Memahami Esensi Pembelajaran Mendalam untuk Meluruskan Miskonsepsi

Pendidikan yang berkualitas adalah fondasi bagi masa depan bangsa. Salah satu upaya yang sedang digalakkan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) adalah penerapan pembelajaran mendalam yang bertujuan untuk menghadirkan pendidikan bermutu bagi semua. Pendekatan ini tidak hanya menekankan pada pemahaman kognitif, tetapi juga mengintegrasikan olah pikir, olah hati, olah rasa, dan olahraga. Dengan demikian, pembelajaran mendalam menjadi sebuah proses yang berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan bagi siswa.

Namun, dalam implementasinya, terdapat sejumlah tantangan, salah satunya adalah miskonsepsi yang masih sering ditemukan di kalangan guru. Masih ada pemahaman yang keliru mengenai konsep pembelajaran mendalam, yang menyebabkan tujuan utama dari pendekatan ini belum tercapai dengan optimal. Untuk mengatasi hal ini, Direktorat Jenderal Guru, Tenaga Kependidikan, dan Pendidikan Guru (GTKPG) menyelenggarakan Webinar Nasional Pembelajaran Mendalam dengan tema “Regulasi dan Miskonsepsi”. Webinar ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih jelas dan mengatasi keraguan-keraguan yang muncul di lapangan.

Dalam webinar tersebut, Direktur Guru Pendidikan Dasar, Rachmadi Widdiharto, menyampaikan bahwa guru memiliki tiga peran kunci dalam implementasi pembelajaran mendalam. Pertama, sebagai fasilitator yang membimbing siswa untuk sadar dan terlibat dalam proses belajar. Kedua, sebagai inisiator yang mengenalkan pendekatan holistik dalam pendidikan. Ketiga, sebagai pencipta suasana belajar yang memuliakan dan menggembirakan bagi siswa. Rachmadi juga mengajak para guru untuk berkolaborasi dan terus melakukan refleksi dalam penerapan pembelajaran mendalam, agar kesalahan dan miskonsepsi yang ada dapat diluruskan.

Menurutnya, untuk mencapai tujuan tersebut, para guru harus memahami dengan baik konsep pembelajaran mendalam dan cara mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan. Oleh karena itu, kegiatan seperti webinar ini menjadi penting, sebagai wadah untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman di antara para pendidik. Refleksi yang dilakukan oleh guru dalam mengikuti webinar ini diharapkan dapat memperjelas pemahaman dan memberikan arah yang lebih jelas dalam praktik pembelajaran mendalam.

Webinar ini menghadirkan tiga narasumber yang sangat kompeten dalam bidang pembelajaran mendalam. Yogi Anggraena, Ketua Tim Kerja Kurikulum Puskurjar, BSKAP, menjelaskan bahwa pembelajaran mendalam sudah diintegrasikan dalam kebijakan kurikulum terbaru melalui Peraturan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 13 Tahun 2025. Dalam kurikulum ini, pembelajaran mendalam diposisikan sebagai pendekatan utama yang mencakup berbagai aspek, mulai dari intrakurikuler, kokurikuler, hingga ekstrakurikuler. Yogi menekankan bahwa kurikulum memberikan fleksibilitas bagi satuan pendidikan untuk menyesuaikan strategi pembelajaran, agar lebih kontekstual, kolaboratif, dan relevan dengan kebutuhan murid.

Lebih jauh lagi, Yogi menjelaskan bahwa pengalaman belajar seharusnya bukan sekadar transfer pengetahuan, tetapi juga merupakan proses berjenjang yang dimulai dengan pemahaman, kemudian mengaplikasikan pengetahuan tersebut, dan akhirnya merefleksikan hasilnya. Proses asesmen yang dilakukan juga harus otentik dan holistik, memberi ruang bagi siswa untuk berkembang secara menyeluruh, bukan hanya mengukur hasil akhir. Dengan pendekatan ini, diharapkan pembelajaran tidak hanya sekadar memenuhi tuntutan kurikulum, tetapi juga mengembangkan potensi siswa secara maksimal.

