Guru-guru Penggerak di Kota Blitar Berbagi Pengalaman Seru

Para guru penggerak di kota Blitar berkesempatan berdialog dengan Dirjen PAUD Dikdas Dikmen Kemendikbud Ristek, Dr Iwan Syahril PhD beberapa waktu lalu saat Iwan beserta timnya dari Ditjen PAUD Dikdasmen Kemendikbud Ristek melakukan kujungan kerja di Jawa Timur, salah satunya ke Kota Blitar (Rabu, 16/6/2023).

Dalam kesempatan itu, para guru penggerak di Kota Blitar diberi kesempatan untuk menceritakan pengalaman mereka selama tergabung dalam program guru penggerak.

Salah satunya adalah Laila dari SDN Pakunden 2 Kota Blitar.

Dia bercerita, dirinya berproses selama 6 bulan dengan program Guru Penggerak. Dia mengakui, di awal, masih terasa ‘limbung dan oleng’ karena kesibukan di sekolah dan di tempat lain, harus ditambah dengan kesibukan sebagai guru penggerak.

“Kemudian ketika Lokakarya 1 kami diberi kesempatan untuk kolaborasi dengan teman-teman dari berbagai unsur, baik TK, SD, SMP, bahkan SMA dan SMK,” kata dia.

“Dari situ, ternyata apa yang saya pelajari di LMS bisa lebih saya rasakan manfaatnya ketika bertemu dengan teman-teman di Lokakarya. Kemudian dari situ mulai terbentuk bonding dengan teman-teman, merasa senasib dengan teman-teman lainnya. Jadi tidak oleng sendiri,” imbuhnya.

Menariknya, kata Laila, setelah masa-masa itu berakhir, dia justru merindukan masa-masa yang disebutnya dengan masa oleng.

“Jadi ketagihan dan merindukan masa-masa itu. Sebab setelah mengikuti program guru penggerak, saya bisa merefleksikan bahwa praktik yang saya laksanakan selama ini ternyata banyak yang salah. Lalu saya juga sadar setelah mempelajari modul 1, saya merasa kita ini sebagai guru mungkin hanya mengejar agar murid bisa pintar. Ternyata yang diinginkan anak-anak itu bisa bahagia, senang belajar,” tuturnya.

Pengalaman lain dibagikan guru SMPN 2 Kota Blitar, Dwi Supriyanto.

Dia mengatakan, selama mengikuti program guru Penggerak, telah mendapatkan banyak pengalaman menarik.

Dia mengaku, awalnya ditolak program guru penggerak, karena faktor usia.

Lalu dia pun memutuskan mengikuti program guru penggerak yang lain, yakni pengajar praktik.

“Tujuan saya waktu itu, ingin ikut terjun dalam program guru penggerak, apapun posisinya, karena ini bagus. Jadi meskipun ditolak, saya tidak patah arang dan terus mencoba,” katanya.

Guru lainnya, Sri Rejeki, pengajar SMPN 2 Kota Blitar, juga bercerita, pengalaman yang paling tak bisa dia lupakan selama bergabung dengan program guru penggerak adalah ketika mengikuti coaching clinic.

“Materi coaching itu sangat membantu sekali ketika saya praktik. Di sana dibiasakan untuk mengupgrade coachee kita. Lalu saya praktikkan ke anak-anak di sekolah saya. Alhamdulillah lancar dan dapat pujian. Itu pengalaman berharga bagi saya. (Judul asli berita: Guru-guru Penggerak di Kota Blitar Bagikan Pengalaman Seru Bersama Program Guru Penggerak/Foto atau ilustrasi dipenuhi dari Google Image)

Bagikan Tulisan