Begini Praktik Pembelajaran Mendalam di SMAN 3 Magetan

Inside School – Inovasi dalam pembelajaran tidak hanya sekadar meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi, tetapi juga berfokus pada penerapan ilmu yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran Mendalam kini telah menjadi bagian penting dari proses pendidikan di banyak satuan pendidikan.

Konsep ini menekankan pentingnya pemahaman yang mendalam oleh siswa tentang materi yang diajarkan, bukan hanya sekadar menghafal atau menyelesaikan tugas.

Peran guru dan kepala sekolah menjadi sangat krusial dalam mengarahkan dan mendampingi siswa agar mereka dapat mengembangkan potensi kreativitas dan inovasi mereka, serta mampu mengaplikasikan pengetahuan dalam kehidupan nyata.

Salah satu sekolah di Jawa Timur ini mencoba untuk mempraktikkan pembelajaran mendalam di ranah yang kita kenal religius

Gerakan Literasi Membaca Kitab Suci yang dilaksanakan di SMAN 3 Magetan bukan hanya sekadar kegiatan membaca, tetapi merupakan bentuk pembentukan karakter bagi siswa.

Guru-guru di sekolah ini tidak hanya mengajarkan materi pelajaran, tetapi juga mengajak siswa untuk merenungkan nilai-nilai moral dan spiritual yang terkandung dalam kitab suci. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran tidak hanya berfokus pada aspek akademis, tetapi juga perlu serius membangun karakter dan kepribadian siswa, yang akan membentuk mereka menjadi individu yang lebih baik.

Kepala sekolah SMAN 3 Magetan, Riful Hamidah, turut mendukung gerakan ini dengan memfasilitasi program “1 Guru 1 Praktik Baik”.

Program ini dibagi dalam 9 kelompok yang terdiri dari tiga bagian besar, yaitu kebahasaan, saintifik, dan literasi. Setiap kelompok memiliki waktu tiga bulan untuk menerapkan praktek baik yang mereka pilih.

Program ini memberikan kesempatan kepada guru untuk tidak hanya mengajar, tetapi juga untuk terus berinovasi dan berpikir kritis dalam mengembangkan pembelajaran yang lebih relevan dengan kebutuhan siswa.

Dengan adanya program ini, semangat guru dalam menciptakan ide-ide kreatif dan solutif semakin meningkat.

Pembelajaran Mendalam juga berfokus pada pendekatan yang lebih aplikatif dan kontekstual. Salah satunya dapat dilihat pada pengajaran materi bahasa Indonesia, seperti pada pembahasan tentang penggunaan huruf kapital.

Salah seorang siswa, Noufal, mengungkapkan bahwa dengan metode Pembelajaran Mendalam, mereka menjadi lebih memahami tentang poin-poin penting dalam materi tersebut.

Dalam pelajaran bahasa Indonesia, siswa diajarkan untuk tidak hanya tahu aturan, tetapi juga memahami cara penerapan aturan tersebut dalam kehidupan sehari-hari, seperti dalam penulisan yang benar.

Melalui pembelajaran yang lebih mendalam ini, siswa diajak untuk mengidentifikasi dan memahami penggunaan huruf kapital dalam konteks yang lebih luas. Tidak hanya sekadar mengenal jenis-jenis huruf kapital, tetapi mereka belajar bagaimana cara dan kapan huruf kapital harus digunakan dalam penulisan.

Dengan pendekatan tadi, siswa tidak hanya menghafal aturan, tetapi juga mampu mempraktikkannya dengan benar dalam tugas-tugas menulis.

Disampaikan juga, guru bahasa Indonesia di SMAN 3 Magetan memaparkan dengan cara yang sangat jelas dan terstruktur kepada siswa mengenai penerapan penggunaan huruf kapital dalam berbagai situasi.

Siswa diberi kesempatan untuk berdiskusi dan bertanya mengenai bagian-bagian tertentu yang mereka rasa masih membingungkan. Dengan cara ini, siswa merasa lebih paham dan siap untuk menerapkan aturan tersebut dalam penulisan mereka.

Metode di atas menunjukkan bahwa pembelajaran tidak hanya dilakukan secara sepihak, tetapi juga wajib melibatkan interaksi antara guru dan siswa yang saling berdialog.

Pentingnya penerapan Pembelajaran Mendalam juga tercermin dari bagaimana pembelajaran ini menumbuhkan pemikiran kritis dan analitis di kalangan siswa.

Misalnya, ketika siswa belajar tentang penggunaan huruf kapital, mereka tidak hanya diminta untuk menghafal aturan yang ada, tetapi juga diberi pemahaman mengapa aturan tersebut ada dan bagaimana aturan tersebut berfungsi dalam menyampaikan pesan secara efektif dalam komunikasi tertulis.

Hal di atas adalah contoh dari bagaimana Pembelajaran Mendalam dapat membentuk pemikiran yang lebih kritis, analitis, dan aplikatif pada siswa.

Penerapan Pembelajaran Mendalam di SMAN 3 Magetan juga menciptakan suasana yang lebih interaktif antara siswa dan guru. Siswa tidak hanya menerima materi secara pasif, tetapi mereka juga dilibatkan aktif dalam proses pembelajaran.

Diskusi-diskusi yang muncul dari penjelasan materi memungkinkan siswa untuk lebih mendalami topik yang sedang dipelajari. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran yang bermakna bukan hanya terjadi melalui penyampaian informasi, tetapi juga melalui interaksi yang produktif antara guru dan siswa.

Gerakan-gerakan seperti ini menggambarkan bahwa pendidikan yang berkualitas tidak hanya didasarkan pada hasil ujian semata, tetapi pada bagaimana siswa mampu menghubungkan pengetahuan yang mereka peroleh dengan kehidupan nyata.

Pembelajaran Mendalam mengajak siswa untuk berpikir lebih dari sekadar aspek teori, tetapi juga bagaimana mereka bisa mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini tentu akan sangat membantu mereka dalam menghadapi tantangan dunia kerja yang semakin kompleks di masa depan.

Praktik yang diterapkan oleh para guru di SMAN 3 Magetan, terlihat jelas bahwa Pembelajaran Mendalam dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik. Inovasi pun muncul dan berkembang, tidak hanya meningkatkan kualitas pembelajaran, tetapi juga menumbuhkan rasa percaya diri siswa dalam mengaplikasikan ilmu yang mereka pelajari.

Secara keseluruhan, implementasi Pembelajaran Mendalam di SMAN 3 Magetan menunjukkan bahwa inovasi dalam pendidikan dapat membawa perubahan positif yang signifikan.

Gerakan-gerakan seperti ini memberikan contoh nyata bahwa pendidikan yang baik adalah pendidikan yang mampu menumbuhkan karakter, kreativitas, dan kemampuan aplikasi yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.

Inilah langkah-langkah yang perlu diambil untuk menciptakan pendidikan yang lebih relevan dan berkualitas di masa depan.

(Dicatat oleh Diana Triastuty, anggota tim publikasi & komunikasi BBPMP Provinsi Jawa Timur saat kunjungan ke SMAN 3 Magetan/ Editor: Bagus Priambodo/Foto atau ilustrasi dipenuhi dari https://x.com/smaga_magetan)

Bagikan Tulisan