harapan 3 oleh SMKN 12 Surabaya.
Namun, bagi yang belum meraih juara, Aries memberikan pesan yang penuh semangat. Ia mengingatkan bahwa keberhasilan bukan hanya soal juara, tetapi tentang proses dan kemauan untuk terus berkembang.
“Bagi yang belum juara, jangan berkecil hati. Ini adalah batu loncatan untuk terus melatih diri dan meraih prestasi terbaik di masa depan,” tuturnya.
Ini adalah pesan penting untuk seluruh peserta bahwa kemenangan sejati tidak hanya terlihat dari posisi yang dicapai, tetapi dari usaha dan ketekunan yang ditunjukkan dalam setiap langkah.
Paduan suara bukan hanya soal bernyanyi bersama, tetapi juga soal bagaimana musik dan budaya dapat menyatukan setiap individu, meskipun datang dari latar belakang yang berbeda.
Melalui ajang ini, para peserta belajar pentingnya kerjasama, rasa hormat, dan semangat kebersamaan dalam mencapai tujuan bersama. Mereka menunjukkan bahwa perbedaan bukanlah halangan, melainkan kekuatan yang dapat menghasilkan harmoni yang luar biasa.
Lomba Paduan Suara ini bukan hanya sekedar ajang prestasi, tetapi juga sebuah proses pembelajaran yang membentuk karakter para peserta. Dari ajang ini, terlihat betapa pentingnya pendidikan karakter dalam membentuk generasi yang memiliki semangat persatuan, cinta budaya, dan siap untuk menghadapi tantangan masa depan.
Khofifah berharap bahwa ajang ini bisa menjadi momentum yang lebih besar, bukan hanya untuk menciptakan generasi yang unggul dalam bidang seni, tetapi juga dalam bidang lain yang akan membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih gemilang.
Melalui ajang ini, Jawa Timur telah menunjukkan kepada seluruh Indonesia bahwa generasi muda kita tidak hanya memiliki potensi untuk berprestasi, tetapi juga memiliki semangat kebangsaan yang tinggi.
Para peserta lomba paduan suara ini telah membuktikan bahwa mereka siap untuk menjadi bagian dari Generasi Emas 2045.
Dengan semangat harmoni, mereka telah menunjukkan bahwa bersama-sama kita bisa mencapai tujuan besar untuk Indonesia.
(Sumber catatan: Detik/Foto atau ilustrasi dipenuhi dari Google Image)