Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia bukanlah sekadar sebuah kebutuhan, melainkan keharusan. Menyadari kenyataan bahwa pendidikan kita masih berada pada posisi yang memprihatinkan, terutama jika mengacu pada laporan Program for International Student Assessment (PISA) yang dirilis oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), kita dihadapkan pada tantangan besar.
Peringkat Indonesia yang terus terpuruk dalam bidang pendidikan menunjukkan betapa pentingnya kita melakukan perbaikan mendalam, bukan hanya di tingkat pemerintah pusat, tetapi juga pada pemerintah daerah dan setiap satuan pendidikan.
Dr. Wahyu Arijatmiko, widyaprada Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Jawa Timur, mengungkapkan bahwa hasil PISA 2022 menunjukkan sebagian besar anak usia 15 tahun di Indonesia memiliki kemampuan membaca yang berada jauh di bawah standar internasional. Tidak hanya itu, kemampuan numerasi mereka pun tergolong rendah, dengan 82 persen dari mereka berada di level dua atau bahkan lebih rendah.
Angka-angka tersebut bukanlah sekadar statistik, melainkan sebuah kenyataan yang menggambarkan tantangan besar bagi masa depan bangsa ini. Betapa sulitnya kita membayangkan sebuah masa depan yang cerah ketika pendidikan anak-anak kita masih tertinggal jauh dari standar global.
Namun, tantangan besar ini justru harus menjadi pemicu untuk terus berupaya keras melakukan perubahan. Seperti yang dikatakan oleh Wahyu, kita masih memerlukan lebih banyak upaya untuk mencapai sistem pendidikan yang lebih baik. Dalam pandangannya, langkah pertama yang harus diambil adalah menciptakan sistem penjaminan mutu pendidikan yang lebih solid dan berkelanjutan. Ini bukanlah hal yang mudah, namun bukan berarti tidak mungkin. Dengan komitmen dan kesungguhan, kita bisa bergerak menuju arah yang lebih baik.
Selain itu, Oki Susandono, widyaprada BBPMP Jawa Timur lainnya, juga mengingatkan kita bahwa rendahnya kemampuan literasi dan numerasi di kalangan siswa harus menjadi perhatian serius. Namun, masalah ini bukanlah masalah yang hanya bisa diselesaikan oleh pemerintah pusat saja. Pemerintah daerah dan satuan pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam memperbaiki kualitas pendidikan.
Pemerintah daerah, menurut Oki, telah memiliki indikator mutu pendidikan melalui standar pelayanan minimal (SPM), sementara satuan pendidikan diharapkan untuk memenuhi delapan standar nasional pendidikan yang telah ditetapkan. Semua pihak ini harus bekerja sama dalam merumuskan strategi yang lebih tepat untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada.
Penting untuk diketahui bahwa peningkatan kualitas pendidikan tidak bisa dilakukan secara serampangan. Salah satu hal yang sangat krusial dalam proses ini adalah pemetaan mutu pendidikan. Melalui siklus yang jelas dan terstruktur, setiap satuan pendidikan dan pemerintah daerah harus terlebih dahulu melakukan pemetaan yang cermat terhadap kondisi pendidikan di masing-masing daerah.
Adanya rapor pendidikan yang merekam hasil asesmen nasional, kelemahan-kelemahan yang ada dalam sistem pendidikan bisa lebih mudah ditemukan. Apakah itu di bidang literasi, numerasi, atau pendidikan karakter, rapor pendidikan ini menjadi alat yang sangat berguna dalam menentukan langkah-langkah perbaikan yang diperlukan.
Namun, pemetaan saja tidak cukup. Setelah mengetahui kelemahan yang ada, langkah berikutnya adalah merencanakan program-program perbaikan yang jelas dan terukur. Proses ini harus dilakukan secara hati-hati dan teliti, agar tidak terjadi kesalahan yang bisa merugikan masa depan anak-anak bangsa. Oleh karena itu, penting bagi satuan pendidikan dan pemerintah daerah untuk menyusun rencana yang dapat mengatasi kelemahan-kelemahan yang terekam dalam rapor pendidikan tersebut.
