Global Knowledge – Krikaskóli, sebuah sekolah di pinggiran Reykjavík, Islandia, memberikan contoh jelas tentang bagaimana pendidikan dapat berubah menjadi lebih relevan, menarik, dan bermakna dengan memanfaatkan teknologi dan pendekatan yang lebih manusiawi. Dari luar, sekolah ini tampak sederhana dengan dinding beton abu-abu yang keras dan kaku. Namun, begitu melangkah masuk, kita langsung disambut dengan suasana yang hangat, ruang yang terbuka, serta anak-anak yang penuh semangat. Perubahan yang terjadi di Krikaskóli bukan hanya pada fisik bangunan, tetapi juga pada bagaimana pendidikan dihadirkan kepada siswa.
Sekolah ini mengintegrasikan pendekatan yang sangat berbeda dalam pembelajaran, dengan tujuan utama mengembangkan kreativitas, pemikiran kritis, dan kecerdasan emosional. Di sini, setiap siswa diberi ruang untuk mengeksplorasi minat dan passion mereka, yang mendorong mereka untuk tidak hanya belajar secara pasif, tetapi juga untuk menemukan cinta pada proses belajar itu sendiri. Kurikulum yang digunakan bukanlah kurikulum kaku yang hanya mengutamakan penguasaan materi, tetapi lebih pada penciptaan pengalaman belajar yang menyeluruh. Pembelajaran menjadi pengalaman yang lebih hidup, menyentuh bukan hanya aspek intelektual, tetapi juga aspek sosial dan emosional siswa.
Kehadiran Papan Interaktif Digital (IFP) menjadi salah satu contoh implementasi teknologi yang diterima dengan baik di Krikaskóli. Teknologi ini bukan hanya digunakan untuk menggantikan cara konvensional dalam mengajar, tetapi juga sebagai alat untuk menyatukan semua siswa, tanpa melihat latar belakang mereka. Dengan IFP, siswa di daerah terpencil Islandia dapat mengakses materi yang sama dengan yang dipelajari siswa di kota besar, menciptakan kesetaraan dalam pembelajaran. Ini adalah langkah nyata dalam mengurangi ketimpangan akses pendidikan di seluruh negeri.
Selain itu, Krikaskóli juga menunjukkan pentingnya pendidikan yang ramah lingkungan. Tidak hanya teori tentang keberlanjutan yang diajarkan, tetapi siswa juga terlibat langsung dalam proyek-proyek yang mendukung keberlanjutan seperti berkebun, daur ulang, dan penghematan energi. Ini adalah pendidikan yang tidak hanya berfokus pada nilai akademik, tetapi juga pada pembentukan karakter dan tanggung jawab sosial. Siswa belajar bahwa menjaga lingkungan bukanlah pilihan, tetapi sebuah kewajiban yang harus dijalani bersama-sama.
Pembelajaran yang dipersonalisasi juga menjadi kunci di Krikaskóli. Setiap siswa memiliki kesempatan untuk belajar sesuai dengan gaya dan kecepatan mereka sendiri. Kelas yang bervariasi ukuran dan komposisinya memberikan keleluasaan bagi guru untuk menyesuaikan pendekatan mereka dengan kebutuhan masing-masing siswa. Ini bukan hanya tentang mengajar, tetapi tentang memahami setiap anak secara individu. Dengan rasio murid dan guru yang ideal, serta bantuan dari asisten pengajar, setiap siswa mendapatkan perhatian yang mereka butuhkan.
Pentingnya sosok guru pria di Krikaskóli juga tidak bisa diabaikan. Dalam banyak hal, keberadaan guru pria memberi dampak yang signifikan, terutama bagi siswa laki-laki. Melihat figur pria yang memimpin di dunia pendidikan memberikan contoh yang positif bagi anak-anak yang mungkin membutuhkan peran model seperti itu. Ini adalah langkah kecil yang punya dampak besar dalam membentuk pemahaman tentang kepemimpinan di kalangan siswa.
Desain sekolah yang terbuka dan fleksibel menggambarkan filosofi konstruktivisme sosial yang menjadi dasar pengajaran di Krikaskóli. Ruang kelas yang bukan hanya sekadar tempat duduk dan belajar, tetapi juga ruang yang memfasilitasi kolaborasi, kreativitas, dan ekspresi diri. Dinding yang melengkung, permukaan bertekstur, dan banyak sudut-sudut nyaman memberikan kesan bahwa belajar bisa dilakukan di mana saja, tidak terikat pada meja dan kursi yang kaku. Ini adalah cara cerdas untuk membuat siswa merasa lebih nyaman dan terbuka dalam berinteraksi dengan sesama.
Pada saat yang sama, Krikaskóli tidak hanya mengandalkan teknologi, tetapi juga memperhatikan keseimbangan dengan interaksi fisik.

Siswa diajak untuk bermain di luar ruangan tanpa peduli cuaca, sebuah pendekatan yang mengajarkan pentingnya aktivitas fisik bagi perkembangan mental dan sosial mereka. Selain itu, pembelajaran di luar kelas ini juga memberi mereka kesempatan untuk memahami dunia secara langsung, bukan hanya melalui teori.
Sekolah ini juga memberi siswa suara dalam pengambilan keputusan. Mereka tidak hanya menerima materi yang diajarkan oleh guru, tetapi mereka juga diberdayakan untuk berpartisipasi dalam menentukan hal-hal penting dalam kehidupan sekolah, seperti panjang waktu istirahat atau beberapa pilihan dalam kurikulum. Dengan memberi siswa kesempatan untuk memilih, mereka merasa dihargai dan lebih bertanggung jawab terhadap pendidikan mereka sendiri.
Penggunaan teknologi yang canggih tidak menggantikan peran guru. Sebaliknya, guru tetap menjadi pusat dalam proses pembelajaran, berperan lebih sebagai mentor atau pembimbing daripada hanya pengajar yang menguasai materi. Dalam suasana yang terbuka dan tenang, setiap siswa yang membutuhkan dukungan bisa dengan mudah mendapatkan bantuan dari seorang profesional yang siap membantu kapan saja.
Praktik baik yang diterapkan di Krikaskóli memberikan contoh bahwa pendidikan dapat menjadi lebih inklusif, menyenangkan, dan bermakna jika dibangun dengan prinsip yang kuat dan kemauan untuk berinovasi. Meskipun belum jelas apakah pendekatan ini akan diterapkan secara luas di Islandia, hal yang pasti adalah bahwa apa yang dilakukan di Krikaskóli memberikan wawasan yang berharga untuk masa depan pendidikan di negara ini. Jika praktik-praktik ini bisa diadopsi oleh lebih banyak sekolah, kita dapat berharap melihat pendidikan yang lebih merata dan lebih fokus pada pengembangan potensi siswa secara holistik. Krikaskóli membuktikan bahwa pendidikan tidak hanya tentang mengisi kepala anak-anak dengan pengetahuan, tetapi juga tentang membentuk karakter dan masa depan mereka dengan cara yang lebih manusiawi dan relevan.
(Direpost dari Jelita (Jendela Literasi Kita)/Foto atau ilustrasi dipenuhi dari OECD dan Iceland Monitor)