Pemetaan mutu pendidikan menjadi salah satu tahapan penting dalam sistem penjaminan mutu di sekolah.
Melalui proses tersebut, Ahmad Arif Hermawan, pengawas SMP dari Kabupaten Probolinggo yang beri amanah menjadi narasumber di Kegiatan Optimalisasi Strategi Edukasi, Supervisi, dan Fasilitasi Penjaminan Mutu Pendidikan Jenjang SMP yang digelar secara daring melalui zoom dan siaran langsung YouTube oleh Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Provinsi Jawa Timur, menyampaikan, sekolah dapat mengetahui dengan jelas posisi mutunya saat ini, masalah yang dihadapi, akar permasalahan, hingga langkah solusi yang perlu diambil.
Ia mengatakan, tahap pemetaan dilakukan setelah penetapan mutu ditetapkan. Tujuannya adalah memastikan setiap satuan pendidikan memahami kondisinya secara objektif, bukan hanya dari capaian angka, tetapi juga dari analisis mendalam terhadap tantangan yang ada. Dengan begitu, sekolah dapat menyusun rekomendasi yang tepat untuk meningkatkan mutu sesuai kebutuhan.
Proses pemetaan disampaikan Arif, menuntut keterlibatan seluruh pemangku kepentingan di sekolah. Guru, kepala sekolah, pengawas, hingga tenaga kependidikan perlu berperan aktif agar hasil pemetaan menjadi tanggung jawab bersama. Hasil analisis yang diperoleh kemudian harus masuk ke dalam kurikulum, rencana kerja tahunan, maupun rencana kerja jangka menengah sekolah.
Karena sifatnya perencanaan, kegiatan ini idealnya dilaksanakan di awal tahun pelajaran.
Langkah pertama adalah mengumpulkan data mutu dari berbagai sumber, baik internal maupun eksternal. Data internal mencakup dapodik, rencana kegiatan dan anggaran sekolah, hasil asesmen formatif maupun sumatif, rapor siswa, hingga penelusuran alumni.
Sementara data eksternal meliputi hasil asesmen nasional, tes kompetensi akademik, dan akreditasi sekolah.
Setelah data terkumpul, tahap berikutnya adalah identifikasi masalah. Sekolah perlu mengolah dan menganalisis data untuk menemukan faktor utama yang menghambat mutu serta akar persoalan yang lebih mendalam.
Dari analisis tadi, lahirlah rekomendasi solusi yang dapat digunakan sekolah untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan.
Langkah-langkah ini disebutkan Arif, menjadi dasar agar perencanaan berbasis data benar-benar berjalan.
Dengan pemetaan yang sistematis, sekolah tidak lagi hanya menebak persoalan, tetapi memiliki pijakan jelas dalam menyusun strategi peningkatan mutu.
Arif menekankan, data internal dan eksternal yang diolah secara serius akan menjadi landasan penting bagi sekolah untuk terus berkembang dan menjawab kebutuhan pembelajaran di masa depan.
(Sumber catatan: You Tube BBPMP Provinsi Jawa Timur/Foto atau ilustrasi dipenuhi dari You Tube BBPMP Provinsi Jawa Timur)