Kampus Mengajar, Membuka Kran Kolaborasi yang Dulu Masih Tersumbat

Merdeka Belajar membuka kran kolaborasi yang dulu masih tersumbat atau bahkan tidak pernah terlintas di benak siapapun untuk membuka kran tersebut.

Salah satunya membuang sumbatan bagi generasi muda untuk peduli dan bergotong-royong membantu satuan pendidikan melakukan pemulihan pembelajaran melalui program yang saat ini kita kenal dengan “Kampus Mengajar”.

Yuk kita refresh lagi sedikit tentang manfaat program ini.

Bagi para generasi muda yang dalam ini adalah para mahasiswa, program ini memiliki beberapa manfaat, diantaranya:

(1) Menjadikan mereka sebagai agen perubahan pendidikan Indonesia; (2) Mengasah keterampilan hard skills dan soft skills mahasiswa; (3) Mendapatkan rekognisi hingga 20 sks untuk perkuliahan mereka; (4) Meringankan beban pengeluaran mahasiswa melalui bantuan biaya hidup dan kuliah.

Lalu apa manfaat program ini bagi sekolah?

Melalui program Kampus Mengajar, siswa mendapatkan pembelajaran dan peningkatan kompetensi literasi dan numerasi

Yang kedua, guru mendapatkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa.

Dan yang ketiga, terjadinya percepatan adaptasi terhadap teknologi di sekolah.

Pelepasan program ini dapat juga di video berikut:

Perlu diketahui, Kampus Mengajar bukan semata-mata kanal pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar di luar kampus selama satu semester. Dan program tersebut juga tak hanya berguna untuk melatih kemampuan mereka menyelesaikan permasalahan yang kompleks di luar kampus. Tapi melalui Kampus Mengajar, para mahasiswa akan menjadi mitra guru untuk berinovasi dalam pembelajaran, pengembangan strategi, dan model pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan menyenangkan.

Untuk kampus, dalam hal ini perguruan tinggi dan dosen, manfaat program ini meliputi beberapa hal.

Pertama, memantu kampus mencapai Indikator Kinerja Utama (IKU) 2.

Kedua, memberikan peluang ke kampus untuk berkontribusi nyata bagi permasalahan pendidikan dasar.

Ketiga, mengajak para dosen membantu mengatasi tantangan-tantangan pendidikan di lapangan melalui kolaborasi mahasiswa, sekolah, dan guru.

Yang keempat, lewat program ini, otomatis dosen memiliki ruang pengabdian untuk penerapan berbagai kajian, inovasi, dan kreativitas dalam peningkatan mutu pendidikan.

Finalnya, ada 3 keluaran yang diharapkan dari program Kampus Mengajar.

Yang pertama, terjadinya pengembangan potensi diri dan kompetensi mahasiswa sesuai minat bakat.

Yang kedua, terasahnya keterampilan soft skills mereka.

Yang ketiga, meningkatnya kompetensi literasi dan numerasi siswa di SD dan SMP.

Tak terasa di tahun ini, Kampus Mengajar telah memasuki angkatan kelima.

Sebanyak 21.045 mahasiswa akan ditugaskan ke 5.093 SD dan SMP di seluruh Indonesia.

Dan pada hari Jumat (17/2/2023) digelar acara Pelepasan Peserta Program Kampus Mengajar Angkatan 5 untuk memberikan apresiasi kepada semua pihak yang sudah mendukung terselenggaranya Kampus Mengajar Angkatan 5 sekaligus melepas secara resmi mahasiswa peserta untuk mulai bertugas di sekolah sasaran.

Bagi kita yang belum melek, yuk melek, dan bagi yang belum sadar, ayo segera sadarkan diri, program mahasiswa mengajar di sekolah ini, bukanlah program formalitas semata. 

Program ini ada, benar-benar untuk membantu para kepala sekolah dan guru melakukan pemulihan pembelajaran yang sempat merosot akibat pandemi beberapa waktu lalu.

Jadi sebaiknya kita manfaatkan dan dukung semaksimal mungkin, karena para mahasiswa yang terjun ke sekolah-sekolah lewat program ini adalah pilihan, bukan bawaan.

Selengkapnya tentang Kampus Mengajar dapat diakses melalui 2 kanal

Pertama melalui https://kampusmerdeka.kemdikbud.go.id/program/mengajar 

Kedua melalui https://www.instagram.com/kampusmengajar/ 

(Sebagian konten bersumber atau mengutip dari: Paparan Rapat Mingguan UPT PAUD DASMEN, UPT Diksi, UPT GTK, dan Badan Bahasa Kemendikbudristek tanggal 15 Februari 2023 di sub isi ‘Acara Penerjunan Kampus Mengajar’/Foto atau ilustrasi dipenuhi dari Google Image)

Bagikan Tulisan