Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPM) Provinsi Jawa Timur bakal mendapat ‘amunisi’ baru untuk memperlancar suksesnya Asesmen Nasional (AN) di wilayahnya.
Belum lama ini, BBPMP Provinsi Jawa Timur sedang akan menjalin kerjasama dengan Mitra Pembangunan Ruang Belajar Aqil (RBA) dalam Program Pendampingan Literasi Sekolah (PPLS) dan Program Pendampingan Numerasi Sekolah (PPNS) untuk menyukseskan Asesmen Nasional.
Mitra pembangunan RBA ditunjuk Kemendikbud Ristek untuk memberikan layanan literasi dan numerasi di sejumlah wilayah di Jawa Timur.
Saat meeting bersama Kepala BBPMP Provinsi Jatim bersama PIC seluruh PDM di Kantor BBPMP Provinsi Jatim pada Jumat, 10 Maret 2023, salah satu perwakilan RBA, Aziz, mengungkapkan, selama ini pihaknya sudah memberikan layanan pemberdayaan literasi secara offline atau visit ke sasaran serta layanan digital sejak tahun 2013. Layanan ini kemudian terakselerasi saat pandemi Covid-19.
Sementara program pendampingan literasi sekolah dan numerasi sudah dijalankan RBA di banyak sekolah dasar (SD) sejak 2016 hingga saat ini.
Terkait minat untuk bekerjasama dengan BBPMP Provinsi Jatim, nantinya akan difokuskan pada program Asesmen Nasional yang menjadi salah satu bidang garap Pokja Data, Perencanaan dan Penjaminan Mutu khususnya (PDM) 06 BBPMP Provinsi Jawa Timur.
Ada dua aktivitas utama yang dijalankan, yakni peningkatan kapasitas guru melalui pelatihan, serta kegiatan literasi dan numerasi siswa.
Dijelaskan Aziz, program ini nantinya akan menyasar kapasitis individu terutama guru dalam menyelenggarakan aktivitas literasi. Setelah itu, baru ke sekolah sebagai lembaga.




“Ketiga, kami menyasar ke lingkungan masyarakat sekitar, orangtua dan komunitas literasi di lingkungan sekolah,” terang Azis.
Lebih jauh Azis menjelaskan rencananya tahapan kegiatan akan dimulai pada April hingga Agustus 2023 dengan program intervensi literasi di kelas.
“Kenapa kami mulai pada April? Sebab jadwal Asesmen Nasional di bulan September. Jadi, kami intervensi sebelumnya sehingga saat AN peserta sudah bisa merasakan dampaknya,” terang Azis.
Program lalu berlanjut di bulan November 2023 hingga Maret 2024 dengan mengintervensi literasi sekolah. Hal ini dimungkinkan karena pada April, hasil Asesmen Nasional di tahun sebelumnya sudah terbit sehingga bisa digunakan evaluasi dan pengembangan tahap berikutnya.
Lalu, kegiatan intervensi sekolah masih berlanjut sampai ke level nasional, yang akan dimulai pada Juni hingga Desember 2024, termasuk program yang sudah dilaksanakan di bulan sebelumnya.
Aziz juga memaparkan sejumlah kegiatan yang sudah dilakukan RBA dalam rangka peningkatan literasi dan numerasi, di antaranya gelar baca, social science fair festival, lokakarya, penyuluhan hingga pembelajaran rekreatif yang berkolaborasi bersama sekolah.
Director of Strategic Partnership RBA, Viranata menegaskan program ini bersifat multi years dari 2023 hingga 2024.
“Di luar program ini RBA sudah komitmen, kalau tahun berikutnya ada kebijakan baru, masih sesuai dengan ini mungkin masih bisa kita sampaikan kembali,” katanya.
Menurut Vira, program ini berbasis kerelawanan, karena itu pihaknya membutuhkan dukungan berupa transfer ilmu pengetahuan, salah satunya dari BBPMP Provinsi Jatim.
“Kami mohon Kemendikbud, terutama UPT BBPMP bisa memberikan support dari sisi transfer knowledge, khususnya dari program Asemen Nasional ini, karena kami perlu arahan substansi Asesmen Nasional. Karena relawan akan melakukan deliver goal dari program,” tegasnya.
Kusnohadi, PIC PDM 06 BBPMP Provinsi Jawa Timur menyambut baik keterlibatan RBA dalam peningkatan literasi dan numerasi untuk pelaksanaan Asesmen Nasional.
Terkait hal ini, pihaknya siap memberikan pembekalan mengenai substansi Asesmen Nasional.
“Kami bisa berbagi pengetahuan bagaimana format soal-soal yang diujikan dalam Asesmen Nasional, supaya nanti bisa sejalan,” ujarnya.
Karena pelaksaaannya Asesmen Nasional masih lama, yakni tanggal 23 hingga 26 Oktober 2023, sehingga sebelum itu, Kusno menyarankan agar RBA bisa merangkai kegiatan-kegiatan, terutama dalam proses intervensi peningkatan kompetensi di lingkungan belajar yang kondusif yang merupakan ruang lingkup PDM 10.
Hal serupa dikatakan, Mislinatul Sakdiyah,PIC PDM 10 BBPMP Provinsi Jawa Timur yang berharap RBA tak hanya mengintervensi terkait Asesmen Nasional, namun juga prosesnya.
“Kalau saya lihat dari program-program yang disampaikan tadi kelihatan itu ke arah proses. Bagaimana literasi sebagai suatu kebiasaan yang akhirnya meningkat sehingga siswa SD ketika mengikuti Asesmen Nasional akan tergampar seperti apa,” kata Diah dalam pertemuan tersebut.
Menurut Diyah, di lembaga ini ada tugas untuk meningkatkan dan membangun ekosistem yang literat sehingga ketika lingkungan literasi terbangun, saat menghadapi Asesmen Nasional, siswa sudah terbiasa.
“Di Pak Kusno (PDM 06), paham soal-soal yang dihadapi saat Asesmen nasional. Namun prosesnya ini ada di kami PDM 10. Kalau RBA bisa bekerjasama dengan PDM 10, kami sangat bersyukur karena ini termasuk mitra pembangunan yang bisa kita gandeng. Bagaimana Kita motivasi anak supaya minat belajar meningkat, literasi oke sehingga saat dilakukan asesmen, hasilnya menjadi bagus,” tukasnya. (Foto atau ilustrasi dipenuhi dari Dokumentasi Kegiatan BBPMP Provinsi Jawa Timur)