Bupati Mojokerto, dr Ikfina Fatmawati M.Si ingin agar seluruh guru di Kabupaten Mojokerto menjadi guru-guru penggerak.
Hal ini dia sampaikan ketika menerima kunjungan Direktur Dirjen PAUD, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kemendikbud Ristek, Dr Irwan Syahril Ph.D beberapa waktu lalu di rumah dinas Bupati Mojokerto (Jumat, 24/3/2023).
Bupati Ikfina menilai, pendidikan adalah sesuatu yang penting bagi anak-anak, khususnya di Kabupaten Mojokerto.
Karena itu, dia ingin agar anak-anak berada di tangan para pendidik yang tepat untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas.
“Saya inign anak-anak mendapatkan pendidikan terbaik dari para pendidik terbaik,” kata Bupati.




Dia menambahkan, perhatian kabupaten Mojokerto terhadap pendidikan juga tercermin dari komposisi PNS di Kabupaten Mojokerto, di mana sekitar 50 persennya berada di Dinas Pendidikan.
Selain itu, dia juga memastikan bahwa Kabupaten Mojokerto telah mengalokasikan anggaran pendidikan minimal 20 persen sesuai dengan ketentuan Mandatory Spending.
Meski demikian, dia pun mengakui pendidikan di Kabupaten Mojokerto masih menghadapi banyak tantangan.
Di antaranya, masih ada anak-anak, khususnya di daerah pinggiran, yang sama sekali tak paham pentingnya pendidikan.
“Kami masih punya PR. Di Mojokerto ini kami punya daerah yang berbatasan dengan hutan, jauh tempatnya. Di situ jadi tantangan karena anak-anaknya, banyak yang belum punya mimpi. Tahun 2021, ada sekitar 500 anak yang mengajukan dispensasi nikah. Yang tidak mengajukan, atau menikah di bawah tangan, jumlahnya jauh lebih banyak,” urainya.
“Selain itu juga masih ada anak-anak putus sekolah di Kabupaten Mojokerto,” lanjutnya.
Di sisi lain, Kabupaten Mojokerto sebenarnya memiliki potensi ekonomi yang luar biasa, khususnya dari sektor pariwisata. Ini mengingat bahwa Kabupaten Mojokerto dulunya adalah pusat kerajaan Majapahit yang banyak dikunjungi wisatawan, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri.
Karena itu, dia tak ingin potensi yang sebesar itu tidak dinikmati oleh anak-anak di Kabupaten Mojokerto.
“Kami selalu bilang ke anak-anak, bahwa mereka bukanlah orang biasa. Mereka keturunan kerajaan Majapahit. Jadi mindset bahwa mereka keturunan orang-orang besar itu yang harus dibangun,” imbuhnya.
Lebih jauh, untuk menyiapkan anak-anak agar siap di masa depan, peran pendidik juga bukan satu-satunya yang berperan. Dia terus mendorong agar anak-anak mendapatkan gizi yang baik.
“Jadi memang kita harus bergerak bersama menyiapkan anak-anak agar siap di masa depan. Kita harus mempersiapkan orangtua juga untuk memenuhi gizi anak-anak. Jadi memang banyak hal yang harus dilakukan, namun yang pasti semua komponen akan bergerak di bidang masing-masing dan saling mendukung,” pungkasnya. (Foto atau ilustrasi dipenuhi dari Dokumentasi Kegiatan BBPMP Provinsi Jawa Timur)




