Ini Buktinya kalau Belajar itu Tak Mengenal Usia

Lintas Daerah – Kisah Agustina, seorang wanita berusia 57 tahun, menjadi bukti bahwa semangat belajar tidak mengenal usia.

Meskipun telah berusia lanjut, Agustina dengan antusias mengikuti Tes Kemampuan Akademik (TKA) yang diadakan di SKB Kota Depok pada 8 November 2025 lalu.

Bagi Agustina, TKA bukan hanya ujian akademis, tetapi juga sebuah kesempatan untuk memberi contoh kepada cucu-cucunya bahwa belajar adalah proses yang terus berlangsung sepanjang hidup.

“Belajar tidak pernah mengenal usia,” tegas Agustina. “Saya ingin cucu-cucu saya melihat bahwa meskipun saya sudah tua, saya masih semangat untuk belajar. Mereka tidak boleh malas dan harus terus berusaha.”

Motivasi tersebut menggambarkan tekadnya yang kuat untuk menunjukkan bahwa pendidikan adalah hak setiap orang, tanpa batasan usia.

Agustina, yang merupakan peserta Program Kejar Paket C, menghadapi tiga mata pelajaran dalam ujian tersebut.

Setiap mata pelajaran terdiri dari 25 soal yang harus diselesaikan dalam waktu terbatas. Meskipun tantangan dihadapi dengan semangat tinggi, Agustina mengakui kesulitan dalam beberapa mata pelajaran, terutama Bahasa Inggris dan Matematika.

“Bahasa Inggrisnya cukup susah, dan Matematika, apalagi untuk saya yang sudah berusia lanjut. Saya mungkin yang paling terakhir menyelesaikan soal-soalnya,” ungkapnya dengan jujur.

Namun, semangat Agustina untuk terus maju tidak surut. Sejak mendengar informasi mengenai TKA, ia langsung tertarik dan mendaftar untuk mengikuti ujian tersebut.

Program Kejar Paket C adalah bagian dari perjalanan panjang Agustina dalam mengejar pendidikan. Ia sudah menjalani program Kejar Paket B sejak tahun 2016 dan merasa sangat perlu untuk melanjutkan pendidikan demi mengupdate diri dan meningkatkan kualitas hidupnya.

Sebagai seorang kader PKK yang aktif, Agustina merasa penting untuk terus belajar dan berkembang. Ijazah Sekolah Dasar (SD) yang ia miliki dirasa tidak cukup untuk membantunya dalam menggapai cita-cita pribadi maupun untuk kontribusinya di masyarakat.

Ia merasa perlu memiliki kepercayaan diri yang lebih, dan itu ia peroleh dengan melanjutkan pendidikan melalui program Kejar Paket B dan kemudian Kejar Paket C.

Setelah berhasil menyelesaikan program Kejar Paket C, Agustina merasa sangat bangga. Ia tidak hanya berhasil mengatasi tantangan belajar di usia yang tidak lagi muda, tetapi juga merasa lebih percaya diri.

Ujian akhir TKA menjadi tonggak penting dalam perjalanan pendidikan Agustina, dan kini ia tinggal menunggu hasil sertifikasi sebagai bukti pengakuan atas perjuangannya.

Agustina bahkan memiliki impian lebih jauh. “Kalau ada kesempatan, saya juga ingin lanjut kuliah,” katanya penuh harapan.

Baginya, terus belajar bukan hanya tentang memperoleh ijazah atau gelar, tetapi juga memberikan contoh hidup kepada generasi muda.

Ia ingin anak-anak muda melihat bahwa belajar adalah proses yang tidak boleh berhenti, apalagi di zaman yang terus berkembang.

Kepala SKB Kota Depok, Muchlis Abdillah, juga menyampaikan apresiasi terhadap semangat Agustina dan para peserta lainnya yang turut mengikuti TKA. “Peserta di SKB Kota Depok sangat beragam, baik dari segi usia maupun latar belakang pendidikan,” ujarnya.

Muchlis menyebutkan bahwa ada lima peserta yang berusia lebih dari 50 tahun dan semuanya merupakan murid Kejar Paket C. Menurutnya, keberadaan peserta seperti Agustina menjadi inspirasi bagi kaum muda untuk tidak patah semangat dalam mengejar pendidikan.

Semangat Agustina menunjukkan bahwa belajar adalah perjalanan seumur hidup, dan tidak ada kata terlambat untuk meraih pendidikan yang lebih tinggi.

Meskipun tantangan usia dan kesulitan dalam beberapa mata pelajaran hadir, Agustina membuktikan bahwa niat dan usaha untuk terus belajar dapat mengatasi segala hambatan.

Keberhasilannya menjadi simbol kekuatan tekad, bahwa pendidikan adalah hak yang bisa dikejar oleh siapa saja, kapan saja.

(Sumber catatan: Kompas.com/Foto atau ilustrasi dipenuhi dari Vokasi Kemendikdasmen)

Bagikan Tulisan