Sinergi Mendongkrak Kemampuan Literasi Siswa Lewat Penyediaan Buku Bacaan

Mendikbud Ristek, Nadiem A Makarim terus mendorong adanya penguatan budaya literasi pada anak-anak didik di seluruh Indonesia.

Salah satu tujuannya adalah untuk mendorong peningkatan skor PISA (Programme for International Student Assessment) Indonesia.

Seperti diketahui, berdasarkan penilaian PISA selama 20 tahun terakhir, skor literasi membaca para peserta didik di Indonesia masih rendah dan belum berubah secara signifikan di bawah rata-rata peserta didik di negara OECD. Pada penilaian tahun 2018 silam, penilaian PISA masih menempatkan Indonesia di posisi ke-74 atau keenam dari bawah.

Data ini diperkuat dengan hasil Asesmen Nasional (AN) 2021 yang menunjukkan bahwa Indonesia mengalami darurat literasi, di mana satu dari 2 peserta didik belum mencapai kompetensi minimum literasi.

Selain itu, terdapat kesenjangan kompetensi literasi di mana sekolah-sekolah yang berada di level 1 dan sekolah di daerah 3T membutuhkan intervensi khusus. Perlu diketahui, sekolah yang ada di level 1 adalah sekolah-sekolah dengan nilai literasi dan numerasi merah atau di bawah 30 persen.

Link (tautan) terkait: Buku Bacaan Bermutu Kemendikbudristek

Data-data tersebut mendorong Kemendikbud Ristek untuk terus membuat terobosan. Apalagi, kemampuan literasi, yakni kemampuan berpikir kritis yang ditopang kemampuan baca dan tulis, merupakan salah satu modal penting bagi anak-anak yang hidup di era informasi seperti saat ini.

Salah satu bentuk dorongan yang dilakukan adalah dengan memanfaatkan serta menyediakan buku bacaan bermutu.

Pada 2022, Kemendikbudristek telah menyediakan lebih dari 15 juta eksemplar buku bacaan bermutu disertai pelatihan dan pendampingan untuk lebih dari 20 ribu PAUD dan SD yang paling membutuhkan di Indonesia.

Penyediaan buku bacaan bermutu ini dilakukan dengan kesadaran bahwa kualitas pembelajaran yang baik hanya bisa terwujud dengan dukungan ketersediaan dan pemanfaatan buku bacaan yang tepat.

Apalagi, berdasarkan studi INOVASI Literacy Thematic Study pada 2020 yang mengambil responden sebanyak 4.748 siswa kelas 1 hingga kelas 3, terungkap bahwa pelatihan yang disertai buku bacaan, akan menaikkan nilai literasi siswa sebanyak 8 persen pada kemampuan membaca, dan 9 persen pada kemampuan mendengar.

Namun penyediaan buku bacaan berkualitas itu bukan satu-satunya strategi penting yang dirumuskan pemerintah pusat.

Setidaknya, di tingkat nasional, ada 3 strategi utama untuk mewujudkan peningkatan kemampuan literasi siswa.

Pertama, penyediaan dan pengiriman buku berjenjang yang berkualitas.

Kedua, pelatihan pengelolaan dan pemanfaatan buku, baik di tingkat nasional, regional, maupun kabupaten.

Dan yang ketiga, sosialisasi serta advokasi kebijakan peningkatan budaya literasi ke pemerintah daerah.

Dari 3 strategi tersebut, semuanya menyentuh pemerintah daerah dan satuan pendidikan.

Untuk tingkat pemerintahan daerah, strategi pelatihan tersebut diharapkan dapat memunculkan manajer buku, fasilitator, dan pendamping bagi satuan pendidikan, serta meningkatnya pemahaman pemda terkait program pembudayaan literasi.

Selain itu juga diharapkan lahir kerjasama antara pemerintah pusat dan daerah untuk meningkatkan budaya literasi.

Bila dibedah lebih dalam, maka capaian yang diharapkan dari strategi-strategi tersebut adalah lahirnya regulasi pemda yang mendukung budaya literasi di daerah.

Kedua, dialokasikannya anggaran dan program pemda yang berorientasi pada peningkatan minat baca siswa, lalu yang ketiga, meningkatnya komitmen daerah untuk mendorong penguatan literasi anak.

Di tingkatan satuan pendidikan, strategi-strategi tersebut diharapkan berujung pada ketersediaan buku di satuan pendidikan, serta penambahan jumlah guru yang telah mendapatkan pelatihan pengelolaan dan pemanfaatan buku.

Dengan terwujudnya dua kondisi itu, diharapkan akan dapat meningkatkan pemahaman keterampilan PTK dalam mengelola buku bacaan, sehingga mampu memanfaatkan buku bacaan secara optimal, serta bagi satuan pendidikan, diharapkan dapat membangun kemitraan dengan orangtua dan masyarakat.

Dari semua strategi tersebut, hasil akhir yang ingin dicapai adalah kebiasaan dan minat membaca yang meningkat, persepsi siswa terhadap buku yang positif, serta meningkatnya akses siswa terhadap buku bacaan meningkat. (Sumber: Paparan Rapat Reboan Ditjen Pauddasmen 11/1/2023 dan 25/1/2023/Judul asli catatan: Sinergi Pusat, Daerah, dan Satuan Pendidikan Untuk Mendongkrak Kemampuan Literasi Siswa Lewat Penyediaan Buku Bacaan Berkualitas/Foto atau ilustrasi dipenuhi dari Google Image dan INOVASI)

Bagikan Tulisan