Kabar Daerah – Peningkatan kualitas sarana pendidikan di Kota Batu terus mendapatkan perhatian serius dari pemerintah daerah.
Tahun 2025 menjadi momen penting bagi 11 sekolah negeri yang tersebar di berbagai wilayah, yang tengah menjalani proses rehabilitasi fisik bangunannya.
Upaya ini bukan hanya soal memperbaiki gedung, tetapi juga menciptakan lingkungan belajar yang lebih aman dan nyaman bagi para siswa.
Sebanyak Rp8,24 miliar, yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2025, telah digelontorkan untuk mendanai proyek ini.
Angka yang signifikan tadi menunjukkan komitmen pemerintah Kota Batu untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui perbaikan fasilitas sekolah.
Dari 11 sekolah yang mendapatkan perhatian, sembilan di antaranya adalah sekolah dasar, sedangkan dua lainnya adalah sekolah menengah pertama (SMP).
Beberapa sekolah yang mendapat alokasi perbaikan gedung adalah SDN Beji 1, SDN Sisir 1, SDN Dadaprejo 1, SDN Temas 1, SDN Torongrejo 1, SDN Bulukerto 1, SDN Oro-Oro Ombo 3, SDN Sumberejo 2, SDN Gunungsari 2, serta SMPN 4 Batu dan SMPN 6 Batu.
Pembangunannya dilakukan secara bertahap dan disesuaikan dengan kondisi masing-masing sekolah.
Proyek rehabilitasi sudah menunjukkan kemajuan yang signifikan. Di SDN Sisir 1, misalnya, pengerjaan sudah dimulai sejak pertengahan September, dengan fokus utama pada perbaikan atap yang bocor dan dinding yang sudah mulai pudar.
Para pekerja terlihat membongkar atap lama dan mengecat ulang dinding ruang kelas. Progres pekerjaan di sekolah ini sudah mencapai 30 persen.
Menurut Kepala Bidang Pembinaan SD Dinas Pendidikan Kota Batu, Daud Andoko, proyek ini memang ditargetkan selesai tepat waktu, yaitu pada 15 Desember 2025, agar ruang belajar yang baru dapat digunakan saat semester genap dimulai.
Daud menjelaskan bahwa jenis pekerjaan yang dilakukan menyesuaikan dengan kondisi bangunan masing-masing sekolah.
Untuk sebagian besar sekolah, fokus utama adalah perbaikan atap yang rusak parah dan mengganti bagian-bagian yang sudah tidak layak pakai.
“Kebanyakan atapnya sudah bocor, bahkan ada yang jebol. Jadi fokus utama kami mengganti atap dan memperkuat struktur ruang kelas agar lebih aman untuk belajar,” ujarnya.
Hal tadi sangat penting, mengingat ruang kelas yang aman adalah salah satu faktor penunjang dalam menciptakan proses belajar mengajar yang optimal.
Selain perbaikan fisik ruang kelas, beberapa sekolah juga memperoleh tambahan fasilitas pendukung.
Di SDN Oro-Oro Ombo 3 dan SDN Sumberejo 2, misalnya, tengah dibangun fasilitas seperti jamban, tempat ibadah, dan laboratorium.
Pembangunan ini bertujuan untuk meningkatkan kenyamanan siswa dan mendukung kegiatan belajar yang lebih variatif.
Sementara itu, di SDN Gunungsari 2, pengerjaan difokuskan pada pembuatan pagar sekolah untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan lingkungan sekolah.
Pada tahap awal tahun ini, beberapa sekolah lainnya seperti SDN Ngaglik 2, SDN Sisir 4, dan SDN Tulungrejo 4 sudah lebih dulu mendapatkan kucuran dana untuk rehabilitasi fisik dan berhasil diselesaikan tepat waktu.
Hal itu membuktikan bahwa pemerintah Kota Batu tidak hanya merencanakan perbaikan, tetapi juga memastikan proyek-proyek tersebut dapat diselesaikan sesuai jadwal dan memberikan dampak langsung bagi siswa.
Target untuk menyelesaikan seluruh proyek rehabilitasi ini pada 15 Desember 2025 sangat penting, mengingat bahwa setelah itu, ruang-ruang kelas yang baru diperbaiki akan digunakan untuk kegiatan belajar mengajar pada semester genap tahun ajaran 2025/2026.
Dengan perbaikan fasilitas yang lebih baik, diharapkan siswa dapat belajar dengan lebih nyaman, fokus, dan aman.
Seperti yang disampaikan oleh Daud, harapannya adalah, “Begitu tahun ajaran baru dimulai, anak-anak sudah bisa menikmati ruang belajar yang lebih nyaman dan aman.”
Upaya pemerintah Kota Batu dalam meningkatkan sarana pendidikan ini patut diapresiasi.
Dengan menggulirkan anggaran yang cukup besar untuk perbaikan fasilitas fisik di sekolah-sekolah, pemerintah daerah menunjukkan komitmennya untuk memberikan yang terbaik bagi generasi penerus bangsa.
Peningkatan kualitas sarana pendidikan, baik dari segi fisik maupun fasilitas pendukung, akan menciptakan lingkungan belajar yang lebih kondusif, yang pada gilirannya akan berdampak positif pada kualitas pendidikan itu sendiri.
(Sumber catatan: Malang Post/Foto atau ilustrasi dipenuhi dari Malang Post)