Kehadiran Kurikulum Merdeka Dukung Optimalisasi Pelajaran Bahasa Inggris di SD

Di era kurikulum Merdeka, pelajaran Bahasa Inggris semakin dianjurkan untuk mulai diajarkan sejak jenjang SD.

Hal ini didorong oleh tiga alasan utama. Pertama, bahasa Inggris sebagai kebutuhan seluruh anak Indonesia; kedua, keselarasan kurikulum Bahasa Inggris; dan ketiga, pemerataan kualitas pembelajaran.

Menyadur dari Kajian Akademik: Kurikulum Untuk Pemulihan Pembelajaran yang diterbitkan Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kemendikbud Ristek, mengajarkan Bahasa Inggris di tingkat SD memiliki peran penting dalam membentuk siswa yang mampu berkomunikasi lintas budaya dan antar bangsa serta berperan aktif sebagai anggota masyarakat dunia.

Bahasa Inggris telah menjadi lingua franca atau bahasa internasional, termasuk untuk masyarakat di Asia Tenggara yang memiliki berbagai bahasa ibu dan bahasa resmi. Oleh karena itu, kemampuan berbahasa Inggris menjadi kebutuhan dasar yang perlu dimiliki oleh seluruh anak Indonesia.

Kemampuan ini memungkinkan mereka untuk berkomunikasi dengan orang dari berbagai latar belakang budaya, membuka peluang karir yang lebih luas, serta meningkatkan kualitas hidup mereka di era globalisasi ini.

Selaras dengan komitmen Pemerintah untuk mengembangkan setiap dimensi dalam profil pelajar Pancasila yang mencakup berkebinekaan global, penguatan pendidikan Bahasa Inggris menjadi hal yang diutamakan dalam Kurikulum Merdeka.

Dalam Kurikulum 2013, terdapat kerancuan dalam kompetensi yang harus dicapai siswa jenjang SMP. Tanpa pendidikan Bahasa Inggris di jenjang SD, siswa diharapkan untuk mencapai kompetensi level menengah tanpa memperoleh dasar yang kuat. Untuk mengatasi kesenjangan capaian kompetensi ini, solusi yang dipilih adalah menyediakan pendidikan Bahasa Inggris level dasar di jenjang SD.

Mengajarkan Bahasa Inggris sejak dini dengan perencanaan yang matang akan mendorong penguatan fondasi Bahasa Inggris. Berdasarkan penelitian, mengajarkan Bahasa Inggris di jenjang SD memiliki manfaat besar, termasuk membangun rasa percaya diri dalam menggunakan Bahasa Inggris, membangun kesadaran global, dan kompetensi antarbudaya.

*Akses berbagai informasi terbaru dari Kemendikbudristek di sini

Selain itu, pendidikan Bahasa Inggris juga membuka wawasan siswa tentang perbedaan budaya sehingga terbentuk sikap toleransi.

Kemampuan berbahasa Inggris juga berkontribusi pada kesenjangan kualitas belajar antara siswa dan satuan pendidikan. Saat pembelajaran dari rumah dilaksanakan akibat pandemi Covid-19, sumber pembelajaran daring sangat dibutuhkan oleh pendidik dan peserta didik. Mayoritas sumber pembelajaran daring menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar, sehingga guru dan peserta didik yang memiliki kemampuan Bahasa Inggris yang terbatas kesulitan untuk mengaksesnya.

Karena itu, menguatkan kemampuan berbahasa Inggris di mayoritas sekolah dasar di Indonesia diharapkan dapat memperkecil kesenjangan kualitas belajar.

Meskipun Bahasa Inggris perlu diajarkan sejak jenjang SD, saat ini hanya sekitar 4% satuan SD/MI di Indonesia yang mengajarkannya. Proporsi ini masih relatif rendah, sehingga mengubah statusnya menjadi mata pelajaran wajib merupakan kebijakan yang terlalu terburu-buru.

Oleh karena itu, Kemendikbudristek mengembangkan peta jalan pendidikan Bahasa Inggris untuk merumuskan strategi dalam menyiapkan Bahasa Inggris sebagai mata pelajaran wajib, termasuk penyiapan tenaga pendidik dan berbagai pendukung pembelajaran lainnya. Dalam jangka waktu menengah, diharapkan mata pelajaran Bahasa Inggris akan menjadi wajib di semua sekolah dasar di Indonesia.

Pembicaraan tentag pentingnya fasih berbahasa Inggris bagi masyarakat Indonesia pada video di atas dapat disimak pada menit ke-48.58

Dalam dialog dengan Gita Wiryawan yang diunggah di kanal Youtube Gita Wirjawan, Mendikbud Ristek RI, Nadiem Makarim mengakui bahwa apabila masyarakat Indonesia memiliki keterampilan berbahasa Inggris, maka itu akan membuat perbedaan besar.

Namun, harus diakui bahwa itu bukan upaya yang mudah. Akan tetapi, Kemendikbud Ristek telah memikirkannya dan sedang merancang program yang memungkinkan agar hal itu terwujud.

Salah satunya adalah menjadikan pelajaran bahasa Inggris sebagai mata pelajaran wajib di SD.

Tetapi, untuk melangkah ke sana, hal yang perlu dipersiapkan adalah memberikan akses kepada seluruh guru bahasa Inggris, untuk belajar dari native atau semi native speaker, sehingga kemampuan mereka berbahasa Inggris benar-benar meningkat.

Dengan semakin banyak guru yang handal berbahasa Inggris, menurutnya, dampaknya akan lebih besar dan lebih bermanfaat. Apalagi, tak semua anak memiliki kemampuan ekonomi  untuk mengikuti bimbingan belajar bahasa Inggris di luar sekolah yang seringkali tidak murah.

Pada prinsipnya, dalam rangka menghadapi tantangan global dan memanfaatkan peluang yang ada, penting bagi sistem pendidikan Indonesia untuk memberikan perhatian khusus pada pengajaran Bahasa Inggris di tingkat sekolah dasar. Dengan mengajarkan Bahasa Inggris sejak dini, siswa akan memiliki dasar yang kuat dalam berbahasa Inggris dan mempersiapkan mereka untuk berkomunikasi secara efektif dalam dunia yang semakin terhubung secara global. Selain itu, siswa juga akan lebih mudah mengakses ilmu pengetahuan terbaru yang banyak ditulis dalam Bahasa Inggris.

Dengan penguatan pendidikan Bahasa Inggris di sekolah dasar, diharapkan akan muncul generasi muda yang mampu bersaing di pasar global dan menjadi warga negara yang toleran, terbuka, dan menghargai keberagaman budaya. (Sumber utama catatan: Kajian Akademik – Kurikulum untuk Pemulihan Pembelajaran Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, halaman 50 – 52/Judul asli catatan: Kurikulum Merdeka Mendukung Dioptimalkannya Pelajaran Bahasa Inggris untuk Siswa SD/Foto atau ilustrasi dipenuhi dari Endgame)

Bagikan Tulisan