Ini Sebab Perlunya Menggunakan Bahan Ajar Berbasis Komik

Seri Guru Binar pada 18 April 2023 membahas tentang penyusunan bahan ajar berbasis komik untuk pembelajaran

Saat membuka guru binar tersebut, Kepala Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Provinsi Jawa Timur, Sujarno, M.Pd menyampaikan, penyusunan bahan ajar berbasis komik merupakan salah wujud dari diferensiasi pembelajaran

Sujarno mengungkap, gaya belajar siswa tentu berbeda atau bermacam-macam.

Untuk penyusunan bahan ajar berbasis komik, memfasilitasi para siswa bergaya belajar visual, seperti mereka yang menyukai gambar.

Ia mengakui, saat anak-anaknya masih berada di jenjang SD kelas awal, cara belajar berhitungnya juga menggunakan komik. Bahkan sampai sekarang, mereka masih menyukai dengan apapun terkait sains, histori dan lain-lain yang dikemas melalui komik yang memang menarik.

Tak disangkal lagi, komik adalah bacaan yang menarik khususnya bagi anak-anak dan remaja.

Hanya saja saat ini produk komik lebih disesuaikan dengan jaman yang sudah semakin modern dan terdigitalisasi.

Kalau dulu komik hanya berbentuk fisik, saat ini komik telah berevolusi ke arah digital. Bahkan melalui gadget atau gawai, berbagai komik online dapat kita akses dengan sangat mudah.

Tak hanya itu, untuk komik yang free (tidak berbayar) perhalamannya pun dapat kita unduh sesuai halaman yang kita inginkan saja.

Saat ini media-media visual tak bergerak seperti komik, juga telah dipadu dengan beberapa gambar bergerak yang membuat pembacanya makin tertarik berlama-lama berduaan dengan komik tersebut.

Menarikkan? Jadi bagi para guru atau pendidik yang antusias untuk mengajar siswa-siswanya melalui visual dan multimedia dengan konten yang simpel, populer, mudah dicerna, kocak dan menghibur, dapat juga memanfaatkan komik.

Selengkapnya tentang cara menyusun bahan ajar berbasis komik dapat disimak pada video berikut (di bawah):

*Episode-episode sebelumnya, simak di sini

Perlu diketahui, cerita bergambar seperti komik, tidak melulu berdiri sendiri sebagai produk tunggal. Kita juga dapat menemuinya di majalah atau surat kabar, dan lagi-lagi umumnya mudah difahami, lucu dan telah bertranformasi ke bentuk digital dengan berbagai inovasi maupun improvisasi di dalamnya (seperti yang sempat disebutkan di atas).

Komik memilik aset visual yang khas, disukai, dan menjadi ciri khasnya yaitu ilustrasi atau gambar-gambar bercerita yang sangat membantu mempermudah siapapun menyampaikan pesan, dan dapat membuat para pembacanya seolah-olah turut merasakan atau larut di dalam cerita yang ada di dalamnya.

Mengutip dari Badan Bahasa Kemendikbudristek secara akademis kita juga dapat mengetahui kebermanfaatan komik dalam menumbuhkan budaya literasi pembacanya

Salah satunya Soejono Trimo yang dikutip oleh Sukma Putri & Yuniarti (2009: 4) menyatakan bahwa komik memiliki sifat yang khas sehingga mampu merangsang perhatian sebagian masyarakat, baik ditinjau dari jenjang pendidikan, status sosial ekonomi, dan  sebagainya.

Sifat komik yang dimaksud adalah banyak mengandung unsur humor yang sehat, berisi unsur kegairahan, mengandung elemen hiburan, handy, dan berfokus pada manusia.

Berikutnya, sejalan dengan pendapat Nana Sudjana, Ahmad Rivai (2005: 64) yang berpendapat bahwa komik dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk kartun yang mengungkapkan karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan yang erat dihubungkan dengan gambar yang dirancang untuk memberikan hiburan kepada para pembaca.

Jadi komik pada dasarnya dapat mendorong siswa membangkitkan minat belajar. Selain itu, komik juga dapat membantu mengembangkan kemampuan berbahasa, kegiatan seni dan pernyataan kreatif dalam bercerita, dramatisasi, bacaan, penulisan, melukis, menggambar serta membantu mereka menafsirkan dan mengingat isi materi bacaan dari buku teks (Sudjana dan Rivai, 2005: 70).

Lalu manfaat lain dari penggunaan komik sebagai media pembelajaran adalah karena media ini sangat menarik dalam kehidupan siswa, banyak terdapat di toko-toko bacaan, serta merupakan suatu kenyataan bahwa sebagian dari siswa mudah mengenal dan mengingat karakter tokoh dari komik yang mereka lihat.

Tak hanya itu, komik juga dapat membuat peserta didik mau membaca tanpa perasaan terpaksa/harus dibujuk (Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, 2005:68). 

Kelebihan dari bacaan yang berbentuk komik ini sebenarnya telah banyak dimanfaatkan oleh negara-negara maju sebagai alat untuk meningkatkan minat baca anak pada buku-buku pelajaran.

Salah satu negara yang telah memanfaatkan komik sebagai salah satu pendukung keberhasilan pendidikannya adalah Jepang (Romi Satria, 2008). Beberapa buku sekolah di Jepang diterbitkan dalam bentuk komik. Kenyataannya, dengan gambar dan cara bertuturnya yang lugas, komik menjadi media pembelajaran yang sangat efektif dan sangat diminati siswa.

Khusus untuk pembelajaran, menurut Gene (Wurianto, 2009), komik memiliki lima kelebihan

Pertama, komik dapat memotivasi siswa selama proses belajar mengajar;

Lalu yang kedua, komik terdiri dari gambar-gambar yang merupakan media yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran

Yang ketiga, komik bersifat permanen

Berikutnya (keempat), komik bisa membangkitkan minat membaca dan mengarahkan siswa untuk disiplin dalam membaca, khususnya mereka yang tidak suka membaca

Dan yang kelima, komik adalah bagian dari budaya populer. (Foto atau ilustrasi dipenuhi dari Dokumentasi Kegiatan BBPMP Provinsi Jawa Timur)

Bagikan Tulisan