Sementara itu, Yuli Rahmawati, seorang tim pengembang pembelajaran mendalam, menyoroti beberapa miskonsepsi yang masih terjadi dalam praktik di lapangan. Salah satunya adalah terbatasnya pemahaman guru tentang prinsip dasar pembelajaran mendalam. Selain itu, ada juga tantangan dalam menerapkan prinsip-prinsip tersebut secara konsisten. Yuli mengingatkan bahwa guru perlu memiliki kompetensi yang kuat dalam hal konsep, asesmen, dan kemampuan untuk menciptakan suasana belajar yang kreatif serta fleksibel. Hal ini sangat penting agar pembelajaran mendalam dapat berjalan dengan baik di setiap konteks sekolah.

Yuli juga menekankan bahwa refleksi dalam pembelajaran tidak cukup hanya dengan menulis apa yang dipelajari, tetapi harus berupa proses kritis yang mendorong siswa untuk mengaitkan pengalaman belajar mereka dengan kehidupan nyata. Pembelajaran mendalam tidak bisa diterapkan begitu saja tanpa fondasi yang kuat. Oleh karena itu, Yuli mengingatkan bahwa sebelum menuju pemahaman mendalam, penting untuk membangun pemahaman dasar atau surface learning yang menjadi pijakan awal.

Dalam perencanaan pembelajaran, Yuli mengusulkan agar dimensi profil lulusan juga diperhatikan, serta pentingnya strategi pembelajaran lintas disiplin dan asesmen yang berorientasi pada proses dan hasil. Integrasi mitra pembelajaran juga harus diperhatikan, agar pembelajaran menjadi lebih kontekstual dan relevan dengan dunia luar. Semua ini akan membentuk paradigma baru dalam pendidikan, yang lebih transformasional dan relevan dengan kebutuhan kehidupan nyata.

Triska Fauziah, seorang guru SDN 164 Karangpawulang Bandung, membagikan praktik baik yang telah ia terapkan dalam kelasnya. Ia menunjukkan bahwa miskonsepsi tentang pembelajaran mendalam dapat diluruskan dengan pengalaman nyata. Misalnya, banyak yang beranggapan bahwa pembelajaran mendalam harus selalu melibatkan ice breaking atau aktivitas seru lainnya. Namun, menurut Triska, kegembiraan belajar sebenarnya muncul ketika siswa merasa dihargai dan mampu mengatasi tantangan yang diberikan oleh guru.

Triska juga menekankan pentingnya refleksi dalam pembelajaran mendalam. Refleksi yang dilakukan dengan benar dapat membantu siswa mengembangkan regulasi diri, yang merupakan kemampuan penting dalam proses pembelajaran. Selain itu, ia menunjukkan bahwa pengalaman belajar tidak harus selesai dalam satu pertemuan, melainkan bisa dibangun secara bertahap, mengikuti karakteristik mata pelajaran yang diajarkan. Pembelajaran mendalam, menurut Triska, adalah proses yang tidak terburu-buru, melainkan berjalan seiring dengan perkembangan pemahaman siswa.

Melalui webinar ini, para guru diharapkan semakin memahami esensi dari pembelajaran mendalam dan mampu mengimplementasikannya dengan lebih efektif. Pembelajaran yang berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan bukanlah konsep yang sulit, asalkan ada pemahaman yang mendalam dan upaya bersama untuk mencapainya. Dengan adanya kolaborasi antara guru, tenaga pendidik, dan semua pihak terkait, pendidikan bermutu untuk semua akan menjadi kenyataan. Inilah langkah awal menuju visi besar Indonesia Emas 2045, di mana pendidikan menjadi pilar utama dalam membangun generasi yang cerdas, kreatif, dan berdaya saing.

*Selengkapnya simak di sini

(Sumber catatan: Kemendikdasmen/Foto atau ilustrasi dipenuhi dari Google Image)

Bagikan Tulisan