Pendidikan Indonesia kini memasuki babak baru dalam upaya menciptakan generasi yang siap menghadapi tantangan di era digital. Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) telah memulai langkah strategis dengan memasukkan Koding dan Kecerdasan Artifisial (AI) sebagai mata pelajaran pilihan yang dimulai dari jenjang SD kelas 5 hingga SMA. Ini merupakan langkah konkret dalam memperkuat pembelajaran STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) yang merupakan bagian dari kebijakan untuk mempersiapkan anak-anak Indonesia menghadapi dunia yang semakin didominasi oleh teknologi.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, menekankan bahwa pembelajaran Koding dan AI adalah bagian dari upaya pemerintah untuk membangun generasi yang tidak hanya pintar secara akademis, tetapi juga memiliki keterampilan digital yang sangat dibutuhkan oleh dunia kerja di masa depan. Program ini, yang didukung penuh oleh UOB dan Ruang Guru melalui inisiatif UOB My Digital Space in collaboration with Ruang Guru, menyasar siswa dari berbagai tingkatan sekolah, dengan harapan dapat mempersiapkan mereka untuk masa depan yang serba digital.
Keputusan untuk memasukkan pembelajaran Koding dan AI ke dalam kurikulum nasional tidak datang tanpa alasan. Berdasarkan proyeksi World Economic Forum, keterampilan digital, termasuk Koding dan AI, akan menjadi salah satu dari sepuluh keahlian yang paling dibutuhkan oleh dunia usaha pada tahun 2030. Oleh karena itu, penting bagi Indonesia untuk mulai menanamkan keterampilan ini sedini mungkin. Pembelajaran Koding tidak hanya mengajarkan siswa bagaimana menguasai teknologi, tetapi juga melatih kemampuan berpikir analitis, problem solving, serta berpikir kritis yang sangat esensial bagi keberlanjutan masa depan mereka.
Pembelajaran Koding dan AI lebih dari sekadar penguasaan alat teknologi. Menurut Menteri Mu’ti, Koding mengajarkan siswa untuk berpikir logis dan kreatif, yang merupakan keterampilan yang sangat dibutuhkan untuk beradaptasi dengan perubahan zaman. Dengan menguasai keterampilan ini, siswa tidak hanya akan siap menghadapi dunia kerja, tetapi juga akan memiliki kemampuan untuk terus berinovasi dan menciptakan solusi-solusi baru dalam menghadapi berbagai tantangan.
Kerja sama antara sektor pemerintah dan sektor swasta, dalam hal ini antara Kemendikdasmen, UOB, dan Ruang Guru, menjadi kunci dalam mendorong terciptanya generasi Indonesia yang unggul di bidang digital. Dalam acara peluncuran “National Launch UOB My Digital Space in collaboration with Ruang Guru,” Hendra Gunawan, Direktur Utama UOB Indonesia, mengungkapkan pentingnya meningkatkan literasi digital di Indonesia. Dengan skor literasi digital yang masih rendah, yaitu 43,34 persen pada tahun 2024, kerja sama ini diharapkan dapat menjembatani kesenjangan digital dan memberikan kesempatan yang lebih merata bagi seluruh siswa di Indonesia.

Program ini tidak hanya melibatkan pembelajaran Koding, tetapi juga memperkenalkan konsep Computational Thinking yang melatih siswa untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang terstruktur dan logis. Dalam kurikulum yang dikembangkan oleh UOB dan Ruang Guru, siswa SD akan memulai dengan membuat animasi dan game interaktif, sementara siswa SMP akan diajarkan untuk mengembangkan aplikasi mobile. Di tingkat SMA, siswa akan diperkenalkan dengan pemrograman Python yang lebih kompleks, sesuai dengan kebutuhan industri dan dunia kerja.
Lebih dari sekadar pengajaran keterampilan teknis, program ini juga bertujuan untuk menumbuhkan budaya kreatif di kalangan anak-anak Indonesia. Belva Devara, CEO dan Co-Founder Ruang Guru, menambahkan bahwa program ini akan dilaksanakan di lebih dari 250 hingga 500 sekolah per tahun di 38 provinsi di Indonesia. Dengan fokus pada tiga pilar utama: programming, computational thinking, dan digital literacy, diharapkan anak-anak Indonesia dapat mendapatkan keterampilan digital yang tidak hanya bermanfaat bagi mereka di sekolah, tetapi juga di dunia kerja yang semakin kompetitif.
Dengan target menjangkau 90 ribu siswa dalam lima tahun, program ini akan menjadi tonggak penting dalam mewujudkan visi Presiden Prabowo Subianto untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia, sehingga dapat bersaing secara global. Hendra Gunawan juga menyatakan bahwa kemajuan teknologi harus disertai dengan kemajuan di bidang pendidikan, karena kedua hal ini berjalan seiring untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan kemajuan sosial.
Namun, program ini tidak hanya memberikan pelatihan teknis kepada siswa. Melalui pengajaran Koding dan AI, program ini juga bertujuan untuk membekali siswa dengan keterampilan penting lainnya, seperti berpikir kritis, kerja sama, dan kemampuan untuk memecahkan masalah secara mandiri. Hal ini menjadi sangat penting, mengingat tantangan global yang semakin kompleks dan perubahan yang begitu cepat di berbagai sektor kehidupan.
Di sisi lain, kolaborasi antara UOB dan Ruang Guru juga menjadi bukti nyata bahwa sektor swasta dapat memberikan kontribusi yang besar dalam mendukung kemajuan pendidikan di Indonesia. Dengan menyediakan perangkat dan kurikulum yang mendorong siswa untuk berpikir kritis dan kreatif, inisiatif ini bertujuan untuk mengurangi kesenjangan digital yang ada di Indonesia, sehingga seluruh siswa, baik di kota besar maupun di daerah terpencil, dapat merasakan manfaat dari perkembangan teknologi.
Sebagai bagian dari upaya kolektif untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, program ini diharapkan dapat membuka peluang lebih luas bagi anak-anak Indonesia untuk menguasai keterampilan yang akan sangat berharga di masa depan. Keterampilan digital bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang bagaimana anak-anak Indonesia dapat menghadapinya dengan kreativitas, inovasi, dan pemikiran kritis yang mereka peroleh melalui pembelajaran Koding dan AI.
Dalam lima tahun ke depan, Indonesia memiliki kesempatan besar untuk memperkuat kualitas pendidikan dan mempersiapkan generasi muda yang tangguh, kreatif, dan kompetitif di tingkat global. Dengan kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, dan sektor pendidikan, program Koding dan Kecerdasan Artifisial ini akan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapai visi tersebut.
(Sumber catatan: Kemendikdasmen/Foto atau ilustrasi dipenuhi dari Kemendikdasmen)




