Bersama BBPMP Jatim, SD MICA Kuatkan Pendidikan Inklusi Berkarakter

Sidoarjo – Azzam, siswa SD Muhammadiyah 1 Candi Lab School UMSIDA Sidoarjo kini tak lagi kesulitan membaca dan menulis.

Sejak program Merdeka Belajar dicanangkan, sekolah Azzam semakin gencar menerapkan pembelajaran yang berpusat pada siswa, dengan mengakomodir gaya belajar yang berbeda-beda.

Azzam yang penderita disleksia diberikan materi pelajaran yang lebih kreatif, menggunakan gambar, video, dan alat peraga menarik untuk menjelaskan konsep- konsep yang sulit. Azzam pun kini semangat belajar dan merasa lebih percaya diri.

Menurut Pristiandi Teguh Cahya, Kepala SD Muhammadiyah 1 Candi Labschool UMSIDA Sidoarjo, sekolahnya memang memprioritaskan pada pendidikan inklusi yang berkarakter melalui berbagai kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler.

“Karena pendidikan karakter membantu membentuk watak peserta didik yang kuat, seperti kejujuran, tanggung jawab, disiplin, dan semangat gotong royong,” terangnya pada Selasa, 28 Agustus 2024.

Dikatakan Teguh, pendidikan karakter melalui intrakurikuler dan ekstrakurikuler ini dapat memfasilitasi peserta didik, baik yang berkebutuhan khusus maupun reguler, untuk mengenali dan mengembangkan potensi diri mereka masing-masing.

“Dengan memahami kekuatan dan kelemahan diri, peserta didik dapat belajar untuk mengatasi tantangan dan mencapai tujuan hidup mereka,” imbuhnya.

Diakui Teguh, program Merdeka Belajar mampu menguatkan pendidikan inklusi berkarakter di SD Muhammadiyah 1 Candi Labschool UMSIDA (SD MICA) dengan sejumlah perubahan, di antaranya kurikulum yang lebih fleksibel, pembelajaran berbasis proyek dan penggunaan teknologi.

Perubahan lain, seperti adanya peningkatan kompetensi guru, kerjasama dengan tenaga pendukung, serta pemanfaatkan sumber daya komunitas.

“Selain itu, ada juga perubahan lingkungan belajar seperti ruang kelas yang inklusif dengan desain yang lebih fleksibel dan aksesibel akan memudahkan peserta didik dengan kebutuhan khusus untuk berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran,” terangnya.

SD MICA juga mengubah sistem penilaian yang lebih holistik dengan beragam bentuk dan berfokus pada proses, serta melibatkan peserta didik dan orang tua.

Diakui Teguh, untuk mengimplementasikan program itu tidak selalu berjalan mulus. Kerapkali sekolah dihadapkan berbagai tantangan seperti keterbatasan sumber daya, kurangnya kesiapan pendidik, persepsi masyarakat, juga kurikulum dan penilaian yang berubah.

“Untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, sekolah sudah melakukan beberapa upaya, antara lain meningkatan kapasitas pengetahuan pendidik, kerjasama dengan berbagai stakeholder seperti UPTD ABK Sidoarjo, Pusat Layanan Psikologi Terapan UMSIDA (P3TU),” katanya.

Beruntung selama ini SD MICA mendapat dukungan penuh dari UMSIDA dengan bentuk kerjasama laboratorium pendidikan bagi mahasiswa, serta dukungan bangunan fisik yang memadai.

“Kami juga mendapat dukungan dari Dinas Pendidikan Kabupaten Sidoarjo, berupa program pelatihan, kemitraan dengan perguruan tinggi, pembinaan dan monitoring, serta disosialisasikan ke sekolah lain,” ungkapnya.

Selain itu, lanjut Teguh, Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Provinsi Jawa Timur memiliki peran yang sangat strategis dalam mengawal program Merdeka Belajar, khususnya dalam konteks pendidikan inklusi yang berkarakter seperti di SD MICA.

“BBPMP Jatim memberikan pendampingan teknis kepada sekolah dalam menyusun kurikulum, mengembangkan model pembelajaran inklusif, dan mengelola kelas inklusif,” ungkapnya.

BBPMP Provinsi Jawa Timur juga menyelenggarakan bimbingan teknis dan webinar terkait isu-isu terkini dalam pendidikan inklusi dan mensosialisasikan kebijakan Merdeka Belajar dan pendidikan inklusi ke seluruh satuan pendidikan di Jawa Timur, termasuk SD MICA.

“BBPMP Jatim juga memberikan wadah informasi tentang sekolah inklusi seperti di SD kami agar lebih dikenal masyarakat,” terangnya.

Secara terpisah turut disampaikan Kepala Bagian Umum BBPMP Provinsi Jawa Timur, Rizqi, pihaknya tak hanya ke satuan pendidikan. BBPMP Provinsi Jawa Timur juga membersamai dan mendorong pemerintah daerah di Jawa Timur menggiatkan pendidikan inklusi yang Merdeka dengan melakukan Advokasi Pemanfaatan Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif di Satuan Pendidikan dan Advokasi Kebijakan Layanan Pendidikan Inklusif kepada Pemerintah Daerah.

Selain kedua hal tadi, BBPMP Provinsi Jawa Timur juga menggelar Persiapan Sosialisasi dan Advokasi Pembentukan Unit Layanan Disabilitas di Daerah dan Sosialisasi Kebijakan Pembentukan Unit Layanan Disabilitas di Daerah yang dilakukan melalui luring dan daring

Tak hanya itu, bahkan untuk menginspirasi unit pelaksana teknis (UPT) Kemendikbudristek (BPMP dan BBPMP) di seluruh Indonesia dalam memaksimalkan upaya advokasinya ke pemerintah daerah di wilayahnya masing- masing agar kinerjanya di bidang peningkatan mutu pendidikan inklusi semakin baik, pada Rabu (18/10/2023) di Hotel Sangrilla Surabaya, BBPMP Provinsi Jawa Timur menggandeng Dinas Pendidikan Kabupaten Sidoarjo untuk berbagi praktik baik penanganan pendidikan inklusi di wilayahnya.

Teguh berharap melalui program ini dan pembinaan yang berkelanjutan dari Dinas Pendidikan Kabupaten Sidoaejo diserai kolaborasi yang apik dengan BBPMP Provinsi Jawa Timur dan para mitra pembangunan, SD MICA mampu menjadi institusi pendidikan yang diakui sebagai pusat unggulan dalam pendidikan inklusif di Indonesia. Dan kesuksesan ini juga sudah diimbaskan ke sekolah lain di Sidoarjo serta TK Aisyiyah Bustanul Athfal.

Tak cuma itu, SD MICA juga berupaya mengglorifikasi dengan membagikan kegiatannya di media sosial Instagram, TikTok, YouTube, iklan di media masa digital seperti pwmu.co, serta melibatkan wali murid untuk membagikan dokumentasi praktik baik melalui WA Grup dan WA Status masing-masing. (Judul asli berita: Bersama BBPMP Provinsi Jawa Timur, SD MICA Kuatkan Pendidikan Inklusi Berkarakter di Era Merdeka Belajar)

Bagikan Tulisan