Perencanaan yang matang saja belum cukup. Evaluasi menjadi elemen yang tidak bisa diabaikan dalam proses peningkatan mutu pendidikan. Evaluasi yang jujur dan terbuka akan memberikan umpan balik yang sangat dibutuhkan untuk mengetahui apakah langkah-langkah yang diambil sudah efektif atau belum.
Seperti yang ditegaskan oleh Oki Susandono, evaluasi adalah langkah yang seringkali dilewatkan, padahal inilah yang bisa memberikan umpan balik yang sangat berharga. Evaluasi ini bukan hanya soal menilai hasil, tetapi juga soal mengetahui apakah kegiatan yang dilakukan sudah tepat sasaran.
Penting untuk diingat bahwa evaluasi bukanlah sekadar proses akhir, melainkan bagian dari siklus yang harus terus berlanjut. Jika hasil evaluasi menunjukkan bahwa langkah-langkah yang diambil sudah tepat, maka itu bisa dijadikan acuan untuk menetapkan standar mutu di sekolah-sekolah. Sebaliknya, jika hasilnya tidak sesuai harapan, maka tidak ada jalan lain selain kembali ke siklus awal untuk memperbaiki dan memetakan ulang masalah yang ada. Dengan kata lain, evaluasi yang dilakukan secara berkelanjutan akan memastikan bahwa pendidikan kita tidak hanya berkembang, tetapi juga semakin baik dari waktu ke waktu.
Bagi Wahyu Arijatmiko, kunci utama untuk meningkatkan mutu pendidikan ada pada pemahaman yang mendalam tentang kondisi yang ada. Jika kita ingin melihat perubahan yang signifikan, kita harus tahu persis apa yang sedang terjadi di daerah atau di sekolah-sekolah kita. Hanya dengan cara ini kita bisa merancang solusi yang tepat dan terukur untuk menghadapi tantangan yang ada. Jangan sampai kita hanya melihat satu sisi dari permasalahan tanpa memahami konteks yang lebih luas.
Tidak kalah pentingnya, evaluasi diri juga menjadi hal yang sangat esensial dalam meningkatkan mutu pendidikan. Tanpa evaluasi yang jujur, kita tidak akan bisa mengetahui kelemahan-kelemahan yang ada dalam sistem pendidikan kita. Oleh karena itu, Wahyu menegaskan bahwa dalam proses evaluasi, kejujuran adalah kunci utama. Tanpa kejujuran, segala upaya yang dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan akan menjadi sia-sia.
Kita harus memahami bahwa perubahan besar tidak akan terjadi dalam semalam. Dibutuhkan waktu, kesabaran, dan komitmen yang kuat untuk membawa pendidikan Indonesia ke arah yang lebih baik. Namun, setiap langkah kecil yang kita ambil hari ini, setiap upaya yang kita lakukan untuk memperbaiki kualitas pendidikan, adalah fondasi yang akan membentuk masa depan yang lebih cerah bagi generasi mendatang.
Inilah saatnya bagi kita untuk menatap masa depan dengan penuh harapan. Pendidikan yang berkualitas bukanlah impian yang tidak bisa tercapai. Dengan kerjasama yang baik antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan satuan pendidikan, kita dapat menciptakan sistem pendidikan yang lebih baik, lebih inklusif, dan lebih adaptif terhadap perubahan zaman. Mari bersama-sama berkomitmen untuk melakukan perubahan yang nyata dan berkelanjutan demi masa depan bangsa yang lebih gemilang.
Simak videonya:
Kunjungi web Kemendikdasmen untuk update berita-berita terbaru seputar pendidikan dasar dan menengah
Baca juga beragam konten pengayaan dan kumpulan e-book pendidikan di Jelita (Jendela Literasi Kita)




