BOSP Kinerja Berkemajuan Terbaik Bukan Hanya untuk Sekolah Favorit, Ini Kriteria Penerimanya

Bantuan Operasional Satuan Pendidikan (BOSP) Kinerja Sekolah Berkemajuan Terbaik dan BOP Kesetaraan Kinerja Berkemajuan Terbaik bukan hanya diberikan kepada sekolah favorit yang berada di kota-kota besar dengan gedung dan fasilitas yang baik.

BOSP Kinerja ini juga diberikan ke satuan pendidikan yang berhasil mewujudkan esensi pendidikan yakni merawat dan menumbuhkembangkan potensi muridnya di setiap kota dan kabupaten di seluruh Indonesia.

Kepala Badan Standar Kurikulum dan Pendidikan Kemendikbudristek Anindito Aditomo S.Psi., M.Phil., Ph.D mengungkapkan, ada kriteria-kriteria khusus yang disyaratkan bagi sekolah untuk bisa mendapat BOSP Kinerja ini.

Baca juga: Lebih Dari 30 Ribu Satuan Pendidikan Mendapat Dana BOSP Kinerja Kemajuan Terbaik Tahun 2023

Kriteria ini mencerminkan filosofi Merdeka belajar secara keseluruhan

Pertama, hasil belajar murid yang diukur dari literasi dan numerasi dasar serta karakter yang ada di dalam profil pelajar Pancasila.

Kedua, dilihat dari kualitas lingkungan belajar yang meliputi kualitas pembelajaran, refleksi dan perbaikan pembelajaran oleh guru, kepemimpinan kepala sekolah, iklim keamanan, iklim kebinekaan dan iklim inklusivitas.

“Kriteria ini semuanya diambil dari indikator-indikator yang kita ukur di Asesmen Nasional tahun 2021 dan Tahun 2022,” terang Anindito dalam Webinar Kebijakan BOSP Kinerja Tahun 2023 pada Selasa (22/8/2023).

Dijelaskan Anindito, BOSP Kinerja ini ada empat kelas atau klaster.

Klaster 1 dan 3 fokus pada capaian Asesmen Nasional Tahun 2022.  Ini adalah sekolah-sekolah yang menunjukkan kinerja yang sudah tinggi.

Artinya, sekolah yang hasil belajar literasi dan numerasi sudah bagus. Iklim keamanan dan kebinekaan sudah tinggi, tidak ada perundungan di sekolah serta kualitas pembelajarannya dinilai cukup bagus, serta sekolah-sekolah yang sudah nilainya tinggi di setiap kota dan kabupaten.  

“Tapi ingat, setiap sekolah itu memiliki starting point atau kondisi awal yang berbeda-beda. Karena itulah kita juga menggunakan klaster 2 dan 4,” terang Anindito.

Klaster 2 dan 4 ini untuk fokus memberi penghargaan pada sekolah yang berhasil memajukan satuan pendidikannya dari tahun 2021 ke 2022.

 “Terlepas dari apakah skor di tahun 2022 itu tinggi atau tidak, yang penting ada peningkatan,” terangnya.

Diakui Anindito, ada  banyak sekolah yang sudah memperbaiki kualitas pembelajaran, kepemimpinan, refleksi guru, iklim keamanan, iklim kebhinekaan tetapi skor akhirnya belum setinggi sekolah-sekolah yang lain.

“Tetapi yang jelas ada peningkatan. Sekolah-sekolah itulah yang sekarang kita juga beri penghargaan. Ini adalah sekolah-sekolah yang dalam proses transformasi tapi sudah menunjukkan buah dari transformasi itu,” terang Anindito.

Selain itu, lanjut Anindito faktor peserta didik dari keluarga ekonomi menengah ke bawah juga menjadi perhatian pemberian penghargaan ini.

Hal ini disadari karena tantangan satuan pendidikan di daerah-daerah akan lebih sulit jika peserta didik yang dilayani itu berasal dari keluarga sosial ekonomi menengah ke bawah.

“Karena itu lah kita beri kategori khusus di sini,” tukasnya.

Simak videonya berikut (di bawah ini):

(Foto atau ilustrasi dipenuhi dari www.kemdikbud.go.id)

Bagikan Tulisan