Dirjen PAUD Dikdasmen Kemendikbud Ristek, Dr Iwan Syahril PhD, mengingatkan bahwa program guru penggerak ibarat program fast track bagi para guru yang belum mengantongi sertifikasi.
Hal ini dia sampaikan untuk menjawab kegelisahan para guru penggerak di Kota Blitar, khususnya yang berlatar belakang guru honorer.
Itu dia sampaikan ketika berdialog dengan para guru penggerak, dalam diskusi bertajuk Diskusi Penggerak Bersama Dirjen PAUD Dikdasmen Kemendikbud Ristek didampingi salah satunya oleh Kepala Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Provinsi Jawa Timur Sujarno, M.Pd beberapa waktu lalu di Kota Blitar (Rabu, 16/6/2023).
“Guru penggerak ini fast track untuk sertifikasi PPG dalam jabatan. Jadi bisa langsung ujian aja, nggak perlu lagi daftar atau ikut programnya karena sudah di RPL-kan. Jadi guru honorer atau bukan, swasta atau negeri, semuanya kalau sudah lulus (program guru penggerak), memiliki hak istimewa yaitu fast track sertifikasi dalam jabatan,” tuturnya.
Terkait guru honorer, disebutkannya bahwa lintas kementerian telah sepakat agar guru honorer harus diajukan secara maksimal.
“Guru honorer itu jumlahnya sekitar 700 ribu dan harus difasilitasi. Cuma memang ada mekanisme yang harus dilalui. Mudah-mudahan tahun ini bisa diselesaikan sehingga para guru honorer pun bisa menjadi aparatur sipil negara (ASN),” lanjutnya.
Dia memastikan, Kemendikbud Ristek terus berjuang untuk kesejahteraan guru dan kelayakan guru dalam bekerja. Namun harus diakui ada kementerian lain yang juga terkait.
“Yang jelas kami terus mendorong supaya ini bisa diselesaikan,” imbuhnya.
Lebih jauh dia menekankan bahwa kompetensi yang dimiliki para guru penggerak adalah kompetensi pemimpin untuk perubahan di Indonesia.
Kompetensi pemimpin itu tidak lagi membanding-bandingkan latar belakang apakah seseorang itu berlatar belakang guru di TK, SD, SMP, atau SMA.
“Di program guru penggerak, sebagai pemimpin, yang terpenting bukan kompetensi teknis, tetapi soft skill dan mindset. Jadi yang harus diasah adalah kompetensi kepemimpinan dan kemauan untuk belajar, serta kolaborasi,” pungkasnya. (Foto atau ilustrasi dipenuhi dari Google Image)




