Ini 10 Hal yang Dilakukan Salah Satu Sekolah Rujukan Kemendikdasmen dalam Melaksanakan Pembelajaran Mendalam

10 praktik utama yang dilakukan oleh Auburn North Public School, salah satu sekolah di Australia yang mengungguli banyak sekolah lain, meskipun 98% siswanya bukan penutur asli bahasa Inggris, dan dikunjungi oleh tim pembelajaran mendalam dari Kemendikdasmen untuk diobservasi.

Praktik berbasis data.

Di sekolah-sekolah ambassador, praktik berbasis data sudah menjadi bagian dari budaya. Para guru menggunakan informasi tentang capaian dan kebutuhan siswa untuk memberikan tugas yang menantang namun sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa. Jadi, guru tidak mengajar secara asal, melainkan menyesuaikan materi dan metode pengajaran berdasarkan data nyata tentang setiap siswa.

Pengajaran eksplisit

Guru memastikan siswa benar-benar memahami apa yang mereka pelajari dan bagaimana cara mengetahui apakah mereka sudah mencapai tujuan pembelajaran. Artinya, tujuan pembelajaran dijelaskan dengan jelas di awal pelajaran, dan siswa diberi gambaran konkret tentang apa yang diharapkan serta cara mengukur kesuksesannya.

Ekspesktasi tinggi

Sekolah berkeyakinan bahwa setiap siswa bisa dan akan berhasil. Mereka diberi tugas yang menantang sesuai kemampuan, serta dukungan dan dorongan yang terus-menerus dari guru dan keluarga (sekolah memberikan dukungan dan dorongan yang sistematis bagi siswa dan keluarganya). Semua siswa diperlakukan sebagai individu yang mampu sukses, dan sekolah menciptakan lingkungan yang mendukung pencapaian tersebut.

Dukungan pengajaran dan kepemimpinan

Pengajaran disesuaikan dengan kebutuhan siswa (differentiated instruction) untuk memastikan setiap siswa mendapatkan tantangan yang tepat dan dukungan yang memadai. Pimpinan sekolah fokus pada pembelajaran siswa dan memastikan seluruh rutinitas dan struktur sekolah mendukung proses mengajar dan belajar. Guru dan pimpinan sekolah bekerja sama dengan tujuan jelas untuk memastikan setiap siswa belajar optimal sesuai kemampuan mereka.

Manajemen kelas

Rutinitas dalam pengajaran eksplisit membantu menciptakan kelas yang tertib dan terstruktur. Sekolah sangat konsisten menjaga kondisi yang mendukung proses belajar. Kelas diatur dengan baik agar pembelajaran bisa berlangsung tanpa gangguan, dan semua kegiatan terorganisir dengan jelas agar guru bisa menjaga suasana belajar yang kondusif.

Visi dan pendekatan sekolah secara menyeluruh

Pemimpin sekolah memiliki visi yang jelas tentang arah dan tujuan sekolah, berdasarkan nilai-nilai yang disepakati bersama. Praktik-praktik efektif diterapkan dengan konsisten dan selaras di seluruh bagian sekolah. Semua warga sekolah, mulai dari pimpinan hingga staf, bekerja menuju tujuan yang sama dengan cara kerja yang terkoordinasi, bukan berjalan sendiri-sendiri.

Hubungan positif antara guru dan siswa

Interaksi antara guru dan siswa, serta kepala sekolah dan siswa, selalu berlangsung dalam suasana yang positif. Siswa merasa nyaman dan senang berbicara dengan guru mereka, dan kepala sekolah pun aktif berinteraksi dengan siswa. Ini menciptakan hubungan yang hangat, terbuka, dan saling menghargai di sekolah, sehingga siswa merasa dihargai dan didukung dalam proses belajarnya (mereka lebih termotivasi untuk belajar).

Fokus pada kesejahteraan siswa

Sekolah aktif memberikan dukungan terencana bagi siswa, dengan pendekatan yang didasarkan pada pemahaman mendalam tentang latar belakang dan kebutuhan mereka (pemahaman yang mendalam tentang siapa siswa itu, latar belakang mereka, dan apa yang mereka butuhkan). Selain perhatian pada nilai akademik, sekolah juga peduli pada kondisi emosional, sosial, dan kebutuhan pribadi siswa agar mereka bisa belajar dengan tenang dan merasa aman.

Kemandirian guru dan siswa

Hubungan di sekolah dibangun atas dasar kepercayaan dan saling menghargai. Dalam pengajaran eksplisit, siswa diberi kesempatan untuk memilih tingkat tantangan yang ingin mereka hadapi dalam belajar. Mereka tidak dipaksa mengikuti 1 cara saja, tetapi diberi ruang untuk membuat keputusan sendiri sesuai kemampuan mereka. Guru pun dipercaya untuk menyesuaikan metode mengajar demi mendukung perkembangan tiap siswa (dipercaya untuk menyesuaikan cara mengajarnya untuk mendukung perkembangan masing-masing siswa).

Orientasi pada pertumbuhan

Proses belajar di kelas difokuskan pada kemajuan dan usaha (pada proses pembelajaran), bukan hanya pada persaingan atau sekadar pencapaian nilai. Siswa diberikan ruang untuk menantang diri sendiri dan belajar dari kegagalan, bukan hanya dari keberhasilan. Yang dihargai adalah kemajuan dan usaha setiap siswa, bukan siapa yang paling unggul, tapi siapa yang terus berkembang.

(Dicuplik dan diolah dari Jelita (Jendela Literasi Kita)/Foto atau ilustrasi dipenuhi dari Google Image)

Bagikan Tulisan