Sebanyak 18 perguruan tinggi di Jawa Timur menerjunkan mahasiswanya untuk mengikuti program Kampus Mengajar angkatan Kelima.
Para mahasiswa dari berbagai kampus itu pun telah diberangkatkan (dilepas) oleh Kepala Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Provinsi Jawa Timur, Sujarno M.Pd di 17 Februari 2023 lalu pada acara seremoni pelepasan 21.045 mahasiswa Program Kampus Mengajar Angkatan 5 di 5.093 sekolah yang dibuka langsung oleh Mendikbudristek secara daring.
Selanjutnya mereka pun akan berangkat ke berbagai daerah, dari pedesaan hingga perkotaan, untuk mengajar anak-anak yang duduk di bangku pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
Kepala BBPMP Proivinsi Jatim, Sujarno dalam sambutannya mengatakan, bagi para mahasiswa yang lolos seleksi program Kampus Mengajar, mereka diharapkan bisa memberi dampak sembari belajar.
“Mari kita belajar sambil berdampak, begitu ya slogannya. Mari kita belajar sambil berdampak di lokasi atau di tempat-tempat pendidikan yang ada di Provinsi Jawa Timur, baik itu nanti ada di pelosok-pelosok desa maupun di perkotaan,” kata Sujarno.
Dia menambahkan, para mahasiswa yang terlibat dalam program Kampus Mengajar ini memiliki beberapa kelebihan meskipun mungkin pengalaman mereka di dunia kerja masih minim.
“Kawan-kawan ini merupakan tenaga-tenaga yang masih fresh, masih muda, banyak kreativitasnya. Tapi dari sisi pengalaman masih minim. Jadi bapak ibu yang di sekolah-sekolah nanti juga diharapkan bisa memberikan bimbingan kepada para mahasiswa ini,” sambungnya.
Justru karena itu, lanjutnya, melalui Program Kampus Mengajar, para mahasiswa tersebut bisa belajar terkait pengalaman-pengalaman kehidupan yang mungkin belum diperoleh di sekolah maupun di kuliah.
Dia menjelaskan, selain menambah pengalaman, bagi mahasiswa yang menjadi peserta, melalui Program Kampus Mengajar, mereka bisa melatih kecakapan-kecakapan yang sangat dibutuhkan di dunia kerja.
Kata Sujarno, berdasarkan survey, setidaknya ada 5 kecakapan utama yang perlu dimiliki oleh seseorang agar dilirik oleh dunia kerja.
Dari yang paling utama, lima kecakapan itu terdiri dari etos kerja dan profesionalisme, lalu kecakapan bekerjasama dalam tim, kemampuan berkomunikasi, kemampuan berpikir kritis dan menyelesaikan masalah, serta kepemimpinan atau leadership.
Lebih jauh, untuk membekali para pelajar di Indonesia dengan kecakapan-kecakapan tersebut, Kemendikbud Ristek telah mencetuskan Profil Pelajar Pancasila yang terdiri atas 6 dimensi, mulai dari beriman bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, bernalar kritis, berkebhinekaan global, mandiri, gotong-royong, dan kreatif.
“Semua ini sebetulnya tadi juga mewadahi yang top five kecakapan yang dibutuhkan oleh para pemilik perusahaan,” tuturnya.
Untuk mencapai profil pelajar Pancasila ini, selanjutnya digagas Kurikulum Merdeka. Kurikulum ini lebih sederhana tetapi mendalam. Sebab, siswa akan mendapat materi-materi yang esensial.
Selain itu, kurikulum merdeka juga lebih fleksibel.
“Kenapa fleksibel? karena ini tidak kaku dari pusat, tetapi disesuaikan dengan kebutuhan atau kondisi masing-masing kabupaten kota atau masing-masing daerah, serta masing-masing kondisi peserta didik. Dan juga ini lebih relevan dengan kebutuhan dari anak-anak,” pungkasnya. (Judul asli berita: BBPMP Jatim Melepas Mahasiswa Dari 18 Perguruan Tinggi yang Lolos Seleksi Program Kampus Mengajar/Foto atau ilustrasi dipenuhi dari Dokumentasi Kegiatan BBPMP Provinsi Jawa Timur)




