Pada hari Jumat, 29 Agustus 2025, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) kembali menggelar ajang Unjuk Karya Cipta Lagu Pembelajaran Anak Usia Dini (KICAU) 2025. Acara ini bukan hanya sekadar perlombaan, melainkan sebuah gerakan untuk membangun ekosistem pendidikan yang lebih hidup dan kreatif melalui media yang menyenangkan, yaitu lagu. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Prof. Dr. Abdul Mu’ti, hadir secara langsung dalam acara ini untuk memberikan penghargaan kepada tiga pemenang utama dan menegaskan pentingnya program KICAU sebagai bagian dari upaya memperkuat pendidikan anak usia dini di Indonesia.
Program KICAU telah terbukti memberikan dampak positif bagi dunia pendidikan anak usia dini, khususnya di Taman Kanak-kanak (TK) dan Kelompok Bermain (KB). Pada 2024, KICAU berhasil merilis 10 lagu yang masuk dalam album perdana, dan Kementerian Pendidikan berharap dapat merilis lebih banyak karya pada tahun-tahun mendatang. Menurut Menteri Mu’ti, lagu bukan hanya sekadar sarana hiburan, tetapi juga alat untuk menumbuhkan rasa percaya diri anak-anak, mengembangkan kemampuan ekspresi seni, dan memperkenalkan nilai-nilai kehidupan yang akan membentuk karakter mereka. Dengan lagu-lagu ini, anak-anak diharapkan dapat mengimajinasikan diri mereka sebagai bagian dari masyarakat Indonesia yang memiliki potensi besar.
Namun, tujuan besar dari KICAU tidak hanya sebatas menghibur. Menteri Mu’ti juga menyampaikan bahwa kekurangan lagu anak-anak yang mendidik dan penuh nilai menjadi salah satu tantangan besar dalam pendidikan anak usia dini. Program ini hadir untuk menjawab tantangan tersebut dengan memberikan lebih banyak pilihan lagu yang mengajarkan nilai-nilai kehidupan seperti kecintaan pada alam, kebersihan, serta kesantunan. Dengan demikian, pendidikan melalui lagu dapat menanamkan karakter yang positif dan membentuk generasi masa depan yang lebih baik.
KICAU tahun ini juga mengangkat tema yang sangat relevan dengan kondisi zaman sekarang, yakni karakter, lingkungan, dan sains. Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Guru (Dirjen GTKPG), Nunuk Suryani, mengungkapkan bahwa lagu merupakan media yang efektif untuk menanamkan nilai-nilai moral dan sosial. Dengan tema lingkungan, anak-anak diharapkan belajar untuk mencintai alam dan menjaga kebersihan sejak dini. Tema ini sangat penting mengingat tantangan besar perubahan iklim yang tengah dihadapi dunia. Sementara itu, tema sains bertujuan untuk menumbuhkan rasa ingin tahu pada anak, mendorong mereka untuk berpikir kreatif, dan memperluas wawasan mereka.
Selain itu, Suparto, Direktur Guru PAUD dan Pendidikan Nonformal, menekankan dimensi penting dari lagu sebagai alat pendidikan yang lebih dari sekadar hiburan. Menurutnya, lagu membangun afeksi, estetika, dan harmoni, serta memperkaya literasi bahasa anak. Aktivitas bernyanyi yang melibatkan senyum, tawa, dan gerakan tubuh tidak hanya baik untuk motorik anak, tetapi juga untuk kesehatan jiwa dan penguatan hubungan sosial mereka. Lagu memiliki kekuatan untuk mengembangkan imajinasi, memberi anak-anak gambaran tentang nilai-nilai kehidupan, dan memberikan mereka alat untuk mengekspresikan diri secara lebih bebas.
KICAU 2025 mencatatkan partisipasi yang luar biasa dengan total 592 pendaftar, yang menghasilkan 156 karya terbaik. Dari 156 karya tersebut, 20 finalis dipilih untuk bersaing memperebutkan gelar juara. Salah satu pemenang, Christina Renci dari TK Rukun Harapan Kabupaten Jember, menciptakan lagu berjudul “Roket Balon,” yang tidak hanya edukatif tetapi juga menyenangkan. Ia berharap para pendidik PAUD lainnya terus berinovasi dalam menciptakan lagu anak yang dapat digunakan dalam pembelajaran sehari-hari.
Proses seleksi ketat yang diadakan untuk menentukan pemenang menunjukkan semangat besar dari para pendidik di seluruh Indonesia untuk memperkaya dunia lagu anak-anak. Para pemenang tidak hanya membawa pulang penghargaan, tetapi juga kontribusi besar bagi kekayaan budaya dan pendidikan Indonesia. KICAU 2025 dengan tema yang relevan dan karya-karya yang luar biasa telah membuktikan bahwa pendidikan anak usia dini dapat dilakukan dengan cara yang menyenangkan dan penuh kreativitas.
Antusiasme yang tinggi dari peserta menunjukkan bahwa program ini telah menjadi ajang yang sangat dinantikan oleh banyak pihak, mulai dari pendidik hingga pegiat PAUD. Keberhasilan KICAU 2025 menunjukkan bahwa kreativitas dalam pendidikan bukan hanya tentang metode pengajaran yang baru, tetapi juga tentang bagaimana mengemas materi pendidikan dalam bentuk yang menarik dan mudah diterima oleh anak-anak. Lagu, yang selama ini sering dianggap sekadar hiburan, kini bertransformasi menjadi alat yang sangat efektif dalam membangun karakter dan mengembangkan potensi anak sejak dini.
Lebih jauh lagi, KICAU juga memberikan pelajaran penting tentang kolaborasi antara berbagai pihak untuk menciptakan sebuah program yang bermanfaat bagi banyak orang. Kolaborasi antara Kemendikdasmen, pendidik, dan masyarakat luas dalam mendukung terciptanya lagu anak yang berkualitas ini patut diapresiasi. Keberhasilan program ini tidak hanya berkat usaha pemerintah, tetapi juga berkat partisipasi aktif dari seluruh elemen pendidikan di Indonesia.
Melalui ajang KICAU, Kemendikdasmen mengajak kita semua untuk melihat pendidikan dari perspektif yang lebih luas. Pendidikan tidak hanya tentang buku teks dan ujian, tetapi juga tentang bagaimana menciptakan lingkungan yang mendukung kreativitas dan perkembangan anak secara menyeluruh. Lagu-lagu yang tercipta dalam program ini akan terus menjadi media yang menyenangkan sekaligus mendidik, membawa nilai-nilai penting yang akan dikenang oleh anak-anak sepanjang hidup mereka.
KICAU 2025 adalah contoh nyata bahwa melalui kreativitas, pendidikan dapat menjadi lebih menarik, relevan, dan menyenangkan. Dengan melibatkan para pendidik PAUD, masyarakat, dan seluruh pihak terkait, KICAU menjadi bukti bahwa kita dapat menciptakan generasi masa depan yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki karakter yang kuat, cinta tanah air, serta peduli terhadap lingkungan dan keberlanjutan hidup. Sebuah langkah kecil yang memiliki dampak besar bagi masa depan pendidikan Indonesia.
(Sumber catatan: Kemendikdasmen/Foto atau ilustrasi dipenuhi dari Kemendikdasmen)