Pembelajaran mendalam sangat penting untuk meningkatkan pendidikan bermutu untuk semua.
Meski demikian, banyak tantangan yang akan dihadapi dalam menerapkan pembelajaran mendalam di sekolah.
Lilik Sulistyowati, Kepala SMPN 4 Sidoarjo membeberkan tantangan-tantangan apa saja yang dihadapi saat menerapkan pendekatan pembelajaran mendalam di sekolahnya.
Dikatakan Lilik, tantangan utama yang dialami saat menerapkan pembelajaran mendalam adalah mengubah mindset guru, murid dan orangtua.
“Banyak guru dan siswa yang masih terbiasa dengan pola pembelajaran lama, sehingga perlu ada perubahan pola pikir,” terang Lilik dalam Podcast Beraksi bertema Peran Strategi Kepala Sekolah dalam Implementasi Pembelajaran Mendalam yang ditayangkan channel youtube BBPMP Jatim pada Selasa (2/7/2025).
Selain itu, lanjut Lilik, keterbatasan kompetensi guru di sekolah juga bisa menghambat penerapan pembelajaran mendalam di kelas.
Simak juga Bimtek Pembelajaran Mendalam(PM) & Koding Kecerdasan Artifisial (KKA)bagi Pengawas Satuan Pendidikan di sini
Lalu, budaya sekolah terutama kolaborasi, juga menjadi tantangan khusus yang akan mempengaruhi pembelajaran mendalam itu bisa terlaksana dengan baik di kelas.
Dari tantangan-tantangan ini, Lilik mengaku sudah menyiapkan sejumlah strategi untuk mengatasinya.
Seperti mengubah mindset guru dari pola pikir tetap menjadi pola pikir bertumbuh.
“Sehingga betul-betul terbuka menerima perubahan dan mau meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Jadi, membuka wawasan dulu,” kata Lilik yang juga penyusun modul untuk impelementasi pembelajaran mendalam di Kemendikdasmen.
Setelah mindsetnya terbentuk baik, selanjutnya, Lilik mengupayakan bagaimana menyelaraskan visi, misi dan tujuan sekolah dengan tujuan pembelajaran mendalam.
‘Visi adalah cita-cita. Karena itu yang menjadi acuan,” tegasnya.
Lilik juga perlu meningkatkan kompetensi guru dengan memfasilitasi berbagai pelatihan, forum group discussion (FGD), komunitas belajar atau kelompok belajar guru.
Dari situ, guru akan banyak mendapatkan wawasan bagaimana mengimplementasi strategi pembelajaran, asesmen, dan bagaimana guru menjalin kemitraan dengan pihak lain.
“Pembelajaran mendalam ruhnya ada di praktik pembelajaran,” kata Lilik.
Untuk menyukseskan pembelajaran mendalam ini, menurut LIlik, kepala sekolah juga harus membuat rencana atau strategi mengelola pembelajaran mendalam.
Bisa menggunakan analisi kondisi sekolah, menggunakan beberapa teknik bisa analisis SWOT, SOAR atau dari rapor pendidikan.
“Kasek perlu merencanakan pendekatan bagaimana menyelesaikan masalah di satuan pendidikan,”ujarnya.
Terakhir, lanjut LIlik, perlu dilakukan evaluasi dan refleksi secara berkelanjutan, sehingga implementasi bisa terukur.
“Kalau belum tercapai bisa dievakuasi dan ditindaklanjuti sehingga bisa berhasil meraih 8 profil lulusan,” tandasnya.
(Sumber catatan: You Tube BBPMP Provinsi Jawa Timur/Foto atau ilustrasi dipenuhi dari You Tube BBPMP Provinsi Jawa Timur)
Simak juga video-video berikut:




