Merdeka Belajar melalui PSP Membawa Semangat, Belajar Itu Bisa Dimana Saja

Kabar Mitra – Belajar dimanapun jadi. Itulah yang diterapkan di Sidoarjo, salah satu kabupaten di Jawa Timur yang faham benar dengan semangat Merdeka Belajar Episode ke-7 yaitu Program Sekolah Penggerak (PSP).

Maka, bila sekolah mengalami keterbatasan sarana prasarana, hal itu tidak lantas membuat kepala sekolah dan para pendidiknya langsung mandek (berhenti) atau menyerah menciptakan pembelajaran yang berkualitas bagi para peserta didiknya.

Saat paparan tentang capaian Sidoarjo terhadap Program Merdeka Belajar di acara Sinergi Meriahkan Bulan Merdeka Belajar beberapa waktu lalu (Minggu, 14/5/2023) di Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Provinsi Jawa Timur, Kepala Bidang Mutu Pendidikan Dinas Pendidikan Kabupaten Sidoarjo, Dr. Nessy Lestiningsih, M.Pd mengatakan, objek wisata yang ada di Kabupaten Sidoarjo, seperti Candi Pari, dijadikan salah satu materi di dalam pelajaran.

Baca juga: Sidoarjo Cerdas Lur! Seluruh Peserta Akreditasi Sekolah 2023 Penetapan 2 dapat Nilai A Semua, Ada Sekolahmu?

“Jadi kami membuat virtualnya sehingga anak-anak bisa menyaksikan kemudian tertarik untuk berkunjung ke objek-objek wisata tersebut,” tutur Nessy.

Selain Candi Pari, Nessy juga menyampaikan, ada juga objek lain yang dimanfaatkan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Sidoarjo untuk penguatan materi dalam Kurikulum Merdeka, yaitu cagar budaya wisata religi Makam Sono yang baru saja diresmikan oleh Kasad Jenderal Dudung.

Disampaikan Nessy, pihaknya sangat berterimaksih pada semua unsur pendidikan di Sidoarjo yang saling mendukung dan berkolaborasi memanfaatkan secara maksimal Program Merdeka Belajar.

Sampai saat ini, Nessy melanjutkan, Sidoarjo telah memiliki 263 guru penggerak, baik dari jenjang PAUD, SD maupun SMP, dan 91 sekolah penggerak mulai jenjang PAUD, SD dan SMP.

“Semua terwujud, bukan hanya karena kerja sama dari dinas pendidikan dan satuan pendidikan dan pengawas, tetapi juga adanya komunitas komunitas belajar yang ada di Kabupaten Sidoarjo salah satunya yang hadir di sini adalah komunitas belajar Angonponik ini karena mereka yang sebenarnya yang luar biasa,” tuturnya

“Kami juga memiliki Ko Kapten yang luar biasa, beri aplaus untuk ibu Ulfatul Husna. Luar biasa. Ini tanpa mereka semua, kami Dinas Pendidikan bukan apa-apa,” pungkasnya disertai tepukan tangan seluruh peserta Sinergi Meriahkan Bulan Merdeka Belajar

Di kesempatan itu Nessy juga menuturkan, peningkatan kompetensi literasi siswa menjadi salah satu prioritas dari Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM). Dan di tahun ini, selaras dengan hal tersebut, selain melakukan penguatan pendidikan karakter siswa, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo melalui Dinas Pendidikan Kabupaten Sidoarjo berupaya keras menggenjot kemampuan literasi para siswa di Sidoarjo.

Salah satu kompetensi literasi yang disasar dan menjadi fokus peningkatan, dikatakan Nessy adalah literasi digital.

“Kegiatan yang sekarang ini sedang kami lakukan adalah melatih 1.400 guru terkait dengan digitalisasi pendidikan. Kami juga melakukan berbagai kegiatan digital kreatif dan pelatihan untuk siswa. Dimana di situ siswa-siswa di Kabupaten Sidoarjo, kita dampingi dan alihkan perhatiannya untuk memanfaatkan gadget secara positif,” paparnya sambil menunjukkan tayangan video praktik baik Dinas Pendidikan Kabupaten Sidoarjo dalam meningkatkan kompetensi literasi digital para siswa dan guru di wilayahnya

Dikatakan juga olehnya, Dinas Pendidikan Kabupaten Sidoarjo saat ini sedang melakukan berbagai kegiatan sebagai rangakaian peringatan Hari Guru Nasional tahun ini yang diawali oleh Festival Literasi Sidoarjo dengan puncak acaranya pada bulan November nanti.

Menyambung paparannya, Nessy juga menyampaikan, pelatihan literasi digital bagi guru dan siswa secara massif berkelanjutan itu tidak akan terlaksana maksimal tanpa adanya dukungan dari berbagai pihak, utamanya satuan-satuan pendidikan di Kabupaten Sidoarjo.

Terkait respon para pendidik ke Kurikulum Merdeka, geliat atau rasa keingintahuan para pendidik di Kabupaten Sidoarjo terhadap kurikulum tersebut telah ada sejak dua tahun yang lalu (tahun 2021) atau sejak awal kurikulum revolusioner tersebut diluncurkan oleh Mas Menteri, Nadiem Anwar Makarim.

Saat itu, disebutkan Nessy, ada sekolah (satuan pendidikan) di Sidoarjo yang berhasil lulus seleksi Program Sekolah Penggerak angkatan pertama, dan kebetulan Nessylah kepala sekolahnya.

Sebagai Kepala Sekolah Penggerak, tanpa menunggu lama, di tahun berikutnya (awal 2022) Nessy pun tancap gas dengan melakukan pengimbasan ke sekolah-sekolah lain di Sidoarjo. Terhitung sampai saat ini ada 583 SD (negeri dan swasta) dan 186 SMP (negeri dan swasta).

“Hingga saat ini pencapaiannya hampir 98% SD yang ada di Kabupaten Sidoarjo dan SMP yang ada di Kabupaten Sidoarjo melaksanakan Kurikulum Merdeka,” pungkas Nessy.

“Tentu semuanya tidak terlepas dari anggaran kami di Kabupaten Sidoarjo. Untuk mensupport anggaran ada bosda dalam satu tahun hampir 100 miliar untuk bosda. Untuk SMP per siswa mendapat 846.000 rupiah pertahun, untuk SD mendapat 348.000 rupiah. Untuk sekolah swasta juga mendapat dalam bentuk hibah,” imbuhnya

Komitmen kuat Pemkab Sidoarjo dalam mendukung dan mengoptimalkan pelaksanaan Program Merdeka Belajar khususnya terkait IKM di wilayahnya, juga ditunjukkan dengan membuka penerimaaan siswa kelas khusus olahraga di PPDB tahun lalu.

“Jadi anak-anak yang memiliki bakat istimewa di bidang olahraga dapat memilih jalur kelas khusus olahraga atau KKO, dan tahun ini untuk PPDB kami membuka yang diberi nama dengan jalur “kelas khusus cerdas istimewa”,” ungkap Nessy.

Aksi nyata dukungan Pemkab Sidoarjo ke semangat yang dibawa Kurikulum Merdeka, tak hanya sampai ke pelayanan pada anak-anak dengan kecerdasan istimewa baik dari IQ dan EQ.  Pemkab Sidoarjo melalui Dinas Pendidikan Kabupaten Sidoarjo, tahun depan juga berupaya sekreatif mungkin memberikan layanan kelas khusus ke para siswa yang memiliki minat dan bakat di bidang seni dan budaya sesuai karakteristiknya masing-masing.

“Saya kira itu, dan tentunya kita tetap semangat untuk melaksanakan Merdeka Belajar. Kami mengucapkan terima kasih atas bimbingan selama ini dari BBPMP, dari BBGP dan semua pihak untuk Kabupaten Sidoarjo termasuk pendampingan monitoring yang selama ini dilakukan di Kabupaten Sidoarjo,” ujar Nessy.

Sebagai info penutup di paparan testimoninya, Nessy menyampaikan, salah satu dari program dari Pemkab Sidoarjo menghantarkan Bupati Sidoarjo mendapat penghargaan sebagai pemimpin perubahan dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB).

“Dan juga tahun 2023 ini, Pemerintah Kabupaten Sidoarjo mendapat penghargaan sebagai Pemda berkinerja terbaik tingkat nasional dan salah satu target yang diberikan kepada kami Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sidoarjo adalah bagaimana meningkatkan kualitas pendidikan dan relevansinya di setiap jenjang pendidikan,” jelasnya. (Foto atau ilustrasi dipenuhi dari Dokumentasi Kegiatan BBPMP Provinsi Jawa Timur dan Google Image)

Bagikan Tulisan