Optimalisasi strategi advokasi, supervisi, dan fasilitasi dalam sistem penjaminan mutu pendidikan menjadi fondasi penting bagi peningkatan kualitas sekolah. Strategi ini bukan sekadar prosedur administrasi, tetapi langkah konkret untuk memastikan setiap satuan pendidikan mampu memberikan layanan yang berkualitas, relevan, dan berkesinambungan.
Ini dijadikan catatan oleh Junie Dharmaningrum, Widyaprada BBPMP Jawa Timur, host di Kegiatan Optimalisasi Strategi Edukasi, Supervisi, dan Fasilitasi Penjaminan Mutu Pendidikan Jenjang SMP yang diselenggarakan secara daring oleh Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Jawa Timur
Advokasi menjadi ujung tombak dalam memperkuat pemahaman dan komitmen seluruh pemangku kepentingan. Dukungan tidak hanya berasal dari pemerintah daerah, tetapi juga dari satuan pendidikan dan masyarakat.
Dengan advokasi yang tepat, kebijakan penjaminan mutu pendidikan diterapkan secara konsisten, sehingga setiap sekolah memahami tujuan dari setiap langkah yang diambil dan mampu menjalankannya secara menyeluruh.
Supervisi hadir sebagai alat pengawal proses. Melalui pendampingan, pemantauan, dan evaluasi, supervisi memastikan bahwa penerapan sistem penjaminan mutu tidak berhenti pada dokumen atau laporan.
Setiap langkah dan program yang dijalankan dapat diperiksa dampaknya, diperbaiki jika diperlukan, dan diarahkan agar terus meningkat.
Dengan pengawasan yang berkelanjutan, perbaikan mutu menjadi bagian dari budaya sekolah, bukan sekadar tugas administratif sesaat.
Fasilitasi melengkapi kedua strategi sebelumnya.
Dukungan teknis, sumber daya, dan layanan profesional diberikan kepada sekolah, dinas pendidikan, dan pengawas. Tujuannya agar semua pihak memiliki kapasitas yang memadai dalam menjalankan siklus penjaminan mutu.
Fasilitasi memungkinkan sekolah untuk mengatasi kendala praktis, memperkuat kompetensi guru, dan memastikan sarana pembelajaran memadai untuk mencapai standar mutu yang diinginkan.
Ketika advokasi, supervisi, dan fasilitasi berjalan secara sinergis, sistem penjaminan mutu pendidikan menjadi lebih dari sekadar kewajiban administrasi.
Budaya mutu mulai tumbuh di sekolah, dirasakan oleh guru, siswa, dan orang tua. Dampaknya tidak hanya terlihat pada angka atau indikator formal, tetapi juga pada kualitas pembelajaran, kepuasan guru, dan keterlibatan siswa.
Harapannya, strategi ini mampu membawa peningkatan nyata pada mutu pendidikan, khususnya di jenjang SMP. Peningkatan ini diharapkan merata dan berkelanjutan, memberikan pondasi bagi terciptanya generasi Indonesia yang cerdas, berkarakter, dan kompetitif.
Dengan budaya mutu yang hidup di sekolah, pendidikan bukan hanya tentang nilai dan kurikulum, tetapi tentang menyiapkan siswa menghadapi masa depan dengan kemampuan, sikap, dan pengetahuan yang matang.
(Sumber catatan: You Tube BBPMP Provinsi Jawa Timur/Foto atau ilustrasi dipenuhi dari You Tube BBPMP Provinsi Jawa Timur)