Semangat literasi di era Merdeka Belajar khususnya di Impelentasi Kurikulum Merdeka (IKM) tidak hanya menargetkan seseorang (termasuk peserta didik) bisa membaca dan menulis.
Tetapi kemampuan literasi itu melingkupi juga kemampuan bagaimana seseorang bisa menggunakan nalarnya secara kritis terhadap situasi dan fenomena yang ada di sekitar.
Hal di atas disampaikan Kepala Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Provinsi Jawa Timur Sujarno, M.Pd saat membuka Webinar Menulis Praktik Baik tentang Implementasi Kurikulum Merdeka yang digelar Guru Binar, pada Kamis (20/7/2023).
Mengerucut ke literasi produktif melalui tulisan, menurut Sujarno, menulis itu penting karena akan bisa dikenang dan diketahui generasi yang akan datang. Dengan menulis berarti menuangkan apa yang ada di pikiran atau apa yang menjadi pendapat terkait fenomena yang ada.
“Suatu saat kita bisa dilihat, dikenang, diketahui keberadaan kita dengan adanya tulisan atau karya-karya yang bermanfaat bagi generasi yang akan datang,” ujar Sujarno.
Karena itu, Sujarno berharap webinar ini bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk tahu bagaimana teknik terbaik atau angle mana yang bisa diambil untuk dijadikan tulisan yang bermanfaat.
“Tulisan mencerminkan nalar kritis kita, seberapa jauh kita bisa melihat ini kesempatan atau permasalahan yang harus kita carikan penyelesaiannya. Kami dari BBPMP menyambut baik sekali kegiatan ini. Mudah-mudahan dapat dilaksanakan sebaik-baiknya,” tandasnya.
Webinar Menulis Praktik Baik tentang Impelementasi Kurikulum Merdeka ini menghadirkan Kisno, Guru Binar Ambassador sebagai pembicara.
Dalam pemaparannya, penulis 28 buku dan 3 jurnal terindeks Scopus ini mengajak para peserta untuk aktif dalam menyampaikan idenya terkait menulis.
Di awal pemaparannya Kisno menegaskan bahwa artikel tinjauan ilmiah (best practice) dapat digunakan untuk kepangkatan.
Diuraikan, artikel tinjauan ilmiah/best practice dalam bidang pendidikan formal dan pembelajaran pada satuan pendidikan akan mendapat angka kredit 2.
Jika artikel ini dimuat di jurnal tingkat nasional dan/atau terakreditasi maka akan mendapat angka kredit 2.
Sedangkan jika dimuat di jurnal tingkat nasional namun tidak terakreditas atau tingkat provinsi yang terakreditasi, maka angka kreditnya 1,5.
Lalu, jika dimuat di jurnal tingkat provinsi tidak terakreditasi atau tingkat lokal (kabupaten/kota), maka, angka kreditnya 1.
“Jadi intinya, artikel best practice ini tetap memiliki poin untuk kepangkatan,” terang Kisno.
Dijelaskan Kisno, inti artikel best practice ini ada tiga yakni, inovatif , inspiratif dan dedikatif.
Artinya, artikel praktik baik ini harus berupa inovasi, memberikan inspirasi, serta didedikasinya untuk peserta didik dan untuk banyak orang.
Kisno mengungkapkan artikel best practice ini lebih sederhana dibandingkan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dikembangkan di kurikulum sebelum nya.
Dia mengibaratkan, artikel PTK ini berisi tentang penyakit, obat, siapa yang sakit dan rumah sakit. Sementara artikel best practice hanya berisi tentang penyakit dan obatnya.
Dia mencontohkan artikel PTK seperti: “Upaya meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi dengan teknik tertentu pada siswa kelas tertentu di sekolah tertentu”.
Sedangkan contoh artikel best practice lebih sederhana seperti: “Inovasi pembelajaran, buah kebersamaan di sekolah”, “Magic mirror dan tangga cerita”, dan “Pendampingan oleh pengawas menghasilkan media pembelajaran yang efektif”.
Artikel best practice ini tidak hanya berisi inovasi guru, namun semua pihak seperti kepala sekolah, pengawas hingga tenaga kependidikan dan komunitas belajar bisa melakukan inovasi untuk ditulis dalam artikel best practice.
Kisno juga menjelaskan dua teknik menulis artikel best practice yakni teknik STAR dan teknik ATAP.
Teknik STAR berisi tentang situasi apa yang dihadapi, lalu tantangannya seperti apa. Kemudian aksi apa yang akan atau sudah dilakukan dan refleksi apa yang didapatkan.
“Sementara teknik ATAP berisi awal apa yang terjadi, tantangannya seperti apa, bagaimana aksinya dan pelajaran apa yang didapatkan,” tukas penerima LPDP Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) S3 Manajemen Pendidikan, Universitas Negeri Medan. (Foto atau ilustrasi dipenuhi dari Guru Binar)
Simak juga beberapa webinar sebelumnya berikut (di bawah) ini:




